Dalih “Tidak Memaksa” Jebak Karyawan Muslim Beratribut Natal

Dalih “Tidak Memaksa” Jebak Karyawan Muslim Beratribut Natal

Kebijakan penggunaan atribut natal bagi karyawan berasal dari Pusat Kebijakan penggunaan atribut natal bagi karyawan KFC

Oleh: Muhammad Ubaydillah Salman

Miris mendengar dan menyaksikan banyaknya perusahaan, pusat perbelanjaan dan tempat-tempat pelayanan publik menggunakan karyawan Muslim untuk mengenakan atribut natal.

Apa urusannya orang yang bukan pemeluk Kristen, misalnya, mengenakan atribut natal seperti topi sinterklas?

Di sebuah mal di bilangan Jakarta Selatan, misalnya, ditemui seorang pegawai Muslim mengenakan atribut natal. Apakah ia dipaksa?

Karyawan Muslim itu menjawab ‘tidak dipaksa’, hanya untuk meramaikan natal saja. Dikatakan, sang manajer pun seorang Muslim. Dan, seluruh karyawan di sini adalah Muslim.

Tak ada yang Kristen. Intinya tak ada paksaan, manajer dan seluruh karyawan di sini yang semuanya Muslim hanya meramaikan natal saja, tak lebih.

Di sisi lain, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Fahira Idris meminta mereka yang dipaksa untuk mengenakan atribut natal agar melapor kepadanya.

Masalahnya, bagaimana dengan karyawan Muslim yang dengan suka rela dengan dalih hanya untuk meramaikan, lalu mengenakan atribut natal?

Apakah jika “tidak dipaksa” masalahnya selesai? Apakah jika “tak ada paksaan”, maka tak berlaku ajakan untuk melapor, misalnya, ke Fahira Idris tersebut?

Maka dengan mudahnya, para bos dan pimpinan perusahaan itu memanfaatkan celah “tidak dipaksa” untuk “mengotori” otak para karyawan Muslim tersebut dengan atribut keyakinan yang tidak dipeluk oleh karyawan bersangkutan.

Dengan kalimat perusahaan “tidak melarang” atau perusahaan “mempersilakan” atau perusahaan “menyodorkan” kepada para karyawan terkait atribut natal, ini sesungguhnya merupakan “senjata” yang dimanfaatkan perusahaan untuk “menjebloskan” para karyawannya yang Muslim untuk “mensyi’arkan” perayaan agama lain.

Jadi, sangat lemah imbauan atau ajakan untuk melapor bagi karyawan yang “dipaksa” mengenakan atribut agama lain tersebut. Karena, para bos, pimpinan dan manajer perusahaanâ€"meskipun mereka juga Muslimâ€"dengan entengnya mengatakan bahwa mereka “tidak memaksa”, hanya mempersilakan jika ada karyawan yang mau menggunakan atribut natal, misalnya, meskipun sang karyawan adalah Muslim.

Jika perusahaan menyodorkan itu kepada karyawan Muslim, secara psikologis, takut dikatakan tidak loyal atau bahkan khawatir dipecat, akan menghantui karyawan tersebut.

Nah, jadi, ini masalahnya bukan soal “dipaksa” atau “tidak dipaksa”. Tetapi ini sudah masuk ranah membawa keyakinan lain masuk kepada karyawan yang berbeda keyakinannya, yakni Islam.

Ini yang mestinya dilarang, karena para karyawan tersebut sudah memeluk sebuah keyakinan.

Seorang karyawan Muslim, mengapa, misalnya, “dipersilakan” mengenakan atribut agama yang tidak dipeluknya? Apalagi bos yang “mempersilakan”nya pun seorang Muslim.

Tidak boleh orang yang sudah beragama, misalnya Islam, lalu “disodorkan” atau “dipersilakan” atau “tidak dilarang” atau “dikondisikan” untuk mengenakan atribut agama lain.

Kalimat inilah yang sekarang coba digunakan oleh banyak perusahaan saat ini setelah melihat banyaknya penolakan dari kalangan Islam terkait penggunaan atribut natal oleh karyawan Muslim.

Jangan terjebak dengan kata-kata yang seakan “santun” ini, padahal hakikatnya ingin menggerogoti dan membodohi umat Islam yang lemah pemahaman dan pola pikirnya tentang Islam, sehingga mudah dimanfaatkan.

Ada lagi upaya pembodohan yang coba dilakukan, dengan mengatakan bahwa perusahaan tidak akan menggunakan karyawan berjilbab untuk atribut natal.

Lha, memangnya karyawan Muslim yang tidak berjilbab itu statusnya bukan Islam? Hati-hati! Jangan mau terperdaya!

Ini tak perlu Fatwa MUI atau imbauan Menteri Agama. Ini sesuatu yang sudah jelas. Al-Qur’an dengan tegas menyatakan demarkasi itu, “Bagimu agamamu, bagiku agamaku.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan, “Man Tasyabbaha bi Qoumin fa Huwa minhum” (Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka).

“Bagimu agamamu, bagiku agamaku” bisa disebut sebagai pernyataan tegas, bahwa pihak lain dilarang mencampuri keyakinan Islam.

Sementara hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas lebih ditujukan kepada umat Islam, agar jangan mengikuti (menyerupai) gaya dan penampilan keyakinan lain, karena statusnya menjadi sama dengan mereka, masuk ke dalam kelompok agama lain tersebut.

Bagaimana status orang yang mengajak (bahasa halusnya “mempersilakan” atau “tidak melarang”) karyawan Muslim, misalnya, untuk mengenakan atribut agama lain?

Dalam kasus karyawan Muslim “disodorkan” atau “dipersilakan” (kata lain untuk “tidak dipaksa”), maka penggunaan atribut natal, misalnya, masuk dalam kategori Bab III tentang Tata Cara Pelaksanaan Penyiaran Agama, Pasal 3, pada SKB Tahun 1979, yakni, “Pelaksanaan penyiaran agama dilakukan dengan semangat kerukunan, tenggang rasa, saling menghargai dan saling menghormati antara sesama umat beragama serta dengan dilandaskan pada penghormatan terhadap hak dan kemerdekaan seseorang untuk memeluk/menganut dengan melakukan ibadat menurut agamanya.”

Jika karyawan Muslim “dikondisikan” (kata lain “tidak dipaksa”) untuk mengenakan atribut natal, misalnya, apakah ini selaras dengan SKB pada Bab 3 Pasal III di atas?

Sesungguhnya, tidak menggunakan SKB itu pun, untuk apa “mempersilakan” (kata lain “tidak memaksa”) karyawan Muslim mengenakan atribut yang bukan keyakinan mereka?

Maka, berhentilah menggunakan kata selama “tidak dipaksa” karyawan Muslim boleh saja menggunakan atribut yang bukan agamanya.

Ini jadi bumerang dan dimanfaatkan oleh orang-orang yang sangat menggampangkan, orang-orang yang tidak paham, orang-orang yang gemar mempermainkan keyakinan dan agama dengan dalih untuk “meramaikan” natal, misalnya.

Padahal kata “meramaikan” itu sudah masuk kategori “mensyi’arkan” yang bagi Muslim, “Syi’ar” itu hanya untuk Islam.

Dalam kasus ini setidaknya ada dua hal yang harus diperhatikan. Pertama, pemerintah (Kementerian Agama, Kementerian Tenaga Kerja) dan MUI mengeluarkan Peraturan Bersama yang tidak membolehkan perusahaan menggunakan karyawan untuk mengenakan atribut agama lain, dipaksa atau tidak, dan perusahaan wajib menyatakan bahwa perayaan agama lain hanya diramaikan oleh si pemeluk agama itu sendiri, dan perusahaan tidak boleh mengondisikan karyawannya untuk “meramaikan” perayaan agama lain.

Kedua, Pemerintah (Kemenag, Kementerian Tenaga Kerja) dan MUI melarang karyawan Muslim yang dengan dalih untuk “meramaikan” (mensyi’arkan) perayaan agama lain, lalu memakai atribut agama lain tersebut, berdasarkan larangan Al-Qur’an, hadits Nabi, dan Peraturan Pemerintah, demi terwujudnya kehidupan sosial yang saling menghormati dan menghargai satu dengan yang lainnya.

Ke depannya, perlu disiapkan “pasukan” yang dikoordinir oleh MUI bersama elemen-elemen Islam untuk memberikan bimbingan kepada para karyawan Muslim khususnya dan para manajer/pimpinan perusahaan yang juga Muslim agar menjaga akidah mereka tidak tercampur baur dan tercemari dengan keyakinan dan syi’ar agama lain, sebagaimana tuntunan Al-Qur’an dan Hadits Nabi.

Dalam hal akidah, umat Islam harus tegas, tidak boleh mencla-mencle, takut atau “tidak enak”, dan sebagainya. Ini menyangkut hal prinsip yang taruhannya bisa membuat murtadnya seseorang tanpa disadari.

Kewajiban ulama, da’i dan Muslim lainnya untuk mendakwahi sesamanya agar terhindar dari dahsyatnya siksa neraka kelak. []

Redaktur: Azeza Ibrahim

Sumber: http://www.islampos.com/dalih-tidak-memaksa-jebak-karyawan-muslim-beratribut-natal-153843/

3 Hal yang Dibutuhkan Anak Laki-laki dari Ayahnya

3 Hal yang Dibutuhkan Anak Laki-laki dari Ayahnya

ayah anak peluk

YANG namanya aktivis dakwah itu hampir selalu bisa dipastikan sibuk luar biasa. Siang cari nafkah, malamnya harus menunaikan kwajiban dakwah. Akibatnya, waktu untuk keluarga begitu minim. Padahal sebagai seorang ayah, ada yang harus diperhatikan terutama menyangkut anak laki-laki Anda.

Anak laki-laki yang dirawat dan mendapat sentuhan fisik ayah, dapat menerima diri secara positif dan merasa aman dengan maskulinitasnya.

Suatu penelitian mengungkapkan bahwa para ayah perlu berinteraksi dengan anak sedikitnya 2 jam sehari dan 6 ½ jam di akhir minggu. Dengan bertambahnya usia anak, jumlah waktu bisa saja berkurang.

Namun kebutuhan anak laki-laki untuk berinteraksi dengan ayah, dua kali melebihi kebutuhan anak perempuan. Apa yang dibutuhkan anak laki-laki dari sosok ayah?

Sumber: http://www.islampos.com/3-hal-yang-dibutuhkan-anak-laki-laki-dari-ayahnya-153835/

Itu Ibuku

Itu Ibuku

ibu tua

AYU memandangi foto orangtuanya. Foto berukuran dua puluh lima kali tiga puluh sentimeter itu terapit dalam sebuah bingkai ukir yang berdiri agak miring di atas bufet hiasan. Wajah bocah usia empat tahunan itu pun penuh ekspresi. Matanya berbinar. Senyumnya merekah. “Hi..hi..hi, ibu lucu,” suara kecilnya mengalun ringan.

Ibu. Kata itu tergores kuat dalam hati Ayu. Ia pingin banget selalu bersama ibu. Pagi, siang, sore, dan malam. Sayang, ibunya belum mengizinkan anak bungsunya itu ikut serta ke kantor. Repot. Ayu terlalu lincah buat ruang kantor ibunya yang cuma berukuran tiga kali tiga meter persegi. Kalau mesti ke ruangan lain, bisa mengganggu ketenangan pegawai setempat.

Pernah suatu kali, ibunya terpaksa mengajak Ayu ke kantor. Waktu itu, Mbok Iyem pulang kampung. Ayah ke kantor, dua kakaknya di pesantren, dan yang satunya lagi di sekolah dasar terpadu. Ayu sendirian. Di kantor, Ayu nyaris tak pernah diam. Kalau mulutnya capek bertanya dan berkomentar, ia bernyanyi sambil menari. Suaranya berkumandang tanpa beban. Ibunya cuma bisa menahan perasaan. Moga-moga, sang bos tidak marah.

Pengalaman bersama ibu di kantor itu menjadi sesuatu yang pertama dan terakhir buat Ayu. Setelah itu, gadis cilik yang akrab dengan boneka itu harus tetap tinggal di rumah. Ia tidak tahu kenapa. Tapi, ia yakin kalau itu bukan lantaran ibunya tidak sayang. Bukan juga lantaran sang ibu tercinta tidak kangen. Sebagaimana, kangennya Ayu sama ibu yang harus berpisah sembilan jam. Hampir tiap hari.

Cuma Sabtu dan Ahad ibu di rumah. Itu pun kalau tidak ada rapat, undangan ceramah, seminar, dan lain-lain. Ayu pernah protes. “Bu, kok pergi kerja juga sih. Kan hari Minggu?” Ibunya menatap Ayu dengan ramah. Senyumnya mengembang. “Sayang, sebagai mukmin, kita harus siap berkorban. Apa saja. Waktu, tenaga, uang,” ucap ibunya sambil menatap Ayu lekat. Ayu tampak serius. “Nanti, Allah akan membalas pengorbanan kita dengan pahala yang banyak. Ayu mau kan berkoban?” lanjut ibunya dengan nada lembut. Yang ditanya tidak menjawab. Ayu diam. Ia berusaha mencerna ucapan sang ibu. “Ayu, mau kan berkorban seperti Mas Ahmad, Mas Iman, dan Mas Umar? Mau kan?” suara ibu lagi. Ayu mengangguk pelan. Matanya tampak berkaca-kaca. Ia menatap kepergian ibunya dari balik kaca jendela depan. Ayu tetap menatap. Ia baru bisa beranjak kalau bayang-bayang ibunya sudah benar-benar tak tampak.

Sebelum berangkat, ibu Ayu tak bosan ngasih pesan. Pesannya tak cuma satu. Ayu tak boleh nonton tivi orang dewasa, ya. Ayu tak boleh main ke jalan raya, ya. Ayu tak boleh main sama anak laki-laki, ya. Ayu tak boleh minum es sembarangan, ya. Ayu tak boleh jajan permen, ya. Buat Ayu, pesan-pesan itu sudah tidak lagi jadi beban. Ia sudah hafal. Justru, perhatiannya bukan lagi pada isi pesan. Tapi, menikmati saat-saat akhir menatap wajah ramah ibu. Menikmati saat-saat akhir berpisah dengan ibu.

Ibu. Suasana hati Ayu bergemuruh. Air mata yang semula tertahan di gerbang sudut mata, kini mengalir pelan. Ia menangis. Ingin sekali Ayu selalu bersama ibu. Menatap wajah lembut ibu, bercanda dengan ibu, dan bergelayut manja di pundak ibu. Seperti Rani, tetangganya.

Ia sering melihat Rani cekikikan bersama ibunya. Akrab banget. Sering juga ia mendengar suara ibu Rani memanggil-manggil anaknya, “Ran…Ran…Rani! Mainnya jangan jauh-jauh, Nak!” Ah, enaknya Rani. Bisa ketemu ibu, kapan pun ia mau. Bisa bercanda sama ibu, kapan pun ia suka. Nonton tivi bareng ibu, makan siang disediakan ibu. Dan, mandi pun dihanduki ibu.

Tapi, Ayu masih beruntung. Ia masih punya Mbok Iyem. Pembantu yang berusia lima puluhan itu begitu sabar. Bahkan bagi Ayu, mungkin lebih sabar dari ibu Ayu sendiri. Kalau Ayu main sama Rani dan teman-teman lain, Mbok Iyem selalu duduk-duduk di sekitar tempat main. Ia senyum kalau Ayu menoleh. “Hati-hati, Ayu. Nanti jatuh!” suara Mbok Iyem sesekali mengingatkan.

Sumber: http://www.islampos.com/itu-ibuku-153830/

Siswa Nonmuslim pun Dapat Nilai Bagus

Siswa Nonmuslim pun Dapat Nilai Bagus

Foto: ydsf Foto: ydsf

Oleh Dr. Manpan Drajat, M.Ag., Dosen UIN SGD Bandung DPK STAI DR.KH.EZ. Muttaqien Purwakarta, Ketua STAI DR.KH.EZ.Muttaqien Purwakarta

KETIKA saya masih mahasiswa S1 semester V akhir, saya melakukan praktik profesi lapangan di sebuah sekolah suasta di Bandung. Saya mengira sekolah tersebut 100% siswanya adalah muslim. Tetapi dugaan saya salah, ternyata ada beberapa siswa non muslim di sekolah tersebut. Tibalah saatnya saya untuk praktik mengajar pelajaran PAI di sebuah kelas yang “kebetulan” ada siswa non muslimnya. Sungguh sangat mengejutkan ternyata siswa non muslim tersebut tidak izin ke luar, justru izin mengikuti pelajaran PAI saya.

Seperti pada umumnya praktik mengajar, saya melakuan semua tahapan mengajar dari mulai pembukaan sampai post test. Sama seperti siswa muslim lainnya siswa non muslim tersebut juga mengikuti post test yang saya lakukan. Sungguh sangat mengejutkan siswa non muslim tersebut mampu menjawab soal PAI yang saya berikan.

Dari kejadian di atas muncul pertanyaan, apakah pembelajaran PAI dikatakan berhasil jika siswa dapat menjawab soal yang diberikan guru dengan baik. Jika pelajaran PAI hanya sebatas pengetahuan kognitif saja, tidak hanya siswa muslim, siswa non muslimpun mampu menjawab soal PAI. Tapi apakah ini hakikat dari pembelajaran PAI? Saya kira tidak, Pendidikan Agama Islam bukan hanya siswa mampu menjawab soal. Tujuan pendidikan agama Islam yang hakiki adalah tasdiiqu bilqolbi, waikroru billisan, wal amalu bil arkan, atau meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan melakukan dengan perbuatan

Jadi bila selama ini guru PAI merasa puas dengan kemampuan siswa menjawab pertanyaan PAI nya dengan baik tentu ini sebuah kesalahan, dan hanya melakukan pengkuran penilaian dengan tes tulis saja ini sebuah kekeliruan. Karena belum tentu ada korelasi postif antara nilai tes pendidikan agama dengan perilaku keberagaam siswa.

Selain pengetahuan tentang agamanya dilihat, yang lebih penting adalah apakah ada perubahan perilaku keberagamaan siswa yang signifikan, dan tentu untuk menilaian perubahan perilaku keberagamaan tidak bisa diukur hanya dengan tes tulis atau lisan, guru harus melakukan penilaian non tes diantaranya adalah observasi atau mengamati perubahan perilaku siswa, dan penilaian dengan observasi atau pengamatan ini tidak dilakukan menjelang akhir semeser saja, tetapi setiap bertemu siswa kita mengamati perubahan perilaku pada sisiwa.

Saatnya kini guru PAI harus merenungkan kembali, apaka kita selama ini hanya mengajarkan pengetahuan agamanya saja, dan hanya menilai kembali pengetahuan agamanya? []

Redaktur: Saad Saefullah

Sumber: http://www.islampos.com/siswa-nonmuslim-pun-dapat-nilai-bagus-153806/

Ibumu… Kemudian Ibumu… Kemudian Ibumu…

Ibumu… Kemudian Ibumu… Kemudian Ibumu…

ibu

Oleh: Joddy Oki Ibrahim., Mahasiswa Jurusan Biologi, Universitas Negeri Malang (UM)., Aktivis KAMMI UM dan FKKBiologi (Rohis Biologi) UM

IBU…
Malaikat mulia tak bersayap itu nyawanya diujung tanduk. Kontraksi rahimnya kian lama makin menyakitkan. Saat itu benar-benar pertaruhan hidup dan mati. Menanti sang buah hati tercinta. Bahkan, lebih rela anaknya yang selamat jika takdir Allah berkehendak “mengambil” salah satu di antara keduanya. Baginya saat itu adalah Jihad fii Sabilillah. Perobekan luas nan luka kronis berdarah-darah seolah sirna ketika mendengar tangis sang bayi. Ya, saat itulah kita muncul di pentas dunia. Ahlan wa Sahlan.

Ibu…
adalah Abdullah bin ‘Umar, putra Al-Faruq (‘Umar bin Khaththab) itu menyaksikan geliat penuh semangat seseorang yang menggendong ibunya yang telah berusia lanjut sembari thawaf mengelilingi Ka’bah. Orang tersebut lalu berkata kepada Ibnu Umar, “Wahai Ibnu Umar, menurut pendapatmu apakah sudah lunas hutang budi ku pada kebaikan-kebaikan ibuku?” Ibnu Umar menjawab, “Belum, walau sekedar satu erangan ibumu ketika melahirkanmu.” Bayangkan, betapa tak kuasanya kita membalas kebaikan-kebaikan ibu kita walau sampai berjibaku memuliakannya. Betapa sukarnya kita menandingi ketulusan cintanya.

Ibu…
Mari sejenak berkaca pada kisah ibunda Hajar (istri Nabi Ibrahim as). Bayi mungil bernama Isma’il itu meraung dalam tangisnya karena dahaga yang teramat sangat. Saat itu air susunya telah habis, terpaan panas dan badai padang pasir cadas menyergap mereka berdua, deru angin dan debu menerpa mereka. Ditelisiknya ke segala penjuru ternyata tak ada sama sekali sumber mata air. Hajar pun rela berlari bolak-balik dari bukit Shafa dan Marwah hingga tujuh kali hanya untuk mencari teguk air bagi buah hatinya. Walau kerikil-kerikil mencacah tapak kakinya. Sebuah pengorbanan yang tak tertandingi. Dengan kalimat yang paling saya ingat “Jika ini perintah Allah, maka sekali-kali tiada pernah Dia menyia-nyiakan kami.”

Ibu…
Ketika jatah makanan di rumah kita terbatas, sang ibu berujar kepada anak-anaknya. “Makanlah dan habiskan makanannya wahai anak-anakku, kalian pasti sangat lapar.” “Bagaimana denganmu Ibu?” “Tenang nak, ibu sama sekali tidak lapar.”

Ibu…
“Jika dalam usia sebelia ini mereka menjadi hafizh qur’an maka kami tak dapat membayangkan apa yang terjadi pada mereka 20 tahun kemudian, peradaban (Yahudi) ini bisa hancur.”

Lihatlah, betapa pongahnya Israel melihat serdadu-serdadu mungil Palestina, betapa gentar dan ciutnya nyali mereka. Inilah yang menjadi sebab Zionis Israel menjadikan wanita dan anak-anak sebagai target pembabatan utama. Sebab sedikitpun mereka tak sudi, bila dari rahim ibu-ibu Palestina yang shalihah lahir generasi Rabbani yang siap memporak-porandakan kebathilan dan mengembalikan kejayaan Islam.

Apakah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, para sahabat, para tabi’in, para tabi’ut tabi’in, dan para salafus shalih pernah mengkhusukan dan memerintahkan “pemuliaan ibu” pada hari tertentu saja? Ternyata tidak, karena sejatinya kemuliaanmu wahai ibu, bukanlah pada hari ini saja. Engkau berhak mendapatkan perlakuan istimewa, perkataan baik nan penuh hikmah, senyuman termanis, sambutan dengan wajah berbinar, dan dekap pelukan terhangat tiap harinya.

Ibu…

Bahkan bila seandainya hari kemarin (tanggal 22 Desember) tak pernah ada, bagiku seluruh hari adalah harimu. Momentum 22 Desember 2014 ini mudah-mudahan menjadi “sentilan” bagi gelayut hati kita agar memaknai pentingnya Birrul Walidain beserta keutamaan dan pahala yang terselip di dalamnya.

Sumber: http://www.islampos.com/ibumu-kemudian-ibumu-kemudian-ibumu-153819/

Israel Dakwa 8 Palestina karena Hasut Teror Anti Yahudi di Facebook

Israel Dakwa 8 Palestina karena Hasut Teror Anti Yahudi di Facebook

Palestina

Israel Dakwa 8 Palestina karena Hasut Teror Anti Yahudi di Facebook

Selasa 1 Rabiulawal 1436 / 23 December 2014 07:52

antiya


REZIM Israel mendakwa delapan warga Palestina dari Timur Al-Quds (Yerusalem) karena diduga menghasut teror anti-Yahudi melalui situs jejaring sosial.

Juru bicara kementerian kehakiman rezim mengumumkan dakwaan kepada delapan orang, berusia 18-45 tahun pada hari Senin kemarin (22/12/2014). Juru bicara itu menambahkan bahwa warga Palestina didakwa di pengadilan Timur Al-Quds atas tuduhan hasutan untuk melakukan aksi kekerasan atau teror dan mendukung kelompok teroris di situs jejaring sosial Facebook.

Pesan secara online mereka diduga diposting dalam beberapa bulan terakhir, menurut pihak berwenang Israel. Israel mengklaim akibat pesan online mereka itu, membuat jumlah serangan kekerasan terhadap warga Israel secara signifikan meningkat di Yerusalem dan menyebabkan sembilan warga Israel tewas.

Pejabat Israel lebih lanjut menyatakan bahwa para terdakwa Palestina secara langsung menyerukan kekerasan dan aksi teror terhadap warga Yahudi Israel.[fq/islampos/prtv]

Redaktur: Al Furqon

« Pejabat Palestina: Negara Donor Belum Penuhi Janji Mereka Bantu Gaza



Sumber: http://www.islampos.com/israel-dakwa-8-palestina-karena-hasut-teror-anti-yahudi-di-facebook-153807/

Pejabat Palestina: Negara Donor Belum Penuhi Janji Mereka Bantu Gaza

Pejabat Palestina: Negara Donor Belum Penuhi Janji Mereka Bantu Gaza

Palestina

Pejabat Palestina: Negara Donor Belum Penuhi Janji Mereka Bantu Gaza

Selasa 1 Rabiulawal 1436 / 23 December 2014 05:48

donz


SEORANG pejabat senior Palestina mengatakan donor internasional sejauh ini gagal memenuhi janji-janji bantuan keuangan  mereka kepada Jalur Gaza setelah 50 hari serangan Israel di wilayah yang terkepung itu pada musim panas lalu.

Wakil Perdana Menteri Palestina Muhammad Mustafa mengatakan pada hari Senin kemarin (22/12/2014) bahwa “tidak ada satu sen pun” uang telah diterima dari donor utama yang berjanji seperti Qatar, Uni Emirat Arab dan Turki, yang menjanjikan 2,7 miliar dolar dalam sebuah konferensi di ibukota Mesir Kairo pada bulan Oktober lalu untuk membantu rekonstruksi Gaza.

Mustafa lebih lanjut mengklaim bahwa hanya tahap kecil uang yang telah mereka terima selama ini, namun dia menolak untuk memberikan informasi lebih lanjut.[fq/islampos/prtv]

Redaktur: Al Furqon

« Otoritas Palestina Rilis 4 Rancangan Amandemen yang Diajukan ke DK PBB



Sumber: http://www.islampos.com/pejabat-palestina-negara-donor-belum-penuhi-janji-mereka-bantu-gaza-153790/

Essebsi Jadi Pemenang Pemilu Presiden Tunisia

Essebsi Jadi Pemenang Pemilu Presiden Tunisia

Dunia

Essebsi Jadi Pemenang Pemilu Presiden Tunisia

Selasa 1 Rabiulawal 1436 / 23 December 2014 04:58

ese


BEJI Caid Essebsi dari partai Nidaa Tounes Senin kemarin (22/12/2014) dinyatakan sebagai pemenang pemilu presiden Tunisia dengan perolehan suara 55,68 persen.

Menurut komisi pemilihan independen Tunisia, pesaing Essebsi, Presiden Interim Moncef Marzouki, hanya memenangkan 44,32 persen suara dalam pemilihan yang berlangsung hari Ahad lalu.

Hasil pemilu limpasan membuat Essebsi menjadi presiden keenam dalam sejarah modern Tunisia dan keempat sejak pemberontakan 2011 yang menggulingkan Presiden otokratis Zine al-Abidine Ben Ali.

Essebsi meraih 1.731.529 juta pemilih pada pemilu limpasan hari Ahad lalu, sementara Marzouki memenangkan 1.378.513 juta pemilih, menurut kepala KPU Tunisia Chafiq Sersar.

Dia menambahkan bahwa total ada 3.189.672 juta pemilih Tunisia â€" sekitar 60 persen pemilih negara yang terdaftar â€" yang memberikan suaranya dalam pemilu.[fq/islampos/anadolu]

Redaktur: Al Furqon

« Manaf Tlass: Assad Telah Jual Suriah ke Iran



Sumber: http://www.islampos.com/essebsi-jadi-pemenang-pemilu-presiden-tunisia-153769/

Demi Selamatkan Kawanan Bebek, Wanita Ini Tewaskan 2 Pengendara Motor

Demi Selamatkan Kawanan Bebek, Wanita Ini Tewaskan 2 Pengendara Motor

Dunia Gila

Demi Selamatkan Kawanan Bebek, Wanita Ini Tewaskan 2 Pengendara Motor

Selasa 1 Rabiulawal 1436 / 23 December 2014 03:20

bebek


WANITA Kanada yang telah menyebabkan kecelakaan yang fatal gara-gara menyelamatkan bebek, kini mulai dihukum. Wanita Ini tiba-tiba menghentikan mobilnya di tengah jalan raya demi membantu kumpulan bebek, dijatuhi hukuman penjara selama 90 hari.

Selain dipenjara, Emma Czornobaj juga harus melayani 240 jam pelayanan masyarakat dan dilarang mengemudi selama 10 tahun. Hukuman penjara hanya akan dilakukan pada akhir pekan.

Czornobaj bepergian di jalan raya di luar Montreal pada bulan Juni 2010 ketika ia melihat tujuh anak itik di jalan. Dia tiba-tiba menghentikan Honda Civic-nya di jalur kiri jalan yang ramai untuk memastikan bebek aman. Malang, saat itu muncul sepeda motor yang dikendarai Andre Roy, 50, dan putrinya Jessie, 16, yang menabrak bagian belakang mobil Czornobaj dan mereka tewas.

Selama persidangan, Czornobaj mengatakan ia ingin menyelamatkan kawanan bebek. Namun, ia dinyatakan bersalah atas kelalaian kriminal dan ia menghadapi hukuman penjara.

Kasus Czornobaj itu memicu kemarahan dari para pecinta hewan yang mencela hukuman seumur hidup yang dituduhkan kepadanya. Lebih dari 19.000 orang menandatangani petisi di Change.org meminta keringanan untuk Czornobaj. [sm/islampos/upi]

Redaktur: Sodikin Maulana

« Suami Nikah Lagi, Istri Beri Selamat dengan Menggores Mobilnya



Sumber: http://www.islampos.com/demi-selamatkan-kawanan-bebek-wanita-ini-tewaskan-2-pengendara-motor-153636/

Manaf Tlass: Assad Telah Jual Suriah ke Iran

Manaf Tlass: Assad Telah Jual Suriah ke Iran

Dunia

Manaf Tlass: Assad Telah Jual Suriah ke Iran

Selasa 1 Rabiulawal 1436 / 23 December 2014 01:20

jual suriah


SEORANG jenderal senior Suriah, yang membelot pada 2012 dikabarkan telah menentang kebijakan Presiden Assad. Ia mengatakan dalam sebuah wawancara baru-baru bahwa Presiden Bashar al-Assad telah menjual habis Suriah ke Iran, dan memilih untuk menggunakan kekerasan sebagai sarana untuk menghilangkan perbedaan pendapat, sejak awal pemberontakan terhadap pemerintahannya pada tahun 2011.

“Bashar terpilih bukan untuk reformasi yang serius dan kredibel, melainkan untuk menghancurkan negara daripada kehilangan kekuasaan,” ujar Manaf Tlass, mantan Jendral Suriah, kepada Wall Street Journal dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada hari Jumat (19/12/2014).

“Dia (Assad) telah menjual Suriah ke Iran,” ungkap Tlass, yang kini tinggal di Prancis.

Artikel yang diterbitkan mengungkapkan petunjuk baru tentang pengeboman sebagai “teori yang mengejutkan.” Disebutkan bahwa mungkin aksi ini adalah untuk membungkam suara-suara pejabat pemerintah yang mulai terbuka terhadap pihak oposisi pada saat itu. [sm/islampos/aby]

Redaktur: Sodikin Maulana

« Pemerintah Suriah: Israel Jatuhkan Pesawat Tak Berawak di Quneitra



Sumber: http://www.islampos.com/manaf-tlass-assad-telah-jual-suriah-ke-iran-153656/

Keceriaan Anak Gaza di Sekolah Baru Mereka

Keceriaan Anak Gaza di Sekolah Baru Mereka

Foto

Keceriaan Anak Gaza di Sekolah Baru Mereka

Selasa 1 Rabiulawal 1436 / 23 December 2014 00:20

tk gaza 4

ASOSIASI Solidaritas The Cansuyu Turki telah meluncurkan program yang menjamin kelangsungan hidup bagi anak-anak yatim di Gaza dengan membentuk TK baru. 135 anak bersekolah dan memberikan kontribusi besar terhadap pendidikan anak-anak.

tk gaza 3

Untuk meringankan beban perang, anak-anak juga menerima konseling psikologis. Semua kegiatan dan hiburan disediakan oleh asosiasi. TK ini terletak di Jabaliya dan melayani kelompok usia 4-6, dan dipenuhi oleh 18 guru dan staf. Sebagian besar siswa yang datang ke sekolah berasal dari distrik Jabaliya â€" 12 berasal dari kamp, 7 dari Behy Lahya dan 6 dari Gaza Tengah.

tk gaza 2

Sekolah yang berukuran 950 meter persegi terdiri dari TK, ruang bermain, ruang kelas, bioskop, perpustakaan, makan daerah, taman bermain dan daerah berumput. Sekolah tidak memiliki biaya dan difokuskan pada menjaga anak yatim. Keluarga anak yatim ‘yang menerima undangan untuk mengunjungi sekolah mengatakan bahwa mereka memiliki banyak keuntungan dengan adanya sekolah ini.

tk gaza 1

Dengan kapasitas penuh, mereka berharap untuk meningkatkan kapasitas sekolah. Dijalankan oleh guru perempuan, sekolah secara resmi didukung oleh Kementerian Dalam Negeri Palestina dan Kementerian Pendidikan. [ds/islampos/worldbulletin]

Redaktur: Dini Sri Mulyati

« Menkes Gaza: Maaf, Tidak Bisa Lakukan Operasi Pasien!



Sumber: http://www.islampos.com/keceriaan-anak-gaza-di-sekolah-baru-mereka-153729/

Siapa Sebenarnya Santa Klaus? (1)

Siapa Sebenarnya Santa Klaus? (1)

santa klaus1


MENJELANG dan saat perayaan natal bagi kaum Kristen, sosok Sinterklas atau Santa Klaus sudah menjadi maskot natal. Sosok kakek berjanggut putih dan berbaju merah putih Ini kerap digambarkan sebagai orang yang baik hati, karena suka memberi hadiah kepada anak-anak.

Lalu, siapakan sebenarnya Santa Klaus Ini? Apakah dia nyata atau hanya fiktif belaka? Ini perlu kita ketahui agar tidak termakan hasutan media, bahwa Santaklaus benar-benar ada. Menurut Ahmad Sarwat, Lc dari rumah fiqih.com, berdasarkan beberapa literatur sesungguhnya tokoh Sinterklas atau Santa Klaus ini adalah dua tokoh yang berbeda.

Namun keduanya sama-sama tokoh rekaan yang wujud aslinya tidak pernah ada. Ada begitu banyak versi yang saling tumpang tindih. Salah satunya menyebutkan bahwa keduanya adalah tokoh yang diciptakan orang dengan mengambil inspirasi dari sosok seorang pendeta yang bernama Santo Nikolas.

1. Sosok Asli : Santo Nikolas
Sosok yang konon disebut sebagai sosok aslinya adalah seorang pendeta nasrani bernama Santo Nikolas. Konon lahir sekitar tahun 280M di Turki dari ayah seorang Arab. Sumber lain menyebutkan namanya Santo Nikoas dari Myra yang hidup pada abad ke-4 Masehi.

Sosok Santo Nikolas inilah yang banyak disebut-sebut merupakan inspirasi utama figur orang kristen tentang Sinterklas atau Santa Claus. Konon Nikolas adalah seorang uskup yang sangat terkenal akan kebaikannya memberi hadiah untuk orang miskin. Dia digambarkan berjanggut dengan jubah resmi sebagai uskup, lengkap dengan tongkatnya.

Namun kisahnya kurang valid sehingga menimbkan banyak sekali versi sosok yang berbeda-beda. Tiap negeri punya cara penggambaran yang saling berbeda dengan negeri lainnya. Jangan kaget kalau sosok ini muncul di berbagai negara dengan versi yang berbeda-beda.

Pada cerita rakyat Belanda, Santo Nikolas alias Sinterklas ini dibantu oleh seorang budak Afrika yang disebtt Zwarte Piet (di sini dikenal sebagai Piet Hitam). Beberapa cerita melukiskan bahwa Piet Hitam akan memukul anak nakal dengan tongkat dan memasukkannya ke dalam karung.

Karena kedekatan histori antara Indonesia dan Belanda, maka dapat dimaklumi bahwa cerita rakyat Belanda inilah yang lebih tersohor di Indonesia. Padahal selain berdasarkan cerita rakyat Belanda, masih ada beberapa versi cerita Sinterklas, walau sumber inspirasinya tetap sama: Santo Nikolas.

2. Santa Klaus: Iklan Coca Cola
Walau Santa Claus adalah juga terinspirasi oleh Sinterklas, banyak kalangan yang meyakini bahwa Santa Claus bukanlah Sinterklas. Santa Claus yang sosoknya banyak bermunculan di musim natal di Indonesia sering diyakini sebagai hasil kreasi sebuah perusahaan mninuman bersoda Coca-Cola.

Karakter ini digambar dan disain oleh seorang ahli lukis bernama Haddon Sundblom atas pemintaan Coca-Cola untuk promo peningkatan penjualan di musim liburan. Maka lahirlah tokoh Santa Claus, yang digambarkan sebagai kakek berjubah merah berjanggut putih naik kereta yang ditarik rusa dari kutub utara. Tentu saja ini 100% cerita kartun alias dongeng sejati.

Namun dari sisi marketing, nampaknya pihak Coca cola berhasil. Sebab karakter ciptaannya menjadi “icon” natal di seluruh dunia. Di pusat-pusat perbelanjaan di bulan Desember, banyak perusahaan yang biasanya menggunakan badut lucu, kemudian untuk selama Desember menggantinya dengan karakter Santa Claus ini.

Tidak terkecuali di negeri kita. Beberapa perusahaan retail dan pengelola mal juga latah ikut-ikutan menampilkan sosok ini. Parahnya, ada saja bos yang mewajibkan karyawannya yang nota bene Muslim untuk mengenakan pakaian khas badut ini, setidaknya topi merah panjangnya. [islampos/rumahfiqih/worldlastchance]

bersambung

Redaktur: Sodikin Maulana

Sumber: http://www.islampos.com/siapa-sebenarnya-santa-klaus-1-153659/

KFC Lawan Imbauan Menag dan MUI Terkait Atribut Natal

KFC Lawan Imbauan Menag dan MUI Terkait Atribut Natal

Marcella Dewi. Foto: Youtube General Manager Marketing KFC, Marcella Dewi. Foto: Youtube

PEMAKAIAN atribut natal bagi karyawan muslim akhir-akhir ini menjadi polemik. Meskipun Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Menteri Agama telah mengimbau perusahaan agar tidak memaksa karyawan muslim memakai atribut natal, namun masih ditemukan perusahaan yang memaksa karyawan muslim memakai atribut natal.

Beberapa waktu lalu, Islampos mendapat keterangan dari Asisten Manager Kentucky Fried Chicken (KFC) Kota Kasablanka, Mindar Usman, bahwa KFC Pusat membuat aturan yang mengharuskan karyawan muslim memakai atribut natal. Namun hal ini dibantah oleh General Manager Marketing KFC, Marcella Dewi.

Dia mengatakan tidak mewajibkan karyawan muslim memakai atribut natal, sekalipun pihaknya mengakui telah menyodorkan atribut natal kepada karyawan muslim.

Marcella berdalih, imbauan MUI dan Menag tersebut tidak bisa diartikan melarang karyawan muslim KFC memakai atribut natal.

“Itu imbauan, bukan fatwa,” tegas wanita yang mengaku non muslim ini kepada Islampos, Senin (22/12) di Gedung Gelael, Jakarta Selatan.

Dia lalu mengungkapkan, karyawan muslim yang mau memakai atribut natal tidak perlu dipermasalahkan dan tak bisa dilarang. “Kalau dari hatinya welcome, ya gak apa-apa pakai atribut natal. Masa saya larang?” ujarnya.

Seperti diketahui, Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin menghimbau umat Islam tidak perlu menggunakan kalung salib ataupun topi sinterklas demi menghormati Natal, khususnya terkait peringatan hari besar umat Kristiani tanggal 25 Desember 2014 mendatang.

“Bertoleransi bukanlah saling meleburkan dan mencampurbaurkan identitas masing-masing atribut dan simbol keagamaan yang berbeda. Bertoleransi adalah saling memahami, mengerti, dan menghormati perbedaan masing-masing, bukan menuntut pihak lain yang berbeda untuk menjadi sama seperti dirinya,” demikian jelas Menag dalam siaran persnya.

Anjuran Menag ini disampaikan terkait banyaknya pengusaha yang memberlakukan pekerja Muslim ikut menggunakan atribut Natal. [ar/islampos]

Redaktur: Rayhan

Sumber: http://www.islampos.com/kfc-lawan-imbauan-menag-dan-mui-terkait-atribut-natal-153747/

Pemerintah Suriah: Israel Jatuhkan Pesawat Tak Berawak di Quneitra

Pemerintah Suriah: Israel Jatuhkan Pesawat Tak Berawak di Quneitra

Dunia

Pemerintah Suriah: Israel Jatuhkan Pesawat Tak Berawak di Quneitra

Senin 29 Safar 1436 / 22 December 2014 21:40

israil-drone

PEMERINTAH Suriah pada hari Ahad (21/12/2014) mengatakan bahwa pesawat tak berawak Israel telah dijatuhkan di provinsi Quneitra , dekat dataran Golan.

Media pemerintah mengatakan pesawat tak berawak itu terbang di atas desa Hadar ketika jatuh. Tidak segera jelas apakah itu telah ditembak jatuh atau telah jatuh sendiri.

Quneitra telah menjadi saksi pertempuran sengit antara pasukan yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad dan pejuang termasuk pejuang al-Qaeda.

Israel telah menyerang Suriah beberapa kali sejak awal empat tahun perang Suriah. Sebagian besar menghancurkan persenjataan seperti rudal. Pejabat Israel mengatakan serangan menrgetkan Hizbullah di negara tetangga Lebanon.
Pemerintah Suriah pekan lalu mengatakan bahwa jet-jet Israel telah membom daerah dekat bandara internasional Damaskus dan di kota Dimas, dekat perbatasan dengan Lebanon. [ds/islampos/worldbulletin]

Redaktur: Dini Sri Mulyati

« Di Kota Ini, Tak Boleh Ada Kontes Ratu Kecantikan



Sumber: http://www.islampos.com/pemerintah-suriah-israel-jatuhkan-pesawat-tak-berawak-di-quneitra-153717/

Di Kota Ini, Tak Boleh Ada Kontes Ratu Kecantikan

Di Kota Ini, Tak Boleh Ada Kontes Ratu Kecantikan

Dunia

Di Kota Ini, Tak Boleh Ada Kontes Ratu Kecantikan

Senin 29 Safar 1436 / 22 December 2014 20:40

mahkota-ratu


BISA jadi, Kota Chivilcoy di Argentina menjadi kota pertama di kalangan Barat yang kontra terhadap ajang ‘ratu-ratuan.’ Menurut laporan, kota tersebut melarang kontes ratu kecantikan yang sudah menjadi tren di dunia.

Pernyataan pemerintah kota menyebutkan bahwa kontes ini merendahkan perempuan dan mendorong kekerasan terhadap kaum wanita, BBC melaporkan pada Senin (22/12/2014).

Dewan kota mengatakan kontes ratu kecantikan mendorong obsesi yang tidak sehat terhadap kecantikan fisik, dan mendorong penyakit seperti bulimia dan anoreksia (penyakit yang berkaitan dengan gangguan makan).

Berdasarkan kebijakan pemerintah kota setempat, lomba ratu kecantikan di Chivilcoy, yang berada di negara bagian Buenos Aires, akan diganti antara lain dengan kompetisi karnaval topeng.

Bulan lalu lembaga lokal di Argentina yang memantau diskriminasi menyerukan penghapusan kontes kecantikan karena tingginya angka serangan terhadap peserta lomba ini di seluruh Argentina. [sm/islampos/bbc]

Redaktur: Sodikin Maulana

« Empat Anggota Taliban Pakistan Kembali Dieksekusi



Sumber: http://www.islampos.com/di-kota-ini-tak-boleh-ada-kontes-ratu-kecantikan-153634/

Kebijakan Kontroversi Pemerintah dan Misi Mengikis Budaya Islam

Kebijakan Kontroversi Pemerintah dan Misi Mengikis Budaya Islam

jokowi lantik ahok

Oleh: Abdulloh Azzam, Mahasantri Ulil Albab, Universitas Ibnu Khaldun Bogor

“Mulai besok, semua staf dan karyawati di sini tidak ada lagi yang memakai jilbab,” seru seorang bos kepada karyawannya.

Mungkin kejadian seperti ini, tidak asing lagi di sekitar kita. Bahkan mereka yang memusuhi Islam, sudah berani terang-terangan mengeluarkan statement-statement kebencian terhadap Islam.

Belum lama ini, sebelum para DPR dan MPR dilantik, sempat beredar bahwa pemerintah akan menghapuskan Kementerian Agama dari pos pemerintahan. Seketika itu juga, banyak kaum muslimin berlomba-lomba menolak kebijakan itu. Sehingga pada akhirnya, keluar kebijakan, “Siapa bilang kita mau menghapuskan Menteri Agama dari pemerintahan, itu cuma wacana.” Kalaupun jadi dihapuskan, mau jadi apa negara ini?

Selang beberapa hari kemudian, muncullah kebijakan baru, di mana sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Ahok mengeluarkan beberapa putusan yang sangat merugikan umat Islam.

Misal, beberapa masjid dihancurkan, melarang menyembeli hewan kurban di sekolah-sekolah, melegalkan miras, melarang takbiran keliling, sampai yang paling aneh adalah membatasi ulama’-ulama’ untuk berdakwah alias harus terjadwal dan terawasi.

Tidak lama kemudian, pemerintah mengeluarkan kebijakan selanjutnya. Yaitu masalah penghapusan kolom Agama dalam KTP. Sehingga terjadilah beberapa kontra disana sini, yang sekali lagi masalah ini dianggap menyudutkan islam. Pertanyaannya mau dikemanakan orang yang ketika ketahuan mati dijalan, kemudian berKTP tapi tanpa kolom agama? Sekali lagi, aneh!

Tidak hanya itu, baru-baru ini pemerintah kita mempermasalahkan tentang aturan tatib mengawali dan mengakhiri sekolah. Menurut Anies Baswedan, sekolah negeri bukanlah tempat untuk mempromosikan keyakinan agama tertentu.

“Sekolah negeri menjadi sekolah yang mempromosikan sikap berketuhanan yang Maha Esa, bukan satu agama,” jelas Anies. Pertanyaannya, apakah hanya Islam yang mengajarkan do’a?

Memang aneh, hari-hari ini banyak sekali masalah yang menyudutkan persoalan Islam. Setiap apa-apa yang berbau dengan Islam, seakan semuanya tidak disukai bahkan dimusuhi. Padahal, kalau kita melihat sejarah, bangsa ini terlahir dari rahim seorang Muslim. Kemudian apa salahnya, budaya-budaya Islam yang telah menjamur di masyarakat luas dicoba untuk dihilangkan dari keseharian? Apa salah orang Islam?

Memang diakhir Akhir zaman ini, fitnah seakan tak henti-hentinya menyerang kaum muslimin. Mulai dari simbol-simbol keIslaman yang seakan dihilangkan dan dilarang di Negeri ini. Dan kebebasan malah digadang-gadangkan, bahkan didukung. Padahal sekali lagi, tanpa seorang muslim negara ini tidak akan terlahir.

Inilah misi barat, dimana mereka menginginkan semua umat Islam di dunia untuk diperangi. Karena muslim dianggap pengganggu jalannya sistem kebebasan yang mereka ajarkan. Mereka pun tahu, umat muslim tidak akan pernah terkalahkan kalau memerangi mereka dengan cara fisik. Sehingga mereka mempuyai satu cara, yaitu menyerang umat lewat fikiran dan adu domba-adu domba kelompok Islam. Sehingga sulit terjadinya persatuan di kalangan umat Islam itu sendiri.

Dari berbagai pernyataan di atas, bahwa saat ini umat Islam diharapkan tidak tinggal diam ketika ada kebijakan-kebijakan yang merugikan Islam. Karena semakin kita diam, maka musuh islam akan kian mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang lebih ekstrim lagi.

Mungkin tidak lama lagi, pemerintah akan melarang mengumandangkan adzan karena dianggap berisik, mengganggu, dan lain sebagainya. Sehingga pada akhirnya nilai-nilai, norma-norma, sampai budaya Islam akan terkikis hilang. Wallohua’lam.

Redaktur: Rayhan

Sumber: http://www.islampos.com/kebijakan-kontroversi-pemerintah-dan-misi-mengikis-budaya-islam-153674/

STEI SEBI Depok Adakan Festival Intifadha

STEI SEBI Depok Adakan Festival Intifadha

Info Umat

STEI SEBI Depok Adakan Festival Intifadha

Senin 29 Safar 1436 / 22 December 2014 17:30

festival Intifadha

FORUM Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) SEBI Solidarity For Palestine (21/12) menggelar Festival Intifadha di kampus STEI SEBI Depok. Festival ini merupakan satu dari beberapa rangkaian acara Syahru Intifadha 7.

Acara ini dimulai pukul  08.00 WIB dengan pembawa acara Ihrom Khotibul Imam. Festival ini dihadiri oleh mahasiswa STEI SEBI dan anak-anak TPA binaan mahasiswa STEI SEBI yang terkumpul dalam komunitas SEBI Mengajar.

“Festival ini merupakan bagian dari perjalanan menuju acara puncak Syahru Intifadha 7, yang nantinya In syaa Allah akan di selenggarakan pada tanggal 4 januari 2015 mendatang. Saya sangat berharap rangkaian acara ini bisa memberikan manfaat pada seluruh panitia dan peserta yang mengikutinya,” tutur Muhammad Zaini, Ketua Syahru Intifadhah 7.

Acara Festival dimeriahkan oleh berbagai lomba tingkat TPA dan Mahasiswa, diantaranya perlombaan Teater tingkat TPA, MHQ tingkat TPA dan Orasi tingkat Mahasiswa/i. Pemenang lomba dalam festival ini akan diumumkan pada acara puncak.

Kegiatan ini juga dimeriahkan oleh penampilan hadroh STEI SEBI dan musikalisasi puisi Palestina oleh Komunitas Sastra Mata Pena. Acara berakhir pada pukul 12.00 WIB ditutup dengan pembacaan do’a oleh saudara Dani.

Untuk rangkaian selanjutnya, SSP akan mengadakan acara penggalangan dana untuk palestina juga kajian Rohis se-Jakarta dan Depok yang bekerjasama dengan KNRP. T

Tema yang diusung yaitu ‘Membumikan Al Qur’an, Merefleksikan Semangat Palestina’. Acara puncak yang akan digelar pada tanggal 4 januari 2015 mendatang, dikemas dengan bentuk konser amal untuk Palestina. Rencananya, SSP akan mengundang Ebit bit E sebagai bintang tamu. Semoga Allah memudahkan langkah-langkah kita dalam menjalani pergerakan kemanusiaan ini. /Kiriman Nabilah Kautsar, Mahasiswi STEI SEBI

Redaktur: Eva

« Indonesia dalam Cengkeraman Neolib dan Neoimperialisme (2-Habis)



Sumber: http://www.islampos.com/stei-sebi-depok-adakan-festival-intifadha-153619/

“Gunung dan Seisi Bumi Saja Protes, Kok Muslim Mau Ucapkan Natal”

“Gunung dan Seisi Bumi Saja Protes, Kok Muslim Mau Ucapkan Natal”

syamsul arifin nababan

MANTAN pendeta yang kini menjadi da’i, Ustadz Syamsul Arifin Nababan mengatakan tidak sepakat dengan tokoh yang membolehkan pemakaian atribut Natal bagi Muslim.

Menurut kristolog nasional ini, hukumnya tasyabbuh bagi mereka yang mengenakan atribut Natal. Itu dalam artian, barangsiapa menyerupai (tasyabbuh), maka ia masuk ke dalam suatu kaum tersebut.

“Natal itu memperingati kelahiran anak tuhan (Yesus). Yang membolehkan memakai atribut, gak pernah jadi Kristen kali ya,” kata mantan pendeta tersebut di Jakarta, Senin (22/12), dikutip dari Republika Online.

Dia melanjutkan, seharusnya seorang Muslim tegas tidak membenarkan pemakaian atribut apalagi merayakan hari kelahiran tersebut. Ia menegaskan, dalam Al-Qur’an Surat Maryam Ayat 88 sampai 92 telah dijelaskan bahwa Allah sangat murka terkait hal itu.

Dan mereka (orang-orang kafir) berkata, “Allah Yang Maha Pengasih mempunyai anak.” Sungguh, kamu telah membawa sesuatu yang sangat mungkar, hampir saja langit pecah dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh (karena ucapan itu), karena mereka (orang-orang kafir) menganggap Allah Yang Maha Pengasih mempunyai anak. Dan tidak mungkin bagi Allah Yang Maha Pengasih mempunyai anak. (QS Maryam: 88 â€" 92).

“Ayat itu menjelaskan, sungguh kalian (orang-orang kafir) telah mendatangkan mungkar pada-KU (Allah). Langit, gunung dan seisi bumi saja dijelaskan protes, loh kok kita (Muslim) malah mau ngucapin atau ikut merayakan. Sesama tokoh masih berdebat antara boleh dan tidak,” kata Ustadz Syamsul.

Ia menambahkan, tidak mengikuti euforia perayaan Natal bukan berarti tidak bertoleransi. Sebatas menghormati, dibolehkan saja. Asalkan tidak mengikuti, apalagi larut dalam perayaaan Natal. [rn/Islampos]

Redaktur: Rayhan

Sumber: http://www.islampos.com/gunung-dan-seisi-bumi-saja-protes-kok-muslim-mau-ucapkan-natal-153642/

Rohis BNI Syariah Gelar Tabligh Akbar Peduli Muslim Suriah

Rohis BNI Syariah Gelar Tabligh Akbar Peduli Muslim Suriah

Nasional

Rohis BNI Syariah Gelar Tabligh Akbar Peduli Muslim Suriah

Senin 29 Safar 1436 / 22 December 2014 16:13

IMG_8448

WAKTU istirahat makan siang tidak membuat para petinggi dan karyawan Bank BNI Syariah Jakarta lupa dengan derita rakyat Suriah.

Dalam acara Tabligh Akbar “Musim Dingin di Suriah” yang diadakan rohani Islam Mushola Al Ikhlas BNI Syariah di Gedung Tempo, Kuningan, Jakarta (22/12), sekitar 50 karyawan memadati mushola yang terletak di lantai 3 gedung tersebut.

Acara yang dimulai dengan Shalat Zuhur berjamaah ini berlangsung sekitar 40 menit dengan pembicara Muhammad Pizaro, seorang jurnalis sekaligus relawan Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS).

Dalam pemaparannya, Pizaro yang sudah 2 kali menginjakkan kakinya di Suriah ini mengatakan bahwa penderitaan muslim suriah telah berlangsung selama 4 tahun. Sampai detik ini krisis tersebut belum berakhir dan terus memakan korban.

“PBB menyebut Suriah sebagai krisis terbesar abad ini,” katanya,

Di musim dingin yang sedang melanda Suriah saat ini, FIPS bersama lembaga kemanusiaan dari Indonesia dan Maaysia mengkampanyekan #SaveTheChildrenOfSyria.

“Karena faktanya hampir separuh korban merupakan anak-anak kecil yang tidak berdosa,” ujar Pizaro.

Selanjutnya, Pizaro menjelaskan besarnya perhatian rakyat Palestina kepada krisis Suriah. Bahkan Pizaro menceritakan pengalamannya satu pesawat dengan Ketua Biro Politik Hamas, Khalid Misyal. Misyal mendukung penuh langkah para jurnalis untuk menginformasikan penderitaan rakyat Suriah kepada umat Islam.

“Hamas menilai, rakyat Suriah berada di garda terdepan dalam menyuarakan pembebasan Palestina,” tutupnya. /Kiriman Muhammad Rifqi

Redaktur: Rayhan

« Muhammadiyah Diharapkan Lahirkan Calon Pemimpin Masa Depan



Sumber: http://www.islampos.com/rohis-bni-syariah-gelar-tabligh-akbar-peduli-muslim-suriah-153637/

Ini Makanan Aku, Kenapa Digoreng?

Ini Makanan Aku, Kenapa Digoreng?

banner-widia-2

“UMMI,ummi…. makanan aku, kenapa digoreng?” terisak-isak Pelangi menghampiri saya ke kamar dengan membawa sepiring makanan yang sudah matang.

“Maaf sayang, ummi tidak tahu, coba adik tanya kepada abi,” tukas saya. Ia pun segera mengambil handphone dan meminta saya membantu menghubungi abinya.

“Abi, makanan yang tadi pagi abi beli digoreng sama Mama Emif buat anak-anak sekolah, kata Umi gak disuruh umi, tapi Mama Emif nya gak ijin dulu sama adik, itu kan punya adik,” seraya terisak ia bicara dengan abinya.

Terdengar diujung telefon abinya menjawab nanti akan menggantinya. Setelah menutup telefon, Pelangi menangis memeluk bantalnya.

Saya menghampiri, seraya memeluknya, saya berkata “Adik, nanti ummi akan bicara dengan Mama Emif kalau adik tidak nyaman.”

Ia pun mulai menghentikan tangisnya. Kemudian, ia kembali bergabung dengan kelompoknya mengikuti kegiatan makan siang bersama.

Anak itu menangis bukan karena pelit tidak mau berbagi makanan dengan teman-teman. Namun yang ia sesali, ada orang yang mengambil makanan miliknya tanpa berbicara dengan ia terlebih dahulu. Kunci permasalahnnya adalah tak izin dulu.

Memang kelemahan sebagian orang dewasa adalah berbicara. Mungkin menganggap, “Ah gak pa-pa toh hanya anak kecil” sehingga berbicara dengan anak dianggap hal yang tidak penting. Seyogyanya hal seperti diatas tidak boleh terjadi. Karena hal itu akan menyakiti otak anak.

Idealnya jika akan mengambil, meminjam, memakan atau memakai sesuatu yang bukan milik kita sendiri maka harus berbicara terlebih dahulu, meskipun yang ada di tempat itu hanya seorang anak kecil. Tak dipungkiri kejadian ini bisa terjadi karena saat usia dini, kita tidak diberi pengetahuan tentang klasifikasi, juga tidak dilatih berbicara. Sehingga itu menjadi kelemahan sebagian orang dewasa saat ini.

Orang dewasa adalah model bagi anak-anak atau murid-muridnya. Tak ada salahnya ketika akan melakukan sesuatu, orang dewasa berbicara dengan mereka. “Ini milik siapa, boleh kalau Ummi atau Abi meminjamnya, boleh Ayah atau Bunda memakannya?” jika sang anak sudah mengijinkan maka barulah kita menggunakannya atau memakannya.

Sepertinya hal yang sepele yang kita lakukan saat ini, namun hal ini besar dampaknya kemudian. Anak-anak menjadi seperti apa kelak ketika dewasa tergantung seperti apa pendidikan yang kita berikan padanya hari ini. Untuk menciptakan manusia-manusia yang beradab kelak dimasa depan. Maka sekarang kita orang dewasa (orang tua, guru dan lingkungan) harus menjadi model manusia beradab bagi mereka saat ini. Seberapa cerdas kelak mereka menjadi Khalifah dimuka bumi, tergantung berapa kecerdasan kita orang dewasa di sekitar mereka.

Berbicara yang baik dan benar dengan anak-anak harus dilakukan oleh para guru, orang tua maupun orang dewasa di sekitar mereka. Selamat mencoba!

Redaktur: Eva

Sumber: http://www.islampos.com/ini-makanan-aku-kenapa-digoreng-153597/