Oleh: Bagas Triyatmojo, Relawan KOPAJA (Komunitas Peduli Anak Marjinal) Jakarta
DALAM kotor, ada proses belajar. Begitupun dalam salah dan gagal. Kalau kita âmenghalangiâ anak-anak kita dari kotor dan gagal, bisa jadi, kita telah mengurangi kesempatan mereka untuk belajar.
Diceritakan ada seorang anak, dia sedang belajar membersihkan rumah, hari itu dia ingin mengepel teras rumahnya. Di dekatnya, orang tuanya memperhatikannya. Mengambil air, mengambil pel, kemudian mulai mengepel. Baru beberapa langkah, baru beberapa petak keramik dipel. Orang tuanya sudah membuka suara.
âItu jangan gitu ngepelnya, nanti kotor kemana-mana, lama bersihnyaâ
âSini sini caranya bapak tunjukkinâ, bapaknya mulai mencontohkan mengepel.
Di lain kesempatan, si anak ingin mencabuti rumput di pekarangan rumahnya. Kejadiannya serupa, baru beberapa menit mencabuti rumput, orang tuanya kembali menghampiri dan menegur cara si anak mencabuti rumput.
âBukan gitu caranya Nak, begini harusnyaâ.
Dan begitu juga untuk pekerjaan lainnya, menyapu, mencuci piring, mengelap kaca. Semuanya langsung dikoreksi, padahal baru sebentar mengerjakan. Si anak hanya terdiam, namun merenung sepanjang malam.
Sumber: https://www.islampos.com/memberikan-kesempatan-anak-anak-dari-kotor-dan-gagal-157293/