Nasional
Ketika Pesta dan Duka Bersaing Warnai Tahun Baru di Solo
Kamis 10 Rabiulawal 1436 / 1 Januari 2015 19:32MATA polisi melotot di tepian Jalan Adi Sucipto, Solo menyaksikan kawula muda menggeber-geber kuda besi di hadapannya.
Polusi suara knalpot bisingkan malam perayaan tahun baru di kota yang dinggap memiliki warga berjiwa halus itu.
Sepanjang jalan, kendaraan menyemut. Di kanan kirinya, motor-motor berikut si empu memejeng ditemani pedagang terompet berjualan.
Di atasnya, kembang api warna-warni bermekaran disirami rintik-rintik hujan. Suasana riuh. Tak ada rotan, akar pun jadi. Tiada konser dangdut, lantunan âNgeng⦠ngengeng⦠ngeng⦠ngengâ knalpot pun mampu âmenghiburâ mereka. Kedua jempol sebagian pemuda ini naik dan berputar, lalu bergoyang-goyang mabuk kepayang.
Namun, malam tahun baru di Solo tidak hanya menjadi milik kawula muda, tapi juga kawula tua.
Di atas trotoar dekat pedagang terompet, Bapak Sutimin berbagi rasa kepada Islampos. Berbeda dengan kaum muda, pria ini mengaku berduka merayakan tahun baru kali ini. Tidak ada hingar bingar ataupun pesta pora. Semuanya berubah menjadi lara.
âMusibah lagi di mana-mana. Seharusnya kita berduka merayakan tahun baru ini,â tutur warga Solo ini, Rabu malam (31/12/2014).
Musibah seolah tak berujung, tak bertepi , dan tak berhenti melanda negeri ini. Longsor di Banjarnegara. Banjir di mana-mana. Kebakaran Pasar Klewer. Jatuhnya pesawat Air Asia. Tampak musibah-musibah ini sepi dalam ramai di Solo. [ar/islampos]
Redaktur: RayhanSumber: https://www.islampos.com/ketika-pesta-dan-duka-bersaing-warnai-tahun-baru-di-solo-155645/