Di Balik Nonton Televisi, dari Kriminal Hingga Komedi

Di Balik Nonton Televisi, dari Kriminal Hingga Komedi

lelaki yang menonton televisi

SAAT ini banyak sekali tontonan di televisi. Mulai dari pukul 00.00 hingga pkl 23.59 wib. Berbagai program acara pun ada dari tayangan anak-anak hingga orang dewasa. Dari tayangan keagamaan hingga tindak kriminal. Dari acara berita hingga acara gossip, dari acara talkshow hingga sinetron.

Semua berputar terus menerus selama 24 jam. Jika tak punya alasan untuk berhenti menonton televisi mungkin kita akan terbuai seharian.

Jika kita lihat acara televisi ada yang berpengaruh positif terhadap masyarakat dan ada pula yang berpengaruh negatif. Misal acara berita di televisi bagus untuk masyakat karena menjelaskan bagaimana kondisi lingkungan sekitar saat ini.

Namun tak semua acara berita itu baik seperti berita tindak kriminal. Berita seperti itu tentu harus disisir terlebih dahulu karena alih-alih menyimak berita ternyata pemirsa malah menyimak strategi tindak kriminal tersebut.

Komedi diadakan untuk menghibur masyarakat agar senantiasa lebih rileks dalam menjalani kehidupan sehingga angka depresi atau bunuh diri menurun.

Penduduk Indonesia seperti yang kita ketahui adalah mayoritas muslim. Sedangkan penduduk Barat saat ini mayoritas non-Muslim.

Seorang Muslim berbeda dengan non-Muslim. Muslim memiliki agama yang tidak hanya mengatur dirinya dengan tuhannya namun juga mengatur bagaimana hubungan manusia dirinya sendiri dan hubungan manusia dengan manusia lainnya.

Sedangkan seorang non-Muslim hanya memiliki agama semata. Agamanya pun hanya mengatur hubungan dirinya dengan tuhannya saja tidak mengatur bagaimana hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan dirinya dengan orang lain.

Dengan kata lain perbedaan seorang Muslim dengan non-Muslim yaitu bahwa seorang Muslim memiliki Islam yang tidak hanya dijadikan agama tetapi juga sebagai ideologi atau landasan hidup.

Sedangkan seorang non-Muslim menjadikan agama hanya sebatas pengatur ibadah semata sementara ideologinya mengadopsi yang lain seperti kapitalis atau sosialis.

Karena seorang muslim berbeda dengan kafir maka seharusnya seorang muslim berbeda gaya hidupnya dengan orang kafir.

Jika orang non-Muslim menangani masalah depresi dengan menonton acara komedi maka seharusnya seorang Muslim menangani masalah hidupnya dengan solusi Islam.

Tayangan komedi bukanlah cerminan seorang muslim sebab seorang muslim harus mampu menangani problematika hidupnya dengan tuntas bukan dengan ilusi.

Semoga ke depannya kita senantiasa lebih peka terhadap kondisi sekitar.

Siapa lagi yang akan menjaga dinul Islam selain orang Islam itu sendiri? []

sumber : www.moslemyouthcampus.wordpress

islampos mobile :

Redaktur: Mawa Fauziah

Sumber: https://www.islampos.com/kriminal-menonton-televisi-156591/