Antara MEA, Munas Golkar dan Terorisme

Antara MEA, Munas Golkar dan Terorisme

teroris-tangkap-121126b

Oleh : Abu Nisa., Aktivis Gerakan Kontemporer Indonesia

DI tengah kooptasi MEA 2015, dinamika politik berjalan cukup dinamis. Salah satunya ditunjukkan oleh friksi politik di internal tubuh Golkar yang baru saja dan masih menyelenggarakan munas. Dari Bali hingga Ancol. Masih segar pula suasana peredaman secara sistematis gerakan penolakan kenaikan BBM. Tak dipungkiri, sohib kekuasaan di negeri ini menghadapi beragam kenyataan politis. Antara ekspektasi dan realisasi. Seputar sepak terjang sosok Jokowi. Yang disinyalir mendatangkan angin segar perubahan melalui “revolusi mental”.

Di lain pihak ormas-ormas atau gerakan-gerakan Islam asyik merumuskan agenda perjuangan organisasi masing-masing. Baik yang searah maupun yang berlawanan. Ada yang bergerak lebih karena besarnya dorongan syahwat kepentingan. Di antaranya proyek akhir tahun  untuk menghabiskan anggaran oleh BNPT bersama Pondok Pesantren Al-Hikam asuhan KH Hasyim Muzadi (mantan ketua PBNU). Pada tanggal 6-8 Desember mengadakan Silaturahim Nasional, membahas penanganan terorisme.

Di saat bersamaan tanggal 5-7 Desember, Kementerian Agama bekerjasama dengan Mahkamah Konstitusi menggelar acara pendidikan konstitusi bagi para da’i dan pengasuh pondok pesantren. Nampaknya output dari rangkaian acara tersebut di antaranya berisi rekomendasi upaya penggalangan dukungan tentang perlunya UU Internal Security Act (ISA) di Indonesia. Sebuah regulasi yang paling berbahaya untuk kepentingan proyek war on terrorism yang sejatinya war on Islam.

Sebagai ekspresi penolakan terhadap kepemimpinan Ahok yang penuh dengan hidden agenda, Gerakan Masyarakat Jakarta dan FPI menggulirkan wacana kepala daerah tandingan.

Ibarat serangan, maka umat Islam di Indonesia menghadapi berbagai bombardir bertubi-tubi. Dari berbagai arah. Dengan menggunakan kekuatan opini media, legal frame, tekanan politik, dan operasi intelijen.

Hingga sadar atau tidak umat Islam ibarat buih di samudera yang luas terombang-ambing oleh deburan ombak yang bergelombang. Sayangnya, justru dihadapi oleh berbagai elemen umat Islam dengan berjalan masing-masing. Tanpa mencoba secara serius merumuskan agenda perjuangan bersama. Dengan mengelola sebuah momentum yang potensial sebagai pemantik.

Sumber: http://www.islampos.com/antara-mea-munas-golkar-dan-terorisme-151323/