Mencintai dengan Sederhana

Mencintai dengan Sederhana

Nasihat

Mencintai dengan Sederhana

Senin 18 Jamadilawal 1436 / 9 Maret 2015 20:15

bunga

DALAM sebuah riwayat Aisyah mengisahkan, “Seorang perempuan miskin datang menemuiku. Ia membawa dua orang anak perempuan. Aku memberikan tiga butir kurma kepadanya. Ia memberikan dua butir kurma kepada anaknya. Ia bermaksud untuk memakan sisanya. Tetapi kedua anaknya berusaha merebutnya, sehingga kurma itupun jatuh dari tangannya. Akhirnya, perempuan tersbut tidak makan kurma satu butirpun. Aku terpesona dengan perilaku perempuan itu. Aku ceritakan peristiwa itu pada Rasulullah SAW. Ia bersabda, ‘Siapa saja yang mendapat ujian menderita karena mengurus anak-anaknya, kemudian ia berbuat baik kepada mereka, maka anak-anaknya akan menjadi penghalang baginya dari siksa neraka,” (HR. Bukhari, Muslim dan Tirmidzi).

Energi seorang ibu, seorang ayah untuk melindungi anaknya, membesarkannya adalah simbol kecintaan yang tiada tara. Sampai-sampai Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang paling baik diantara kamu adalah orang yang paling penyayang kepada keluarganya.” Dalam Al-Quran memelihara kasoh sayang dalam keluarga merupakan perintah yang sangat ditekankan, “Bertakwalah kamu kepada Allah, tempat kamu saling memohon dan peliharalah kasih sayang dalam keluarga,” (QS. An-Nisa ayat 1).

Dalam hidup ini selayaknya mampu mengendalikan diri dalam mencintai dan membenci seseorang ataupun sekelompok orang. Sebuah pengendalian yang didasarkan pada kriteria-kriteria objektif dan bisa dipertanggungjawabkan. Yaitu, kriteria yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah. Bukan kriteria yang didasarkan pada rasa yang cenderung disimpangkan oleh nafsu dan setan. Kecintaan yang berlebih-lebihan sering mengakibatkan hilangnya kesadaran kita.

Demikian pula, kebencian yang berlebih-lebihan apalagi tanpa landasan yang jelas dan objektif, akan menyebabkan posisi orang yang dbenci selalu dalam keadaan salah, walaupun sesungguhnya mungkin dia benar dan kita yang salah. Karena itu, Islam mengajarkan kita untuk mencintai dan membenci secara sederhana berdasarkan nilai-nilai objektif, terutama nilai-nilai kebenaran yang bersumber dari Allah dan Rasul-Nya.

Sumber: Jangan Putus Asa/karya: Masyhuril Khamis/penerbit: Republika

islampos mobile :

Redaktur: Reni Fatwa Gumilar

« Nikmat yang Dilupakan Manusia