Riwayat Duka Ahlulbait dalam Sejarah Nabi

Riwayat Duka Ahlulbait dalam Sejarah Nabi

unta padang pasir

DALAM sejarah Nabi SAW, ada kisah para Ahlulbait yang berjuang demi agama dan ketauhidan. Mereka senantiasa selalu berjuang bersama untuk menguatkan islam menjadi kokoh, mereka merupakan keluarga Nabi yang teramat disayangi dan dikasihi Nabi SAW.
Dalam perjalananya, tidak sedikit orang memusuhi dan membunuhi keturunan-keturunan Rasulullah yang sangat beliau cintai.

Bahkan dikabarkan diabad ke-20 ini telah diledakan dengan bom, makam yang menjadi imam ke10 dan 11 dalam ahlulbait Nabi, sehingga makam pun mengalami keruskan. Kaum pembenci Nabi dan keturunan beliau menistakannya sampai sekarang.

Pesan Rasulullah SAW, “Sesungguhnya aku tinggalkan dua yang sangat penting dan berharga (ats-Tsaqalain) bagi kalian: Kitab Allah (Al-Qur’an) dan keluarga (‘Itrah)-ku, Ahlulbait-ku. Keduanya tidak akan pernah berpisah hingga kembali kepadaku di telaga syurga (al-haudh).”

“Kutinggalkan di tengah kalian dua bekal yang sangat berharga (ats-Tsaqalain). Yang pertama adalah kitab Allah (Al-Qur’an), di dalamnya terdapat petujuk dan cahaya terang. Maka ambilah Kitabullah itu dan berpegang teguhlah kalian padanya. Dan yang kedua, Ahlulbaitku. Kalian kuingatkan kepada Allah akan Ahlulbaitku. Kalian kuingatkan kepada Allah akan Ahlulbaitku.”Adapun firman Allah SWT dalam surat Al-ahzab, “Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan,” (QS. Al-Ahzab: 57)

Meskipun telah dengan tegas dan jelas Allah SWT memerintahkan manusia untuk menghormati dan mencintai Rasulullah SAW dan Ahlulbait beliau, namun tetap saja masih banyak yang membenci dan memusuhi beliau. Membunuhi cucu-cucu Rasulullah SAW dan keturunan-keturunan beliau tentu sangat menyakiti hati Nabi suci, Nabi kekasih Allah, rahmat bagi alam semesta, makhluk Allah yang paling berjasa bagi umat manusia.

Diantara orang-orang yang hidup sejak zaman Nabi, ada orang-orang pilihan yang menjadi data riwayat duka manusia yang suci pada zaman itu. Diantaranya Nabi Muhammad SAW wafat syahid, Fatimah az-Zahra as wafat syahid, Ali bin Abi Thalib al-Murtadha as wafat syahid (dibunuh dengan pedang di masjid kufah, Irak) , al-Hasan bin Ali al-Mujtaba as wafat syahid karena diracun, al-Husain bin Ali as wafat syahid (dibunuh oleh pasukan Yazid bin Muawiyah), Ali Zainal Abidin as Sajjah as wafat syahid karena diracun, Muhammad al-Baqir as wafat syahid karena diracun, Ja’far ash-Shidiq as wafat syahid karena diracun, Musa al-Kazhim as wafat syahid karena diracun, Ali ar-Ridha as wafat syahid karena diracun, Muhammad al-Jawad as wafat syahid karena diracun, Ali al-Hadi as wafat syahid karena diracun, Hasan al-Askary as wafat syahid karena diracun, Muhammad al-Mahdi as (beliau masih hidup dan akan muncul sebelum berakhirnya dunia ini).

Para imam Ahlulbait yang berdakwah dan berjuang dibawah penindasan penguasa pada akhirnya satu persatu harus menemui kesyahidan demi kesyahidan. Namun, dengan keyakinan bahwa semua itu atas izin Allah SWT, maka harapan pecinta Ahlulbait kini tertumpu pada imam ke-12, imam terakhir Muhammad al-Mahdi as, yang diharapkan akan hadir entah kapan tetapi pasti.

Memang ironis mengenang kematian para syahidin yang rela berkorban demi agamanya, sementara Allah SWT begitu menyayangi dan menghormati Rasul-Nya, segolongan manusia pembenci Nabi yang mengaku islam malah senantiasa menyakiti hati Rasulullah dengan cara nista dan membunuh para cucunda Rasul beserta keturunan-keturunannya yang beliau (SAW) cintai sepanjang masa. [Sumber: Madzhab Cinta/Karya: Irawan Massie/Penerbit: Penerbit Lentera]

islampos mobile :

Redaktur: Mawa Fauziah