Prinsip dalam Berumah Tangga

Prinsip dalam Berumah Tangga

Ruang Keluarga

Prinsip dalam Berumah Tangga

Ahad 27 Rabiulawal 1436 / 18 Januari 2015 11:30

suami istri balon

DALAM berumah tangga pasti terdapat liku-liku yang harus dilalui. Semua itu merupakan ujian dalam kehidupan ini. Pikiran dan fisik kita akan terkuras hanya untuk menyelesaikan permasalahan ini. Nah, untuk mencegah hal itu, maka perlu adanya prinsip daam berumah tangga. Apa prinsip tersebut?

Prinsip dalam berumah tangga ialah kesetiaan. Ya, jika hal itu kita terapkan dalam berumah tangga, maka saling percaya di antara suami dan istri akan terjalin. Sehingga, memiliki rumah tangga yang langgeng dan awet sampai ajal memisahkan itu bukanlah suatu khayalan lagi.

Jika Anda belum berumah tangga, maka berlatihlah untuk menjadi orang setia. Dimulai dari menunjukkan rasa setia itu kepada kedua orangtua. Bagaimana caranya? Kita harus mampu menjaga kepercayaan orangtua. Dengan melakukan hal-hal positif dan membuatnya bangga. Selain bermanfaat sebagai tada bukti kepatuhan kita terhadap kedua orangtua, hal itu juga dapat menjadi gambaran calon suami/ istri nantinya. Kok bisa?

Biasanya, pasangan hidup kita itu tidak akan beda jauh dengan kita. Jika kita memiliki sifat yang baik, maka insya Allah calon kita pun akan memiliki sifat yang sama. Namun sebaliknya, jika kita tidak memiliki sifat yang baik, maka calon kita pun begitu adanya. Naudzubillah.

Lalu bagaimana dengan yang sudah berumah tangga? Hal ini akan lebih mudah untuk dilakukan. Jika kita merasa belum sepenuhnya setia kepada pasangan, mulailah terapkan prinsip kesetiaan itu. Buat kemitmen bersama pasangan Anda untuk sama-sama saling menjalin kesetiaan.

Memang membangu kesetiaan ini tidaklah mudah. Tapi, jika kita telah bena-benar berkomitmen untuk setia terhadap pasangan, maka tak ada yang tak mungkin. Anda inginkan susah senang bersama selamanya dengan pasangan? Tentu semua menginginkannya. Maka dari itu, mulailah terapkan prinsip setia saat ini juga. []

islampos mobile :

Redaktur: Rika Rahmawati

« Kapan Seharusnya Anak Bermain?