Farid Okbah: Keberanian dan Kedermawanan Jalan Tegakkan Islam
SYAM Organizer menggelar acara bedah buku berjudul âHidup Hanya Sekali Jangan Salah Jalanâ Ahad (4/1/2015) di Masjid Baitul Makmur, Denpasar. Hadir sebagai pembicara sekaligus penulis buku, Farid Ahmad Okbah MA .
Acara ini dibuka oleh Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Provinsi Bali, Bambang Santoso.
Dalam sambutannya, Bambang berharap minoritas umat Islam di Bali dapat bersatu dan saling menguatkan. Lebih dari itu, dia menyeru agar mereka bangga dengan jati diri seorang muslim.
âKarena akan membawa pengaruh untuk tatanan kehidupan dan bangsa yang lebih baik di masa depan,â ujarnya.
Setelah itu, Ustadz Farid memulai bedah bukunya dengan mengutip Surat Al-Hujurat ayat 15, yang artinya: âSesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.â
Pimpinan Pesantren Al-Islam ini menjelaskan jika keberanian dan kedermawanan pada diri umat sudah menyatu kemudian dilandasi untuk kemuliaan Allah, âmaka niscaya agama Islam akan tegak.,â jelasnya.
Menurutnya, letak kebahagiaan itu berada pada qolbun salim(hati yang bersih), bukan pada banyaknya hiburan. Betapa banyak penghibur yang justru kesepian. Hatinya kosong dilanda kehampaan. Betapa banyak orang yang hidup di antara gelak tawa, tapi hatinya gelisah tak bermakna.
Inisiator Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia ini menambahkan letak kebahagiaan bukanlah pada banyaknya harta di genggaman kita. Betapa banyak orang yang berlimpah harta, tetapi hatinya didera putus asa. Letak kebahagiaan bukanlah pada popularitas. Betapa banyak orang yang justru kesulitan mencari privasi bersebab popularitasnya. Ia tertekan.
Lebih lanjut, pria berkacamata ini mengulas bab jejak kisah pencarian kebenaran dalam bukunya. Dia menuturkan untuk menjadi pribadi muslim sejati yang kaffah, visioner, dan terdepan dalam garda tubuh umat, yaitu dengan membentuk pribadi yang mampu menguatkan diri dan memberikan pengaruh positif terhadap orang lain, lingkungan sekitar, dan lebih jauh bagi agama, bangsa, dan negaranya.
âBagaimana jadinya bila membangun kokohnya bangunan keislaman tanpa didasari dengan kebenaran dan kejujuran pribadi-pribadi muslim itu sendiri,â tandasnya.
Dia merasa miris dengan kondisi umat saat ini yang tidak kembali pada Islam ketika dilanda berbagai masalah. âPadahal itu bisa terurai dengan kembali dengan kembali kepada islam, yang sejatinya telah dibangun oleh para pioner Islam pendahulu bangsa ini,â terangnya.
Islam sebagai rahmatan lil`alamin, lanjutnya, ialah bagaimana keindahannya harus melepas segala atribut kejahiliyahan, baik pandangan itu berdasar materi, rupa, tahta, harta, suku dan golongan. Sebab indahnya ukhwah islamiyah akan terjalin indah dan penuh keberkahan tanpa adanya sisi sekat-sekat pemisah perbedaan, âdan hanyalah tali iman yang mampu mengeratkan itu semua,â tuturnya.
Lebih jauh, pakar Syiah ini berharap perlu adanya kekompakan semua pihak mewaspadai dan menghalau menjamurnya Syiah di Indonesia. Berkembangnya Syi`ah, lanjutnya, karena adanya perhatian yang besar dari pemerintahan melalui jalur pendidikan, kebudayaan, dan keagamaan, baik di dalam maupun, luar negeri.
Terakhir, dia juga berpesan agar MUI bersama pemerintah membatasi pergerakan Syi`ah yang disinyalir melewati kerjasama bilateral sebagai hubungan kenegaraan .
Tentu harus ada kekompakan dan dukungan serta peran aktif semua pihak untuk menutup segala hal yang dapat merusak ajaran dan nilai islam,â tutupnya. [ar/islampos]
islampos mobile :
Redaktur: Rayhan Sumber: https://www.islampos.com/farid-okbah-keberanian-dan-kedermawanan-jalan-tegakkan-islam-157387/