Laporan Khusus Syamina
Oleh: F. Irawan
NATO secara Resmi Menarik Diri dari Afghanistan Tanpa Kemenangan
PASUKAN Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang tergabung dalam ISAF, Ahad (28/12), secara resmi mengakhiri operasi militer di Afghanistan yang telah berlangsung selama 13 tahun. Mereka menggelar upacara resmi untuk mengakhiri misi militer di Afghanistan bertempat di Pangkalan Militer AS, Kabul.
Operasi tersebut merupakan perang terpanjang yang dialami AS dan NATO, tanpa menuai kemenangan, karena selama itu pula NATO belum mampu melumpuhkan apalagi menghentikan perlawanan Taliban.
âKita bersama telah mengangkat rakyat Afghanistan dari kegelapan dan memberikan mereka harapan akan masa depan,â kata Komandan ISAF, Jenderal John Campbell, kepada pasukan NATO dalam acara seremonial tersebut. Campbell menghibur pasukannya dengan mengatakan bahwa kalian telah berperan besar dalam perubahan rakyat Afghanistan.
Saat ini, Jenderal tersebut mengklaim Afghan merasa lebih aman. âAnda membuat rakyat Afghanistan lebih kuat dan negaranya lebih aman.â Pada akhir pembicaraannya, Campbell mengucapkan terima kasih atas pengorbanan anak buahnya. Ia mengungkapkan bahwa pertempuran di Afghanistan merupakan pertempuran terpanjang yang belum pernah dialami AS sebelumnya.
Upacara penutupan misi militer itu sendiri digelar dengan sederhana dan tertutup. Hal itu menyusul potensi ancaman Taliban yang beberapa bulan terakhir gencar dilakukan di ibukota Afghanistan. âSeremoni digelar secara rahasia dan dalam waktu singkat. Hal itu untuk menghindari ancaman serangan Taliban,â lansir sejumlah media internasional, seperti dikutip dari Arabi21.com.
Dalam pidatonya, komandan NATO Jenderal John Chambell mengatakan kepada pasukannya bahwa kalian telah memberikan rasa aman bagi warga Afghanistan. Kalian telah berkorban selama 13 tahun untuk menghadapi âterorisâ.
Di sisi lain, Taliban mengatakan bahwa upacara tersebut menunjukkan kegagalan telak yang dialami AS di Afghanistan. Mereka pulang dengan kekalahan. Cibiran itu dikeluarkan sehari setelah NATO menggelar upacara penutupan di pangkalan militer mereka di ibukota Kabul.
âUpacara hari ini menunjukkan kegagalan mutlak dari misi AS dan NATO,â kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid. âMereka melarikan diri dari Afghanistan. Mereka tidak mencapai tujuan mereka mengalahkan mujahidin Afghanistan, tetapi mereka tetap mempertahankan beberapa pasukan mereka untuk mencapai tujuan kejinya,â tambah Mujahid.
âTiga belas tahun misi militer AS dan NATO (di Afghanistan) sepenuhnya gagal, upacara penutupan hari ini menunjukkan kegagalannya,â tegas Mujahid, sebagaimana dikutip oleh Foreign Policy. [6]
Gerakan yang juga dikenal dengan nama resmi Emirat Islam Afghanistan itu kembali menegaskan bahwa AS dan sekutunya serta organisasi internasional yang mendukung mereka benar-benar telah mengalami kekalahan melawan kekuatan yang lebih lemah.
âKami menganggap tahap ini secara jelas menunjukkan kekalahan dan keputusasaan mereka,â kata Taliban dalam pernyataannya, Senin (29/12).[7]
Taliban juga mengungkapkan bahwa NATO telah membawa Afghanistan menjadi negara yang penuh dengan pertumpahan darah.
Surat kabar Inggris, The Independent menyebutkan bahwa kekuatan Taliban masih tangguh di Afghanistan. Di sisi lain, kekuatan pemerintah masih diragukan dapat menghadapi kekuatan Taliban.
Bahkan, upacara penutupan misi militer ini sengaja digelar sembunyi-sembunyi dan sederhana. Hal itu untuk menghindari ancaman serangan Taliban yang beberapa waktu terakhir berhasil menembus tempat-tempat dengan pengamanan super ketat di ibukota Kabul. Bersambung
Catatan Kaki
[6] http://foreignpolicy.com/2014/12/29/taliban-u-s-leaving-afghanistan-in-defeat/?utm_content=bufferba120&utm_medium=social&utm_source=twitter.com&utm_campaign=buffer
islampos mobile :