Ini Cara Mentahnik Bayi A la Rasul

Ini Cara Mentahnik Bayi A la Rasul

Resep

Ini Cara Mentahnik Bayi A la Rasul

Jumat 15 Jamadilawal 1436 / 6 Maret 2015 13:30

kurma nabi

MENTAHNIK adalah mengunyah sesuatu lalu meletakkan dan mengusap-usapkan kunyahan itu di mulut bayi. Hal ini dilakukan agar bayi mau makan dan membuatnya kuat.

Sesungguhnya yang dimaksudkan di sini adalah tuntunan yang disyariatkan oleh Allah melalui petunjuk Nabi dan Rasul-Nya tentang mentahnik bayi yang baru lahir dengan menyuapinya sedikit kurma yang sudah dikunyah dan dibasahi.

Barangkali perlakuan ini selain dianggap sebagai tuntunan yang dianjurkan, juga akan menyenangkan bayi karena perhatian yang diberikan kepadanya, terlebih lagi buah kurma yang diberikan kepadanya dikunyahkan terlebih dahulu, sehingga meningkatkan kadar gula yang disukai olehnya.

Dalam tuntunan ini terkandung pengertian melatih sang bayi agar nanti terbiasa mengonsumsi makanan barunya yang pada mulanya hanya bisa ia sedot dengan mulutnya agar ia terbiasa.

Diriwayatkan dari Aisyah ra bahwa Nabi Saw sering menerima bayi yang didatangkan kepada beliau, lalu beliau mendoakan keberkatan untuknya dan juga mentahniknya. (HR Imam Muslim, Kitabul Adab, hadis nomor 4000).

Dalam kitab Shahihain disebutkan bahwa Asma’ ra datang dengan membawa bayinya yang baru lahir. Asma’ melanjutkan kisahnya: “Nabi Saw mentahniknya dengan buah kurma, kemudian mendoakan keberkatan buat bayinya.” Dalam hadis ini terkandung keterangan yang menganjurkan untuk membawa bayi yang baru lahir kepada orang-orang yang saleh agar memperoleh berkah dari doa mereka.

Dalam kitab Shahihain disebutkan pula sebuah riwayat melalui Anas ra yang telah mengatakan: “Ummu Sulaim melahirkan seorang bayi laki-laki, lalu dia menyerahkannya kepadaku untuk dibawa kepada Nabi Saw. Sebelum berangkat, terlebih dahulu aku mengambil buah kurma, lalu membawanya kepada Rasulullah Saw yang saat itu mengenakan bayu ‘ayaba. Beliau bertanya: “Apakah kamu membawa kurma?” Aku menjawab: “Ya!” Selanjutnya, mengambil beberapa butir kurma dan mengunyahnya dengan mulutnya dan membasahinya dengan ludah, lalu membuka mulut si bayi dan menyuapkan buah kurma itu ke mulutnya. Ternyata bayi itu menghisapinya dengan senang, sehingga Rasulullah Saw bersabda: “Kesukaan orang-orang Anshar adalah buah kurma.” Usai mentahniknya Nabi Saw memberinya nama Abdullah dan setelah anak itu tumbuh menjadi besar ternyata tiada seorang pemuda pun di kalangan Anshar yang lebih baik daripadanya. [Sumber: Islamic Parentig/Karya: Syaikh Jamal Abdurrahman/Penerbit: Aqwam]

islampos mobile :

Redaktur: Mawa Fauziah

« Yummy, Bihun Goreng Spesial




Ukhti, Ikhlaslah dalam Bekerja

Ukhti, Ikhlaslah dalam Bekerja

Lainnya

Ukhti, Ikhlaslah dalam Bekerja

Jumat 15 Jamadilawal 1436 / 6 Maret 2015 12:30

ihlas bekerja

HAL pertama yang harus diperhatiakan kaum wanita dalam bekerja agar iai sukses dan mendapatkan taufik dari Allah adalah mengikhlaskan niat. Setiap pekerjaan yang diikhlaskan niat karena Allah pasti diganjar pahala, bahkan sampai yang sangat pribadi sekalipun.

Setiap pekerjaan halal yang diniatkan untuk mendapat harta supaya bisa menghidupi diri berikut orang yang menjadi tanggungannya, agar tidak bergantung kepada orang lain dan agar bisa beribadah kepada Allah, berarti dia akan mendapatkan pahal. Salah satu syarat pekerjaan halal adalh meyakini bahwa pekerjaan itu hanyalah perantara, sementara pemberi rezeki adalah Allah SWT.

“Satu dinar yang engkau nafkahkah di jalan Allah, satu dinar yang engkau nafkahkah untuk memerdekakan budak, satu dinar yang engkau sedekahkan kepada orang miskin, satu dinar yang engkau nafkahkan kepada keluargamu, yang paling besar adalah yang engkau nafkahkan kepada keluargamu,” (HR. Muslim). [reni/islampos}

Sumber: Kiat Menjadi Muslimah Seutuhnya/karya: Adnan Tharsyah/Penerbit: Senayan Publishing

islampos mobile :

Redaktur: Reni Fatwa Gumilar

« Wanita, Ini Tipu Dayamu di Dunia




Penasehat MUI Bogor: Waspadai Pemelintiran Fakta Kasus Az Zikra

Penasehat MUI Bogor: Waspadai Pemelintiran Fakta Kasus Az Zikra

Nasional

Penasehat MUI Bogor: Waspadai Pemelintiran Fakta Kasus Az Zikra

Jumat 15 Jamadilawal 1436 / 6 Maret 2015 11:43

khaerul yunus MUI kabupaten bogor (2)

DEWAN Penasehat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor, Khaerul Yunus meminta agar masyarakat waspada terhadap usaha pemelintiran fakta terkait kasus pengeroyokan jama’ah Masjid Az Zikra.

Dirinya melihat ada upaya-upaya yang mengopinikan bahwa pihak Az Zikra, termasuk Ustadz Arifin Ilham, sebagai sumber masalah.

“Ada pihak-pihak yang berkata bahwa masalah ini terjadi justru karena Jama’ah Az Zikra memasang spanduk anti Syiah,” ujar Khaerul kepada Islampos di Bogor, Kamis (06/03/2015).

Menurutnya, upaya memutarbalikkan opini ini bertolak belakang dengan logika rasional.

“Andai di sebuah kampus memasang spanduk bertulis ‘Pemulung Dilarang Masuk’, lalu lantas pemulung menyerbu kampus sampai mengeroyok petugas keamanan, walau memulung tidak dilarang, tapi apa pengeroyokan macam itu bisa dibenarkan?” jelasnya.

Dalam tinjauannya, pemutarbalikkan opini ini berkembang karena munculnya sosok-sosok dengan identitas ‘susi’.

“Ini gagasan kelompok dengan identitas ‘susi’, mengaku bukan Syiah atau Sunni tapi mencampurkan keduanya,” ungkapnya. [eza/Islampos]

islampos mobile :

Redaktur: Azeza Ibrahim

« Dr. Irfan Syauqi Beik: Amil Harus Kelola Zakat sesuai Syariah




Orang Tertua di Dunia Rayakan Ulang Tahun ke-117

Orang Tertua di Dunia Rayakan Ulang Tahun ke-117

Worlds-oldest-living-person-turns-117-with-televised-ceremony

UMUR dan rizki telah diatur oleh Allah SWT. tidak ada yang bisa menentang kehendaknya.

Orang tertua di dunia yang berusia 117 tahun, dikabarkan telah melangsungkan sebuah upacara perayaan yang disiarkan televisi di Jepang.

Misao Okawa, yang telah disertifikasi oleh Guinness World Records sebagai orang tertua di dunia tahun 2013, lahir 5 Maret 1898, di Tenma, Jepang, dan merayakan ulang tahunnya dengan upacara yang disiarkan televisi dan disajikan dengan karangan bunga oleh pejabat pemerintah.

Ketika ditanya tentang rahasia hidupnya yang panjang, Okawa menyindir, “Saya bertanya-tanya tentang itu juga!”

Okawa, yang suaminya meninggal pada tahun 1931, memiliki tiga anak, empat cucu dan enam cicit, demikian Upi.com.

Bagi kita umat muslim, sudah tua semestinya semakin beriman. Bukan dengan merayakan ulang tahun, betul apa betul? [ds/islampos]

islampos mobile :

Redaktur: Sri Mulyati

13 – Angka Terindah Menunjuk Surga

13 â€" Angka Terindah Menunjuk Surga

angka 13

JIKA kematian terindah itu dimulai dengan ibadah, maka persiapkan lahir-batinmu di angka 13. Percayalah, angka 13 bukan sebuah kesialan, justru di balik angka tersebut ada rahasia untuk menemukan surga-Nya.

Barangkali doktrin 13 sebagai angka sial itu upaya untuk menciptakan sugesti negatif yang melemahkan keimanan kita. Seburuk-buruknya kaum ialah yang mengikuti paham tertentu sementara tidak sebenar mendalaminya secara bijaksana.

Angka 13 kerap dianggap angka sial. Segala yang dimulai dengan angka 13 dianggap akan berakhir dengan keburukan. Sungguh, doktrin ini menyesatkan dan sangat tidak mendasar.

Bagi umat Muslim, angka 13 justru menjadi salah satu angka terbaik yang menjadi upaya untuk menegakkan tiang agama, yakni dengan menjalankan ibadah shalat.

Rukun shalat ada 13, yaitu:

1. Berdiri bagi yang mampu

Berdiri tegak pada saat shalat fardhu untuk orang yang mampu, Dalilnya terdapat pada firman Allah ‘azza wa jalla QS:Al-Baqarah:238: “Jagalah shalat-shalat dan shalat wustha (Shalat Ashar) serta berdirilah untuk Allah ‘azza wa jalla dengan khusyu.”

2. Takbiiratul-ihraam,

Takbiiratul-ihraam ialah mengucapan: ‘Allahu Akbar’, tidak boleh dengan ucapan atau kata lain. Dalilnya hadist riwayat Abu Dawud yang disahihkan Al-Hakim: “Pembukaan (dimulainya) shalat dengan takbir dan diakhiri salam.”

3. Membaca Al-Fatihah
Membaca Al-Fatihah merupakan rukun pada setiap raka’at, sebagaimana yang tercantum dalam hadits Muttafaqun ‘alaih: ” Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Al-Fatihah.”

4. Ruku’

5. I’tidal atau Berdiri tegak setelah ruku’

6. Sujud dengan tujuh anggota tubuh

7. Duduk di antara dua sujud

Membahas Duduk di antara dua sujud terdapat Dalil dari rukun ini ialah firman Allah ‘azza wa jalla QS: Al-Hajj:77: “Wahai orang-orang yang beriman ruku’lah dan sujudlah.”

8. Thuma’ninah dalam semua amalan shalat

9. Tertib urutan untuk tiap rukun yang dikerjakan

Dalil rukun-rukun ini adalah hadits musii` (orang yang salah shalatnya),
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk mesjid, lalu seseorang masuk dan melakukan shalat lalu ia datang memberi salam kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab salamnya dan bersabda: ‘Kembali! Ulangi shalatmu! Karena kamu belum shalat (dengan benar)!, … Orang itu melakukan lagi seperti shalatnya yang tadi, lalu ia datang memberi salam kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab salamnya dan bersabda: ‘Kembali! Ulangi shalatmu!t Karena kamu belum shalat (dengan benar)!, … sampai ia melakukannya tiga kali, lalu ia berkata: ‘Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan kebenaran sebagai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, saya tidak sanggup melakukan yang lebih baik dari ini maka ajarilah saya!’ Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya: ‘Jika kamu berdiri hendak melakukan shalat, takbirlah, baca apa yang mudah (yang kamu hafal) dari Al-Qur`an, kemudian ruku’lah hingga kamu tenang dalam ruku’, lalu bangkit hingga kamu tegak berdiri, sujudlah hingga kamu tenang dalam sujud, bangkitlah hingga kamu tenang dalam duduk, lalu lakukanlah hal itu pada semua shalatmu.” (HR. Abu Dawud dan dishahihkan Al-Hakim)

10. Tasyahhud Akhir

Tasyahhud akhir termasuk rukun shalat sesuai hadits dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Tadinya, sebelum diwajibkan tasyahhud atas kami, kami mengucapkan: ‘Assalaamu ‘alallaahi min ‘ibaadih, assalaamu ‘alaa Jibriil wa Miikaa`iil (Keselamatan atas Allah ‘azza wa jalla dari para hamba-Nya dan keselamatan atas Jibril ‘alaihis salam dan Mikail ‘alaihis salam)’, maka Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Jangan kalian mengatakan, ‘Assalaamu ‘alallaahi min ‘ibaadih (Keselamatan atas Allah ‘azza wa jalla dari para hamba-Nya)’, sebab sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla Dialah As-Salam (Dzat Yang Memberi Keselamatan) akan tetapi katakanlah, ‘Segala penghormatan bagi Allah, shalawat, dan kebaikan’, …”

Lalu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan hadits keseluruhannya. Lafazh tasyahhud bisa dilihat dalam kitab-kitab yang membahas tentang shalat seperti kitab Shifatu Shalaatin Nabiy, karya Asy-Syaikh Al-Albaniy dan kitab yang lainnya.

11. Duduk Tasyahhud Akhir

Sesuai sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika seseorang dari kalian duduk dalam shalat maka hendaklah ia mengucapkan At-Tahiyyat.” (Muttafaqun ‘alaih)

12. Shalawat atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika seseorang dari kalian shalat… (hingga ucapannya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam) lalu hendaklah ia bershalawat atas Nabi.”

Pada lafazh yang lain, “Hendaklah ia bershalawat atas Nabi lalu berdoa.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

13. Dua Kali Salam
Sesuai sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “… dan penutupnya (shalat) ialah salam.”

Lalu adakah kita masih takut dengan angka 13, padahal itu hanyalah sebuah ketakutan yang bisa jadi disebarkan untuk mengikis pengetahuan kita perihal betapa keistimewaan angka 13 yang terangkum dalam rukun-rukun shalat. Selamat merenung, semoga kita bukan termasuk golongan hamba yang merugi karena mengikuti sebuah budaya tanpa mengkaji lebih jauh apakah kebudayaan itu benar atau tidaknya. [Arief Siddiq Razaan]

II ASR. 05. 03. 2015

islampos mobile :

Redaktur: Saad Saefullah

Rukun dan Syarat Jual Beli

Rukun dan Syarat Jual Beli

jual beli dlm islam

PERJANJIAN jual beli merupakan perbuatan hukum yang mempunyai konsekuensi terjadinya peralihan hak atas sesuatu barang dari pihak penjual kepada pihak pembeli, maka dengan sendirinya dalam perbuatan hukum ini haruslah dipenuhi rukun dan syarat jual beli. Adapun yang menjadi rukun dalam jual beli adalah:

  1. Adanya pihak penjual dan pembeli
  2. Adanya uang dan benda
  3. Adanya lafal

Dalam suatu perbuatan jual beli, ketiga rukun itu hendaklah dipenuhi, sebab apabila salah satu rukun tidak terpenuhi, maka perbuatan tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai perbuatan jual beli.

Jual beli haruslah memenuhi syarat, baik tentang subjeknya, tentang objeknya, dan tentang lafal.

  1. Subjeknya

Kedua belah pihak yang melakukan jual beli haruslah :

Pertama, berakal agar dia tidak terkicuh. Orang gila atau bodoh tidak sah dalam melakukan jual beli.

Kedua, dengan kehendaknya sendiri (tidak dipaksa).

“Hai orang â€"orang yang berimana, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan perniagaan (jual beli,pen) yang berlaku dengan keadaan suka sama suka diantara kamu …” (QS. An-Nisa ayat 29)

Ketiga, keduanya tidak mubazir. Pihak yang mengikatkan diri dalam perjanjian jual beli bukanlah manusia yang boros.

Keempat, baligh.

  1. Tentang Objeknya

Yang dimaksud dengan objek jual beli adalah benda yang menjadi sebab terjadinya jual beli. Benda yang dijadikan sebagai objek jual beli haruslah memebuhi syarat-syarat berikut:

Pertama, bersih barangnya. Ialah barang yang diperjualbelikan bukanlah benda yang dikualifikasi sebagai benda najis, atau digolongkan sebagai benda yang diharamkan. Hal itu didasarkan pada ketentuan: Dari Jabin Bin Abdullah, berkata Rasulullah SAW: ….. “Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan menjual arak (minuman yang memabukkan) dan bangkai, begitu juga babi dan berhala …” (Sepakat ahli hadis)

Kedua, dapat dimanfaatkan. Kemanfatan barang tersebut sesuai dengan hukum dan syariat Islam. Maksudnya memanfaatkannya sesuai dengan ketentuan norma agama.

Ketiga, milik orang yang melakukan akad. Maksudnya bahwa orang yang melakkan perjanijian jual beli atas sesuatu barang adalah pemilik sah barang tersebut dan telah mendapat izin dari pemilik sah barang tersbut.

Keempat, mampu menyerahkan. Maksunya penjual (sebagai pemilik maupun sebagai kuasa) dapat menyerahkan barang yang dijadikannya sebagai objek jual beli sesuai dengan bentuk dan jumlah yang dieprjanjikan pada waktu penyerahan barang kepada pembeli.

Kelima, mengetahui. Maksudnya melihat sendiri keadaan barang, baik mengenai takaran, timbangan dan kualitasnya.

Keenama, barang yang diakadkan di tangan. Menyangkut perjanjian jual beli atas sesuatu barang yang belum ditangan (tidak berada dalam penguasaan penjual).

  1. Risiko

Ialah suatu peristiwa yang mengakbatkan barang tersebut (yang dijadikan sebagai objek perjanjian jual beli) mengalami kerusakan. Peristiwa ini tidak dikehendaki oleh kedua belah pihak. Berarti terjadinya suatu keadaan yang memaksa di luar jangkauan para pihak. [reni/islampos]

Sumber: Hukum Ekonomi Islam/karya: Suhrawandi dan Farid/Penerbit:Sinar Grafika

islampos mobile :

Redaktur: Reni Fatwa Gumilar

Inilah Tanda-tanda Gelapnya Hati pada Diri Manusia

Inilah Tanda-tanda Gelapnya Hati pada Diri Manusia

Palestinian youth prays on street outside destroyed mosque in Mughraqa

KEIMANAN tidak akan terlihat secara dhahiriah, namun akan terasa dan terdeteksi akan prilakunya. Iman yang kuat akan terlihat dengan ibadah seseorang kepada Allah lancar dan baik dan hatipun akan berada dalam ketenangan dan kesehatan hati, lain halnya dengan hati yang sakit, kepribadian akan terlihat buruk karena hati sedang tertutup oleh kemaksiatan, disitulah iman mulai terlihat sakit.

Turunnya iman atau hati yang sakit disebabkan oleh beberapa faktor sehingga prilaku yang ditampakkan pun akan tidak sesuai dengan prilaku ketika iman berada di atas. Iman yang turun berarti ia sedang berada melakukan kemaksiatan, baik maksiat hal kecil maupun kemaksiatan yang dianggap besar.

Di antara tanda-tanda hati yang sakit ialah:

1. Sulit meraih sesuatu yang diciptakan baginya
Misalnya, mengetahui Allah, mencintai-Nya, rindu ingin berjumpa dengan-Nya, berserah diri kepada-Nya, dan mengutamakan-Nya atas segala keinginan. Namun hati yang sakit, ia lebih mengutamakan syahwatnya daripada taat dan cinta kepada Allah sebagaimana firman Allah ta’alaa,
أَرَأَيÙ'تَ مَنِ اتÙ'َخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنÙ'تَ تَكُونُ عَلَيÙ'هِ وَكِيلا
“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Ilahnya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?” (Al-Furqon: 43).
Sebagian ulama salaf mengatakan, “Itulah hati yang apabila menginginkan sesuatu, ia menurutinya. Lalu, ia mengarungi hidup di dunia ini seperti seekor binatang yang tidak mengetahui Rabb-nya dan tidak menyembah-Nya dengan menaati perintah dan larangan-Nya. Sebagaimana terjemahan firman Allah ta’alaa. ‘Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mukmin dan beramal shalih ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka.’” (Muhammad: 12).

Besarnya pahala sesuai jenis amalnya. Ia tidak menjalani hidup seperti yang dicintai dan diridhai Allah. Akan tetapi, ia justru menjalani hidup untuk bermaksiat kepada Allah dengan fasilitas nikmat-Nya.

Saat di akhirat pun, ia tidak akan merasakan ketenangan. Ia tidak mati dan tidak pula hidup. Allah ta’alaa berfirman,
يَتَجَرÙ'َعُهُ وَلا يَكَادُ يُسِيغُهُ ÙˆÙŽÙŠÙŽØ£Ù'تِيهِ الÙ'Ù…ÙŽÙˆÙ'تُ مِنÙ' كُلِÙ' مَكَانٍ وَمَا هُوَ بِمَيِÙ'تٍ وَمِنÙ' وَرَائِهِ عَذَابٌ غَلِيظ
“Diminumnya air nanah itu dan hampir ia tidak bisa menelannya dan datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi ia tidak juga mati, dan di hadapannya masih ada adzab yang berat.” (Ibrahim: 17).

2. Tidak merasa sakit karena luka-luka maksiat
Sebagaimana sebuah ungkapan, “Orang mati tidak bisa merasakan sakit”. Hati yang sehat akan merasa sakit dan menderita karena maksiat. Sehingga, hal itu membersitkan keinginannya untuk bertaubat dan kembali kepada Allah.

Sebagaimana firman Allah ta’alaa,
إِنÙ'ÙŽ الÙ'َذِينَ اتÙ'ÙŽÙ‚ÙŽÙˆÙ'ا إِذَا مَسÙ'َهُمÙ' طَائِفٌ مِنَ الشÙ'ÙŽÙŠÙ'طَانِ تَذَكÙ'َرُوا فَإِذَا هُمÙ' مُبÙ'صِرُون
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (Al-A’raf: 201).
Allah ta’alaa juga berfirman ketika menyifati orang-orang yang bertakwa,
وَالÙ'َذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً Ø£ÙŽÙˆÙ' ظَلَمُوا Ø£ÙŽÙ†Ù'فُسَهُمÙ' ذَكَرُوا اللÙ'ÙŽÙ‡ÙŽ فَاسÙ'تَغÙ'فَرُوا لِذُنُوبِهِمÙ' ÙˆÙŽÙ…ÙŽÙ†Ù' يَغÙ'فِرُ الذÙ'ُنُوبَ إِلا اللÙ'َهُ ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙ…Ù' يُصِرÙ'ُوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمÙ' يَعÙ'لَمُونَ
“Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka…” (Ali ‘Imran: 135).
Maksudnya, mereka ingat akan keagungan Allah ta’alaa, ancaman-Nya, dan siksa-Nya. Sehingga, hal itu membersitkan keinginan mereka untuk bertaubat. Orang yang hatinya sakit akan selalu mengiringi kejelekan dengan kejelekan pula.
Ketika al-Hasan menjelaskan firman Allah ta’alaa,
كَلا بَلÙ' رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمÙ' مَا كَانُوا ÙŠÙŽÙƒÙ'سِبُونَ
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (Al-Muthaffifin: 14). Ia berkata, “Hal itu adalah dosa di atas dosa. Sehingga, hati menjadi buta. Adapun hati yang hidup, ia selalu mengiringi keburukan dengan kebaikan dan mengiringi perbuatan dosa dengan taubat.”

3. Pemiliknya tak merasa sakit dengan kebodohonnya terhadap kebenaran

Hati yang sehat akan merasa sakit dengan perkara-perkara syubhat yang menjangkitinya. Ia juga merasa sakit dengan kebodohannya terhadap kebenaran dan akidah-akidah yang batil. Oleh sebab itu, kebodohan merupakan musibah terbesar bagi orang yang hatinya hidup.

Sebagian ulama menuturkan, “Tidak ada dosa maksiat kepada Allah yang lebih jelek daripada kebodohan.” Dikatakan kepada Imam Sahl, “Wahai abu Muhammad, apakah yang lebih jelek dari kebodohan?” Jawabnya, “Bodoh terhadap kebodohan (maksudnya, orang bodoh yang tidak tahu kebodohannya).”

4. Pemiliknya beralih dari makanan-makanan bergizi kepada racun yang mematikan

Hal ini sebagaimana kebanyakan manusia yang berpaling dari mendengarkan al-Qur’an yang telah difirmankan Allah ta’alaa,
وَنُنَزِÙ'لُ مِنَ الÙ'قُرÙ'آنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحÙ'مَةٌ لِلÙ'مُؤÙ'مِنِينَ وَلا يَزِيدُ الظÙ'َالِمِينَ إِلا خَسَارً“Dan kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zhalim selain kerugian.” (Al-Isra’: 82).
Mereka mendengarkan nyanyian yang menumbuhkan kemunafikan dalam hati dan menggugah syahwat. Di dalamnya pula terkandung kekufuran kepada Allah ta’alaa. Seorang hamba akan lebih mengutamakan maksiat karena kecintaannya pada hal-hal yang dimurkai Allah dan Rasul-Nya. Dengan demikian, mengutamakan maksiat ialah buah dari penyakit hati dan hal itu kian memperparah penyakit dalam hatinya.

Selama hati sehat, ia akan cinta pada apa yang dicintai Allah dan apa yang dicintai Rasul-Nya. Allah ta’alaa berfirman,
وَاعÙ'لَمُوا Ø£ÙŽÙ†Ù'ÙŽ فِيكُمÙ' رَسُولَ اللÙ'َهِ Ù„ÙŽÙˆÙ' يُطِيعُكُمÙ' فِي كَثِيرٍ مِنَ الأمÙ'رِ لَعَنِتÙ'ُمÙ' وَلَكِنÙ'ÙŽ اللÙ'ÙŽÙ‡ÙŽ حَبÙ'َبَ إِلَيÙ'كُمُ الإيمَانَ وَزَيÙ'َنَهُ فِي قُلُوبِكُمÙ' وَكَرÙ'ÙŽÙ‡ÙŽ إِلَيÙ'كُمُ الÙ'كُفÙ'رَ وَالÙ'فُسُوقَ وَالÙ'عِصÙ'يَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرÙ'َاشِدُونَ
“Dan ketahuilah olehmu, bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kemu mendapat kesusuah, tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatinya serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.” (Al-Hujurat: 7).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Akan merasakan manisnya keimanan, orang yang rela Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Nabi.” (HR. Muslim).

Beliau juga bersabda,
“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga aku lebih ia cintai daripada dirinya sendiri, anak, dan keluarganya serta manusia semuanya.” (HR. Al-Bukhari).

5. Pemiliknya menghuni dunia dengan perasaan ridha, tenang, dan tidak merasa asing, serta tidak mengharap akhirat dan tidak beramal untuknya.
Setiap kali hati pulih dari sakitnya, ia akan “pergi” ke akhirat. Sementara pemilik hati yang sakit, penampilan lahirnya akan berbeda dengan batinnya. Ia melihat apa yang mereka lakukan, tapi mereka tidak melihat apa yang ia lakukan.
Pemilik hati yang sehat, akan merasa asing dengan kehidupan dunia yang penuh gemerlap. Kondisinya sebagaimana yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wasiatkan dalam haditsnya, beliau bersabda,
“Jadilah engkau di dunia laksana orang asing, atau orang yang menyeberangi jalan.” (HR. Al-Bukhari).

Maka dari itu, agar hati kita tetap berada dalam kesehatan jasmani maupun rohani. Caranya kita harus menghindari prilaku yang tidak disukai Allah yaitu berupa kemaksiatan. Dan tetap menjaga keimanan agar tetap konstan atau naik, sehingga amal dan perbuatan semata-mata jauh dari kenistaan dan kegelapan hati.
[Karya: Syaikh Ahmad Farid/Penerbit Ummul Qurra, Jakarta]

islampos mobile :

Redaktur: Mawa Fauziah

Jilbab Syar’i, Jalan Pendakian Menuju Surga

Jilbab Syar’i, Jalan Pendakian Menuju Surga

aksesoris-jilbab-berbahan-kain

Oleh: Ramadhan Azizi

SAAT sebuah kata kau dengar dariNya, manusia. apakah engkau merindukan surga? Tak banyak yang menapik bahwa engkau teramat sering mengharapkan dan mendamba bahwa engkau ingin bersinggah di tempat yang sering kau sebut-sebut dalam setiap luahan do’amu, surga.

Surga, pesonanya memikat milyaran jiwa yang hidup. Ada jiwa yang berusaha tanpa henti dan berjuang keras, ada pula yang jatuh bangun untuk mendapatkannya. Tapi, adapula jiwa yang rapuh dan mudah putus asa, sehingga membiarkan dirinya tenggelam dalam genangan dosa. Mengapa bisa terjadi? tak jarang banyak jiwa yang memandang lemah, merasa jalan ke surga itu sulit, melelahkan serta banyak rintangan dan mustahil untuk dilalui.

Wahai jiwa yang lemah, saat kau hampir putus asa, atau telah berputus asa. Adakah gerangan jiwamu tuk membangkitkan hati nurani dalam jiwamu? dan adakah engkau perlahan mencoba tuk berusaha merubah jalan takdirmu, menuju jalan ketaqwaan. bukankah engkau merindukan surga?

Saat kau benar merindukan surga, aku hanya ingin menguntai cinta dalam secarik tulisan ini. khususmu, wahai engkau  muslimah. betapa banyak hal yang ingin ku sampaikan.

Muslimah, adakah kau ingat saat dahulu kaummu hidup dalam kesengsaraan. saat semua orang membenci kelahiran anak perempuan sepertimu. Semua ingat masa-masa itu… penuh kebencian! Kau dikubur hidup-hidup saat kau baru membuka pertama kali matamu ke dunia. Ingatkah? itulah saat masa jahiliyah itu. Namun ingatkah, saat Islam datang membawa pesonanya mengubah paradigma masa jahiliyah.

Seorang wanita dan kaum perempuan memperoleh berbagai kemuliaan, penghargaan, penghormatan dan perlindungan  secara fulltime dan sangat sempurna. Jangan kau coba menapik ini. Salah satu bukti nyata dari tingginya perhatian Islam terhadap engkau adanya perintah berjilbab. Islam memandang jauh dari sekedar pikiranmu yang terbatas terhadap dirimu sendiri. Hakikatnya, perintah itu tuk melindungimu.

Bukankah berjilbab merupakan kewajiban yang ditaklifkan (dibebankan) kepada seorang wanita muslim? Setiap muslimah wajib mengenakan jilbab yang menutupi anggota tubuh kecuali muka dan telapak tangan.

Apa Itu Bali Nine?

Apa Itu Bali Nine?

This combo shows photos taken between 13
ISTILAH ‘Bali Nine’ kini ramai diberitakan berbagai media, baik cetak maupun elektronik. Belum lagi, dengan hebohnya aksi penggalangan koin Australia yang tentu berkaitan dengan kasus ‘Bali nine’ ini. Lalu, apa sebenarnya Bali nine ini?

Seperti yang ditulis Wikipedia, ‘Bali nine’ adalah sebutan yang diberikan media massa kepada 9 warga Australia yang ditangkap pada 17 April 2005 di Bali. Mereka ditangkap polisi dalam usaha menyelundupkan heroin seberat 8,2 kg dari Indonesia ke Australia.

Adapun kesembilan orang tersebut adalah : Andrew Chan â€" disebut pihak kepolisian sebagai “godfather” kelompok ini, Myuran Sukumaran, Si Yi Chen, Michael Czugaj, Renae Lawrence, Tach Duc Thanh Nguyen, Matthew Norman, Scott Rush, dan Martin Stephens.

4 dari 9 pelaku tersebut, Czugaj, Rush, Stephens, dan Lawrence ditangkap di Bandara Ngurah Rai saat sedang menaiki pesawat tujuan Australia. Keempatnya ditemukan membawa heroin yang dipasang di tubuh.

Sedangkan Andrew Chan ditangkap di sebuah pesawat yang terpisah saat hendak berangkat, namun pada dirinya tidak ditemukan obat terlarang. Empat orang lainnya, Nguyen, Sukumaran, Chen dan Norman ditangkap di Hotel Melasti di Kuta karena menyimpan heroin sejumlah 350g dan barang-barang lainnya yang mengindikasikan keterlibatan mereka dalam usaha penyelundupan tersebut.

Awalnya, pada 13 Februari 2006, Pengadilan Negeri Denpasar memvonis Lawrence dan Rush dengan hukuman penjara seumur hidup. Sehari kemudian, Czugaj dan Stephens menerima vonis yang sama. Sukumaran dan Chan, dua tokoh yang dianggap berperan penting, divonis hukuman mati. Kemudian pada 15 Februari, Nguyen, Chen, dan Norman juga divonis penjara seumur hidup oleh para hakim.

Proses hukum kesembilan pelaku ini terus mengalami dinamika selama bertahun-tahun. Hingga pada tahun 2015, kasus hukuman mati yang dijatuhkan kepada Andrew Chan dan Myuran Sukumaran benar-benar menjadi ‘tranding topic’ di Indonesia. Pasalnya, Australia mati-matian membela nyawa kedua warganya agar tidak dihukum mati. Mulai dari diungkit-ungkitnya bantuan Australia saat Tsunami Aceh, hingga muncul gerakan pengumpulan koin untuk Australia. Hingga kini yang terbaru, Australia meminta ‘barter’ tahanan.

“Apa yang kita ingin lakukan adalah memiliki kesempatan untuk berbicara, tentang pilihan yang mungkin masih tersedia. Seputar transfer tahanan, pertukaran tawanan,” kata Menlu Australia Julie Bishop lewat sambungan telepon dengan Menlu Indonesia Retno Marsudi pada Selasa (3/3/2015). Keterangan ini dilaporkan The Caberra News pada Kamis (5/3/2015).

Kesepakatan yang dimaksud Bishop, disebut melibatkan warga Indonesia yang mendekam di tahanan Negeri Kanguru. Mereka adalah Kristito Mandagi, Saud Siregar dan Ismunandar. Senasib dengan Bali nine, ketiga WNI ini juga ditangkap atas kasus penyelundupan narkoba. [sm/islampos]

islampos mobile :

Redaktur: Sodikin Maulana

Ribuan Pengungsi di Turki Telah Kembali Pulang ke Kobani

Ribuan Pengungsi di Turki Telah Kembali Pulang ke Kobani

Berita Suriah

Ribuan Pengungsi di Turki Telah Kembali Pulang ke Kobani

Jumat 15 Jamadilawal 1436 / 6 Maret 2015 01:45

penguungsi

RIBUAN pengungsi suku Kurdi dari Kobani Suriah dikabarkan telah kembali pulang ke rumah masing-masing, di tengah kekhawatiran atas apa yang mereka akan temukan setelah empat bulan pertempuran berat.

Kurdi Suriah kembali Kobani pada akhir Januari setelah berbulan-bulan pertempuran sengit yang menyapu hampir semua penduduk di daerah itu. Sekitar 200.000 warga Kobani melarikan diri ke kota tetangga Turki dari Suruc di provinsi Sanliurfa dalam satu pekan pada awal Oktober, demikian World Bulletin.

Sejauh ini, lebih dari 10.000 orang telah meninggalkan Turki. Pada hari Rabu (4/3/2015), 1.500 warga Kobani melewati gerbang perbatasan Mursitpinar Turki, yang menghubungkan Kobani dan Suruc.

Mustapha Beki, warga Kobani yang meninggalkan rumahnya kurang dari enam bulan yang lalu, menetap di kota Halfeti, adalah salah satu dari ribuan oang yang akan kembali.

“Kami tahu bahwa kami tidak memiliki hal yang tersisa di sana. Rumah kami hancur. Kami hanya ingin berhenti membebani orang di sini dan akan kembali ke tanah air kami,” kata Beki, sebelum melewati gerbang Mursitpinar. [ds/islampos]

islampos mobile :

Redaktur: Sri Mulyati

« Serangan Udara Rezim Suriah Tewaskan 18 Warga Sipil




Kerja Keras Rasulullah SAW, Dari Pengembala Kambing Hingga Pedagang Barang Khadijah

Kerja Keras Rasulullah SAW, Dari Pengembala Kambing Hingga Pedagang Barang Khadijah

Sirah

Kerja Keras Rasulullah SAW, Dari Pengembala Kambing Hingga Pedagang Barang Khadijah

Kamis 14 Jamadilawal 1436 / 5 Maret 2015 23:00

padang pasir

DI PERMULAAN masa mudanya, Rasulullah SAW tidak memiliki pekerjaan tetap, riwayat menyebutkan bahwa beliau SAW bekerja sebagi pengembala kambing. Riwayat lain bahkan menyebut Rasulullah SAW mengembala kambing di perkampungan Bani Sa’ad.

Dengan mengembala kambing itu, Rasulullah mendapatkan upah harian dari pemilik kambing sebesar beberapa qirath (bagian dari dinar).

Pada usianya yang menginjak 25 tahun, Rasulullah bekerja dengan berdagang ke negeri Syam dengan modal dari Khadijah RA.

Ibnu Ishaq berkata, Khadijah binti Khuwalid adalah saudagar wanita keturunan bangsawan dan kaya raya. Dia memperkerjakan laki-laki dan melakukan sistem bagi hasil terhadap modal tersebut sebagai keuntungan mereka pada nantinya.

Kabilah Quraisy dikenal sebagi pedagang handal. Tatkala sampai kepada telinga Khadijah RA. tentang tentang kejujuran bicara, amanah, dan akhlak Rasulullah SAW, Khadijah mengutus seseorang untuk menemuinya. Ia menawarkan kepadanya untuk memperdagangkanharta miliknya tersebut ke Syams dengan imbalan yang paling istimewa yang tidak pernah diberikan kepada pedagan lainnya.

Dengan didampingi oleh budak laki-laki Khadijah RA. yang bernama Maisarah, Rasulullah SAW menerima tawaran tersebut dan berangkat dengan barang-barang dagangan Khadijah RA. bersama Maisarah hingga ke negeri Syams.

Begitulah sikap Rasulullah SAW. Kejujuran dan keamanahannya membuat Khadijah RA. sang sadagar mempercayakan kepadanya hartanya untuk diperdagangkan bahkan dengan imbalan yang mulia. Cukuplah Rasulullah SAW memberikan contoh kepada kita bahwa orang yang jujur akan meraih kemenenagan.  [ds/islampos]

islampos mobile :

Redaktur: Sri Mulyati

« Pelukis Berjiwa Pemimpin




Hodges: Untuk Hentikan ISIS Kita Harus Keringkan Keuangan Mereka

Hodges: Untuk Hentikan ISIS Kita Harus Keringkan Keuangan Mereka

Dunia

Hodges: Untuk Hentikan ISIS Kita Harus Keringkan Keuangan Mereka

Kamis 14 Jamadilawal 1436 / 5 Maret 2015 23:55

commandersss

KOMANDAN AS di Eropa Ben Hodges mendesak upaya yang lebih kuat untuk memotong sumber daya keuangan ISIS. Ia menggarisbawahi bahwa serangan militer saja tidak bisa menjadi solusi untuk mengalahkan kelompok.

World Bulletin melaporkan pada hari Kamis (5/3/2015).

“Untuk menghentikan ISIS, kita harus mengeringkan sumber daya keuangan mereka, mereka tampaknya memiliki sumber daya keuangan hampir tak terbatas, ini datang dari suatu tempat yaitu uang yang mereka curi dari bank di Mosul” kata Hodges dalam sebuah eksklusif wawancara.

Dia mengatakan bahwa salah satu sumber keuangan penting ISIS adalah hasil  penjualan minyak di pasar gelap. Hodges berpendapat bahwa beberapa negara Teluk juga menyediakan dana untuk kelompok ISIS.

ISIS telah menguasai petak-petak Irak dan Suriah meskipun serangan udara yang dilakukan oleh pasukan koalisi pimpinan AS berlangsung sejak Agustus 2014.

Pembantaian dan deportasi besar-besaran penduduk setempat telah memicu kecaman internasional dan menyebabkan penciptaan dari koalisi internasional melawan kelompok ini. [ds/islampos]

islampos mobile :

Redaktur: Sri Mulyati

« Dua Pesawat Tempur Tak Dikenal Bom Bandara Zintan Libya




Serangan Udara Rezim Suriah Tewaskan 18 Warga Sipil

Serangan Udara Rezim Suriah Tewaskan 18 Warga Sipil

Berita Suriah

Serangan Udara Rezim Suriah Tewaskan 18 Warga Sipil

Kamis 14 Jamadilawal 1436 / 5 Maret 2015 22:45

airstrike

SERANGAN Angkatan Udara rezim Suriah dilaporkan telah menewaskan 18 warga sipil, termasuk tujuh siswa sekolah pada hari Kamis (5/3/2015) di Aleppo dan Idlib provinsi Suriah utara.

Sebuah rudal yang ditembakkan oleh jet rezim diduga telah menargetkan sekolah di desa Armanaz di Idlib yang menewaskan tiga guru dan tujuh siswa. Komisi Revolusi Suriah mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Dilansir World Bulletin, selain korban tewas, banyak siswa juga terluka dalam serangan itu dan gedung sekolah juga mengalami kerusakan berat.

“Sebelumnya, sebuah helikopter rezim juga menargetkan wilayah Kadi Askar yang dikuasai oposisi di Aleppo,  insiden ini menewaskan delapan warga sipil dan melukai puluhan orang lainnya,” kata sumber medis.

Serangan itu juga menyebabkan kerusakan parah pada daerah perumahan. [ds/islampos]

islampos mobile :

Redaktur: Sri Mulyati

« Bahas Gencatan Senjata, Utusan PBB Segera Tiba di Damaskus




Ketika Keguguran Terjadi, Inilah Syurga Ibu

Ketika Keguguran Terjadi, Inilah Syurga Ibu

anak dan ibu

SEMUA calon orang tua pasti tidak menginginkan calon yang ada dalam kandungannya mengalami keguguran. Berbeda dengan calon ibu yang tidak siap dengan kehadiran sang bayi, mereka akan melakukan tindakan yang Allah tidak menyukainya, sungguh Allah melaknatnya.

Kekhawatiran bagi seorang calon ibu yang mengharapkan anaknya dapat lahir, ketika diperjalanan Allah malah berkehendak lain. Kita sebagai hamba-Nya harus tetap berhusnudzon, sebab Banyak hadits dalam hal ini yang sangat menggembirakan hati orang yang mendengarnya. Antar lain, Mu’adz bin Jabal radliyallahu ‘anhu pernah menyampaikan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالذÙ'ِي نَفسِي بِيَدِهِ إِنÙ'ÙŽ السَقطَ لَيَجُر أُمÙ'َهُ بِسررهِ إِلَى الجَنÙ'َةِ إِذَا احتَسَبَتهُ
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya bayi yang gugur benar-benar akan menarik ibunya dengan tali pusarnya ke surga bila ibunya rela dengan itu,” (Riwayat Ibnu Majah, Kitabul-Janaaiz (1632), dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Sunan Ibnu Majah, no. 1315.)

Maksudnya, ibunya bersabar dengan ujian yang ia hadapi berupa keguguran.

Ali radliyallahu ‘anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya bayi yang gugur benar-benar akan memprotes Rabbnya bila kedua orang tuanya dimasukkan ke dalam neraka. Hingga dikatakan kepadanya, ‘Wahai bayi yang gugur dan memprotes Rabbnya, masukkanlah kedua orang tuamu ke dalam surga.’ Ia pun menarik keduanya dengan tali pusarnya untuk dimasukkan ke dalam surga.”

Makna yuraaghimu Rabbahu, adalah marah dan menentang. Maksudnya, ia akan datang dalam keadaan marah karena ayah dan ibu (dimasukkan ke neraka). (An-Nihayah, Ibnul-Atsir, bab. Raghima).

Perhatikanlah, bagaimana besarnya perhatian Islam kepada manusia meskipun masih berupa janin. Seorang ibu pun yang sangat mengharapkan lahirnya sang bayi, maka jika Allah berkehendak lain, kunci yang harus dipegang adalah tetap bersabar. Dan semoga Allah merahmati kita. Wallahu a’lam bish-shawaab. [Sumber: Islamic Parenting/Karya: Syaikh Jamal Abdurrahman/Penerbit: Aqwam]

islampos mobile :

Redaktur: Mawa Fauziah

Gila, Pria India Ini Ubah Foto Masjidil Haram jadi Kuil Hindu

Gila, Pria India Ini Ubah Foto Masjidil Haram jadi Kuil Hindu

Dunia Gila

Gila, Pria India Ini Ubah Foto Masjidil Haram jadi Kuil Hindu

Kamis 14 Jamadilawal 1436 / 5 Maret 2015 18:00

ubah
POLISI Saudi dikabarkan telah menangkap seorang pekerja asal India sebelum ia pulang ke negaranya. Ia tangkap atas tuduhan penghinaan terhadap Islam dengan menerbitkan gambar yang menghina Masjidil Haram pada halaman Facebook-nya. Para pejabat mengatakan ia bisa menghadapi hingga lima tahun penjara atau denda yang berat.

Pria yang tidak disebutkan namanya ditangkap di bandara di pelabuhan Barat Laut Merah Jeddah setelah seorang pria Saudi melaporkan gambar tersebut ke polisi.

Surat kabar Okaz melaporkan pada Kamis (4/3/2015) bahwa gambar tersebut menampilkan Masjidil Haram, diubah layaknya kuil Hindu. Namun, dalam pembelaannya, pria India tersebut mengaku bahwa gambar tersebut ia salin dari majalah asing.

Surat kabar Okaz melaporkan pria India itu menghadapi tuduhan menghina Islam dan bisa dipenjara hingga lima tahun atau 3 juta dirham.

“Apa yang telah dilakukan terdakwa ini benar-benar sebuah kejahatan besar yang harus diganjar dengan hukuman berat,” kata surat kabar itu, mengutip mantan jaksa Saad Al Malki. [sm/islampos]

islampos mobile :

Redaktur: Sodikin Maulana

« Takut Koleksi Rusak, Museum Washington Larang Penggunaan ‘Tongsis’




Atur Keuangan Keluarga? Begini Caranya

Atur Keuangan Keluarga? Begini Caranya

Ekonomi Islam

Atur Keuangan Keluarga? Begini Caranya

Kamis 14 Jamadilawal 1436 / 5 Maret 2015 19:51

mengelola-keuangan

MENGATUR keuangan keluarga itu sebuah keharusan. Mengapa memangnya? Jelas, dengan mengatur keuangan keluarga akan membuka pintu kekayaan di waktu mendatang. Cara mengatur keuangan keluarga akan menjadi rumit ketika hal tersebut tidak dibiasakan sejak kita masih usia dini.

Seperti kita ketahui, sebagian besar dari kita, kurang bisa menahan diri ketika tahu ada uang di dalam genggaman. Memang tak ada yang melarang kita untuk menggunakan uang tersebut, toh uang itu juga hasil kerja keras yang kita lakukan.

Tapi kita juga memahami bahwa manusia tidak akan selamanya berada dalam kemakmuran, suatu saat pasti akan menghadapi masa sulit yang membutuhkan dukungan finansial. Agar kita bisa mengatur keuangan dengan efektif maka penting sekali punya kebiasaan menahan diri dari keinginan yang tidak terlalu penting. Saat uang ada digenggaman, ada kecendrungan ingin segera menghabiskannya. Padahal tindakan demikian akan berakibat buruk dan bisa menyeret kita pada masalah hutang.

Pada awalnya mungkin hanya meminjam uang dalam jumlah kecil, tapi karena hutang ini tidak segera diatasi maka lama kelamaan akan menjadi besar dan menimbulkan masalah yang lebih pelik lagi. Saat uang telah datang, pastikan kita langsung menyisihkan dalam bentuk tabungan.

Berapapun gaji anda, ambillah 20 persen darinya untuk ditabung. Lalu perkuat sisi sosial dan spiritual anda dengan menyisihkan minimal 5 persen untuk menolong yatim piatu, panti jompo atau badan amal lainnya.

Dengan cara demikian, ketika kita mengalami kesempitan maka akan selalu punya cadangan uang untuk mempertahankan hidup. Amal anda asal ikhlas, akan diganti oleh Allah SWT dengan jumlah yang lebih banyak lagi. []

Sumber: rumahkeluarga-indonesia.com

islampos mobile :

Redaktur: Saad Saefullah

« Tinggalkan Sistem Kapitalis, Mulai Praktik Syari’ah




Tirulah Ketabahan Ummu Sulaiman

Tirulah Ketabahan Ummu Sulaiman

wanita arab

PERISTIWA penting bagi setiap manusia yaitu mengawali fase pertamanya dari kelahiran kemudian pernikahan, yang terakhir kematian. 3 fase yang cukup singkat tidak akan pernah diketahui oleh manusia, karena hak tersebut sudah kodrat manusia sebagai jalan yang sudah Allah tentukan.

Diceritakan sebuah kisah yang mengharukan, sewaktu Abu Thalhah keluar dari rumah, anaknya yang sedang sakit keras menghembuskan nafas terakhirmya. Akan tetapi istrinya Ummu Sulaiman tidak mengabarinya saat pulang ke rumah dan tidak pula memperhatikan kepadanya penampilan orang yang bersedih. Ia justru melakukan sebaliknya, ia merias dirinya dan mempersiapkan makan malam untuk suaminya. Abu thalhah yang sudah lapar langsung menyantap hidangan makanan malamnya.

Sesudah itu saat melihat istrinya telah bersolek, bangkitlah birahinya dan langsung menyetubuhi istrinya. Setelah semuanya itu berlangsung, barulah Ummu Sulaiman menceritakan kepadanya dengan cara yang bijak lagi cerdas bahwa anaknya telah meninggal dunia. Pagi harinya Abu Thalhah menemui Rasulullah SAW dan menceritakan kepadanya semua yang terjadi antara dirinya dan istrinya. Rasulullah SAW pun mendo’akan keberkatan bagi keduanya dalam persetubuhannya malam itu. Untuk itu, beliau SAW bersabda:
بَارَكَ اللهُ Ù„ÙŽÙŠÙ'لَتُكُماَ
“Semoga Allah memberkahi malam hari yang telah kalian berdua jalani.”
Selang beberapa masa kemudian, lahirlah seorang bayi yang diberi nama Abdullah oleh Nabi SAW dan berkat do’a Nabi SAW, setelah anak itu dewasa dan telah menikah. Allah memberikannya Sembilan orang anak yang semuanya hafal Al-Quran. Kisah ini seluruhnya ada dalam Kitab Shahih Bukhari.

Alangkah bahagianya jika mempunyai seorang istri yang memiliki sifat yang sabar dan tabah lagi pintar, seperti istri Abu Thalhah yaitu Ummu Sulaiman, meskipun dia lebih mengetahui dulu bahwa anaknya telah tiada, sebagai seorang wanita sekaligus ibu dari anak tersebut, menanggapinya dengan sabar dan tabah.

Tidak dengan tangisan apalagi hingga menjerit-jerit menangisi kehilangan buah hati yang dicintainya. Karena memang hal itu dilarang oleh Islam menangisi keluarga yang meninggal hingga meronta-ronta, itu bisa diartikan bahwa orang tersebut tidak ikhlas menerima takdir yang telah ditentukan. Ini tidak dilakukan oleh Ummu Sulaiman.

Seorang ibu atau wanita mana yang memiliki sifat dan sikap yang sama dengan Ummu Sulaiman pada zaman sekarang ini. Jika hal itu terjadi yang ada wanita sekarang menangis dengan meronta-ronta seperti hanya dia yang ditimpakan cobaan yang sangat besar, meskipun ada yang seperti Ummu Sulaiman itu merupakan hal yang jarang ditemukan.

Salah satu bukti yang menunjukkan perhatian islam terhadap anak semasa masih berada di dalam rahim ibunya ialah nafkah yang diperintahkan oleh islam agar diberikan kepada wanita hamil yang talak tiga. Nafkah ini sebenarnya untuk ibunya. Sebab ha nafkah bagi ibunya telah gugur dengan talak tiga yang dijatuhkan oleh sang suami kepadanya.

Seorang wanita yang diceraikan oleh suaminya sebanyak tiga kali, berarti harus berpisah dengannya dan menjadi wanita lain. Ia sudah tidak memiliki hak untuk menerima nafakah atau jaminan tempat tinggal dari mantan suaminya. Demikianlah menurut pendapat yang lebih kuat dikalangan fikih. Namun, jika wanita yang bersangkutan dalam keadaan hamil, menurut kesepakatan semua ulama ia masih berhak mendapatk nafkah dari suaminya. Sehubung dengan firman Allah “…Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalak) itu sedang hamil maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin,” (QS. At-Thalaq: 6)

Perhatian lain yang diberikan oleh islam kepada bayi ialah menjaganya dari hal-hal yang dapat membahayakan kesehatan ke masa berada dalam rahim ibunya. Karena itu, ibu yang sedang hamil, bila merasa khawatir dengan kesehatan janinnya, diperbolehkan tidak berpuasa pada bulan ramadhan.

Adapun perhatian lain dari islam kepada bayi yang masih dalam kandungan ibunya ialah penangguhan hukuman yang harus dijalani oleh sang ibu. Jika hukuman tersebut dapat mempengaruhi atau di pastikan akan mematikan sang bayi ada dalam kandungannya maka hukuman bagi sang ibu ditangguhkan.

Lagi-lagi banyak sekali penjagaan dan keistimewaan bayi yang lahir ke dunia ini. Tanpa terkecuali wanita yang tidak sadar betul akan kesyukuran nikmat Allah yang luar biasa. Semoga wanita-wanita Muslim yang pasti akan menemukan jalannya menjadi seorang ibu, Allah berikan kekuatan dan keyakinan dalam mendidik keturunannya menjadi generasi yang akan membangkitkan dan membela islam sampai akhir hayatnya. [Sumber: Islamic Parenting/Karya: Syaikh Jamal Abdurrahman/Penerbit: Aqwam]

islampos mobile :

Redaktur: Mawa Fauziah

Darurat Jujur

Darurat Jujur

banner yusuf

PARA demonstran penuntut kemerdekaan itu bergerak ke arah Lapangan Ismailiyah. Tujuan mereka ingin menyampaikan tuntutan di depan Istana Nil, asrama dan pangkalan militer Inggris. Mesir harus merdeka; Inggris harus angkat kaki, begitu tuntutan mereka. Sebagai jawabannya, lapor Muhammad Quthb dalam laporannya tentang peristiwa itu, tentara Inggris tak segan-segan memuntahkan peluru kepada para demonstran.

Peristiwa beralmanak 1919 itu, masih mengutip laporan Quthb, mencatat keberadaan demonstran perempuan di bawah pimpinan Shafiyah Musthafa Fahmi. Istri tokoh sekuler Mesir terkemuka, Sa’ad Zaghlul, ini turut melancarkan protes atas keberadaan Inggris di Mesir. Yang fenomenal hingga tidak bisa dilupakan rakyat Mesir adalah cara para perempuan pimpinan Shafiyah ini. Mereka memprotes penjajahan Inggris dengan cara menanggalkan jilbab dan mencampakkannya di atas tanah. Tidak hanya itu, jilbab yang dicampakkan di tanah itu kemudian disirami minyak tanah dan dibakar habis!

Apa kaitan menuntut kemerdekaan dengan melepaskan jilbab? Tindakan demonstratif Shafiya dan kaum feminis Mesir kala itu jelas sukar diterima nalar. Muhammad Quthb mendeskripsikan respons publik di mesir yang berada di tempat kejadian kala itu dalam buku Qadhiyah Tahrir al-Mar’ah (diindonesiakan dalam buku Setetes Parfum Wanita). “Orang-orang pada berdecak kagum sembari terperangah heran menyaksikan peristiwa yang seakan-akan tidak bisa diterima oleh akal sehat manusia.”

Shafiya setali dengan sang suami. Membonceng isu yang diterima luas rakyat Mesir (kemerdekaan) untuk melancarkan agenda kelompok, feminisme dan sekularisme. Cara-cara provokatif dengan mengatasnamakan label indah dan menarik (kemerdekaan perempuan) seolah kabar baik untuk para kaum hawa. Kemerdekaan perempuan seolah terwujud dengan tidak lagi berjilbab, dan ini dikiaskan seperti Mesir melepaskan keterjajahan dari Inggris.

Menyamakan Inggris dan penjajahan perempuan akibat berjilbab tentu saja sekadar dalil yang dipaksakan. Yang ada justru pelecehan akal sehat. Indah kalimat tanya retoris Quthb, “Apakah penjajah Inggris yang menjadikan perempuan Mesir itu berjilbab selama tiga belas abad silam?” Meski tidak ada celah untuk menerima sesat logika Shafiya, sejarah mencatat ‘dihargainya’ keberanian segelintir perempuan Mesir itu melepaskan dan membakar jilbab di depan Istana Nil. Bentuknya perubahan nama Lapangan Ismailiyah menjadi “Lapangan Kebebasan” (Midan al-Tahrir).

Sebagai Muslim, tentu kita pedih melihat cara penghargaan semacam itu. Orang-orang yang kasatmata melecehkan agama justru dikenang dan diabadikan rekam jejak nistanya. Sayang, kuasa media dan kalangan yang berada di balik mereka berhasil menundukkan protes dan kecewa umat Islam.

Kondisi serupa semacam ini pula yang sering ditemui di negara kita. Banyak anak bangsa, yang tidak sedikit kalangan Muslim pandai ilmu agama, terbuai dengan kampanye penguasa. Gara-gara trauma dengan penguasa sebelum-sebelumnya yang korup atau lemah, setiap ada potensi ‘kebebasan’ dan ‘kemerdekaan’ yang dianggap mampu angkat harkat bangsa, didukung mentah-mentah. Gelap mata pada sejarah sudah mendera banyak saudara kita seagama. Saat yang sama, sukar pula untuk jujur mengikuti kata hati.

Indonesia hari ini menghadapi ujian kejujuran. Gerah dengan tindakan korup atau jahat, banyak yang langsung membuat gerakan ini dan itu, tanpa melihat dengan jernih ada apa di baliknya. Selalu mengikuti genderang tabuhan media arus utama, yang sebenarnya selama ini kurang memihak aspirasi banyak umat Islam. Tema-tema yang terdengar indah seperti toleransi, hak asasi, antikorupsi, dan serupa itu sering disambut para cendekiawan Muslim di negeri kita tanpa melihat kemungkinan patologi yang ada di baliknya. Seolah Islam perlu introspeksi dari penyakit akut ini, hanya karena pelakunya banyak dari kalangan Islam. Sementara ketika uang negara dirampok etnis tertentu yang bukan ber-KTP Islam, mereka tidak berinisiatif melakukan hal serupa.

Ribut soal anggaran di Jakarta hingga kebijakan tanpa ketidakbijakan dari Presiden Joko Widodo merupakan ujian kejujuran kita selaku rakyat. Bila kita kesulitan melihat ada borok kekuasaan, baiknya kita berjarak sementara waktu untuk melihat persoalan yang ada secara bijak. Agar kita tidak sampai menjadi pengumbar kata-kata yang memuja penguasa, tapi luput untuk mengkritisinya. Jangan sampai pengerdilan KPK terjadi pula dalam banyak sektor, dan kita setuju-setuju saja hanya karena diperbuat penguasa idola.

Sedih rasanya ketika banyak ruang publik di tengah kita menjadi lapangan kemerdekaan seperti di Mesir, tapi sejatinya kita alami keterjajahan. Gara-gara mengidolai buta penguasa, dan kita gengsi untuk jujur menilai, Shafiya-Shafiya baru bakal memenuhi jagat negeri ini. Tanpa malu membuat logika sesat tapi seolah benar karena didukung media. Logika sesat bisa abadi karena tiadanya kemauan si pelaku untuk objektif. Bukan mencari kebenaran yang hendak diraih, melainkan hawa nafsu yang dipalsukan dengan kata-kata bernuansa intelek dan fiosofis. Karena ini yang terjadi, di sinilah kita sudah saatnya lantang berkata: ini era darurat jujur! []

islampos mobile :

Redaktur: Saad Saefullah

Ada apa dengan Tangis Bayi, Saat Diadzani?

Ada apa dengan Tangis Bayi, Saat Diadzani?

Ayah Adzani anak

KETIKA lahir seorang bayi, apa yang akan dilakukan oleh seorang Muslim? ya, seorang ayah dari anak yang lahir ke dunia tersebut akan langsung mengadzaninya dengan menyerukan adzan di telinga sang bayi. Lalu kenapa itu harus dilakukan?

Diriwayatkan oleh Abu Rafi’ yang telah menceritakan:
“Aku melihat Rasulullah SAW menyerukan adzan di telinga Al-Hasan ibnu Ali saat baru dilahirkan ibunya, Fathimah,” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan Baihaqi)

Ibnul Qayyim mengatakan bahwa rahasia dilakukan adzan dan iqamah di telinga bayi yang baru lahir mengandung harapan yang optimistis agar mula-mula suara yang terdengar oleh telinga sang bayi adalah seruan adzan yang mengandung makna keagungan dan kebesaran Allah serta syahadat yang menjadi syarat utama bagi seseorang yang baru masuk Islam.

Dengan demikian, tuntunan pengajaran ini menjadi perlambang Islam bagi seseorang saat dilahirkan ke alam dunia. Hal yang sama dianjurkan pula agar yang bersangkutan dituntun untuk mengucapkan kalimat tauhid ini saat sedang meregang nyawa meninggalkan dunia yang fana ini. Tidaklah aneh bila pengaruh adzan ini dapat menembus kalbu sang bayi dan mempengaruhinya meskipun perasaan bayi yang bersangkutan masih belum dapat menyadarinya. (Tuhfatul Maudud, karya Ibnul Qayyim).

Sudah kita maklumi semua bahwa setan akan lari terbirit-birit manakala mendengar suara adzan. Karenanya, setan yang berupaya mengganggunya akan mendengar kalimat yang paling dibenci olehnya saat sang bayi memasuki permulaan kehidupannya di alam dunia. Perlakuan ini menerangkan akan kepedulian Nabi SAW terhadap akidah tauhid yang harus ditanamkan secara dini dalam jiwa sang anak dan sekaligus untuk mengusir setan yang selalu berupaya mengganggu sang bayi semenjak kelahirannya dan memulai kehidupan barunya di dalam dunia.

Demikian pula setan selalu memukul bayi saat baru dilahirkan sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat Abu Hurairah ra yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda:

“Tiada seorang anak Adam pun yang baru dilahirkan, melainkan setan menyentuhnya saat kelahirannya hingga ia menangis karena sentuhan setan itu, kecuali Maryam dan putranya,” (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

Selanjutnya, Abu Hurairah ra mengatakan: “Jika kalian suka, bacalah firman-Nya:

“Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkan seorang anak perempuan, dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemelharaan) Engkau dari gangguan setan yang terkutuk,” (QS. Ali Imran: 36).

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra yang telah mengatakan bahwa tiada seorang bayi pun yang baru dilahirkan, melainkan pasti menangis, kecuali Isa, putra Maryam, dan bayi itu menangis karena perutnya diperas oleh setan sehingga si bayi menangis. (Ad-Darimi). Dengan demikian, adzan yang diserukan di telingan sang bayi akan menjadi pukulan balasan terhadap setan yang selalu berupaya dengan sekuat tenaganya untuk merusak keturunan Adam dan menghancurkan generasinya.

Islam menganggap bayi yang baru lahir sebagai berita gembira dan dahulu sebagian ulama salaf mengucapkan selamat kepada sebagian yang lain atas kelahiran bayinya.

Sesungguhnya anak merupakan salah satu dari nikmat Allah SWT yang dianugerahkan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia menahan nikmat-Nya terhadap siapa pun yang dikehendaki-Nya. Mengingat nikmat ini menyenangkan hati kedua orangtua bayi yang bersangkutan, para malaikat pun menyampaikannya sebagai berita gembira, seperti yang malaikat sampaikan kepada manusia yang menjadi utusan Allah dalam firman berikut:
“Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira,” (QS. Hud: 69).

Sampai dengan firman-Nya:

“Dan istrinya berdiri (di sampingnya), lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan sesudah Ishaq (lahir pula) Ya’qub,” (QS. Hud: 71).

Dan masih banyak lagi ayat-ayat lainnya yang menceritakan berita gembira ini, yang disampaikan kepada para ayah dari utusan Allah akan kelahiran anak-anak mereka. Berangkat dari pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa ucapan selamat atas kelahiran anak merupakan tuntunan yang dianjurkan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, Allah SWT mengecam sikap orang yang merengut marah dan menerimanya dengan berat hati hanya karena bayinya yang baru lahir adalah perempuan. Mereka lupa bahwa sebenarnya Allah-lah yang menganugerahkan anak, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, dan sesungguhnya kehidupan ini tidak mungkin dapat berlanjut kecuali dengan adanya jenis laki-laki dan jenis perempuan. Allah SWT menilai sikap ini dalam firman-Nya yang mengatakan:

“Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu,” (QS. An-Nahl: 59).

Abu Bakar ibnul Mundzir telah mengatakan bahwa telah diriwayatkan kepada kami dari Al-Hasan Al-Bashri yang telah menceritakan bahwa pernah ada seorang lelaki datang kepadanya, sedang saat itu di hadapan Al-Hasan telah ada lelaki lain yang baru mendapat berita kelahiran anaknya. Lelaki yang baru datang itu pun mengucapkan selamat kepadanya dengan mengatakan, “Selamat, semoga dia menjadi calon penunggang kuda yang mahir.”

Al-Hasan membantah, “Apakah yang menyebabkan kamu tahu bahwa dia bakal menjadi penunggang kuda atau penunggang keledai?” Lelaki itu bertanya, “Lalu apa yang harus kami ucapkan?” Al-Hasan menjawab, “Semoga Allah memberkatimu dengan kelahiran anakmu. Semoga engkau bersykur kepada Tuhan yang menganugerahkannya. Semoga engkau mendapat anak yang saleh dan semoga anakmu tumbuh menjadi dewasa,” (Tuhfatul Maudud karya Ibnul Qayyim).

Ucapan selamat dan memberi hadiah atas kelahiran seorang bayi jelas akan menyenangkan keluarga bayi yang baru lahir dan akan memberinya nuansa yang menggembirakan, serta mempererat tali kasih, kerukunan, dan ikatan persatuan di antara sesama kaum muslim. [Sumber: Islamic Parenting/Karya: Syaikh Jamal Abdurrahman/Penerbit: Aqwam]

islampos mobile :

Redaktur: Mawa Fauziah

Renungan Diskusi Antivaksinasi

Renungan Diskusi Antivaksinasi

vaksin

Oleh: Widya Eka Nugraha

MEMANG menarik mengikuti perkembangan diskusi provaksin antivaksin setahun terakhir ini. Mulai dari isu vaksin sebagai senjata biologis sampai isu vaksin sebagai sesuatu yang syubhat, pelaku diskusi pun beragam, mulai dari akademisi non-medis, sampai akun yang belum jelas keasliannya.

Tapi ada beberapa hal yang patut kita renungkan bersama:

1. Beberapa orang terjebak dengan mengubah diskusi provaksin-antivaksin menjadi diskusi baik-buruk. Padahal sebenarnya tidak demikian.

2. Banyak orang-orang baik yang menjadi antivaksin karena mereka keliru dalam mempercayai informasi yang beredar. Ada juga oknum yang menggeneralisasi bahwa semua provaksin adalah anti-sunnah yang mendukung konspirasi jahat. Yang seperti ini tidak perlu dibahas lebih lanjut

3. Sebenarnya musuh dari antivaksin dan provaksin adalah sama, yaitu penyakit. Dalam hal ini penyakit infeksi. Seandainya saja kelompok antivaksin lebih banyak menggunakan waktunya untuk memikirkan tentang ‘bagaimana cara terbaik mencegah penyakit’ dan bukan ‘bagaimana caranya agar saya bisa menunjukkan kelemahan vaksin’, mungkin kita akan lebih banyak mendapatkan diskusi yang bermanfaat. Sayangnya, kebanyakan diskusi masih seputar kelemahan vaksin, yang pasti akan ditemukan karena vaksin memang tidak sempurna 100%. Mungkin mereka lupa bahwa vaksin telah terbukti berperan mengeradikasi beberapa penyakit infeksi berbahaya melalui sejarah yang panjang.

4. Mari renungkan ayat berikut: “Hai orang-orang yang beriman,jika dating kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan itu,”(QS.Al-Hujarat: 6)

5. Mudah sekali menyebarkan suatu kabar yang sulit dimengerti orang banyak, terutama bagi orang-orang yang tidak terbiasa mempertanggungjawabkan kata-kata.

6. Jangan mudah percaya dan terpengaruhi isu yang tidak anda mengerti.

7. Memang benar bahwa kultur masyarakat islam adalah religius, kekuatan religius inilah yang mengikat masyarakat islam untuk bersatu.

8. Tidak dibutuhkan rekayasa genetik untuk merusak persatuan umat islam, cukup dengan membuat berita-berita yang membingungkan umat, maka akan muncul sebagian orang yang menyebarkannya tanpa mengetahui keadaan yang sebenarnya.

9. Marilah kita belajar untuk ikhlas menerima pendapat ahlinya.

[Sumber: Kontroversi Imunisasi/Karya: Siti Aisyah Ismail/Penerbit: Pustaka Al-Kautsar]

islampos mobile :

Redaktur: Mawa Fauziah