Sengsara Membawa Derita Akibat Ulah Manusia

Sengsara Membawa Derita Akibat Ulah Manusia

rusaknya bumi

MANUSIA merupakan makhluk yang paling istimewa dibandingkan yang lainnya. Bagaimana tidak? Allah SWT, Sang Pencipta alam semesta begitu memuliakan makhluk yang hanya terbuat dari tanah ini. Ketika penciptaannya, seluruh makhluk harus bersujud kepada seorang manusia.

Manusia menempati tempat yang indahnya tiada yang bisa menandingi, surga. Semua yang diinginkan telah tersedia di sana. Bukan hanya itu, manusia juga diberi pengajaran langsung oleh Allah SWT untuk mengenal nama-nama yang belum diketahui sebelumnya. Itulah kelebihan yang dimiliki oleh manusia.

Namun sayang, akibat ulahnya sendiri, ia dikeluarkan dari tempat yang indah itu dan di turunkan ke bumi. Tapi, saking sayangnya Allah kepada manusia, di balik rasa sedihnya akibat turun ke bumi, Allah tidak hanya memberikan penderitaan kepada manusia. Melainkan, Allah beri perlengkapan, kebutuhan, potensi kepada manusia agar menjadi khalifah di bumi. Sehingga, manusia dapat menjadi makhluk sang juara di muka bumi.

Coba kita lihat keadaan sekarang ini. Manusia yang sering mengalami rasa sakit pada tubuhnya, itu diakibatkan ketidak tahuannya mengenai kondisi fisiknya. Ia lebih pokus menikmati apa yang telah disediakan di dunia tanpa memperdulikan apa yang dibutuhkan oleh tubuh.

Seperti halnya dalam hal makanan. Jika Rasulullah itu selalu bersikap sedikit makan dan sedikit tidur, maka berbeda dengan manusia pada masa ini. Mereka cenderung sedikit-sedikit tidur, dan sedikit-sedikit makan. Sehingga, tubuh pun tidak seimbang. Akibatnya, banyak orang mudah terkena penyakit karena pencernaan yang bermasalah.

Itu baru hal pada setiap individu. Masih ada bahkan banyak kerusakan di muka bumi ini akibat ulah manusia. Manusia memiliki sikap yang rakus dan acuh tak acuh kepada makhluk lainnya. Sehingga, ia tidak memperdulikan keseimbangan alam ini.

Seperti halnya penebangan hutan yang dilakukan secara terus menerus, tanpa melakukan penanaman kembali. Mereka melakukan itu semata-mata hanya untuk memenuhi keinginannya saja, misalnya membuat villa untuk liburan. Maka, jangan heran jika terjadi longsor di mana-mana.

Contoh-contoh tersebut hanya segelintir saja, dari banyak kerusakan yang telah dilakukan manusia. Sikap yang kurang mensyukuri nikmat, tidak peduli pada makhluk lain, tamak, dan memiliki hawa nafsu yang tinggi membuat manusia menjadi juara dalam menghancurkan alam ini.

Padahal, Allah memberikan potensi, perlengkapan, kebutuhan dan lain sebagainya itu adalah sebagai bekal manusia menjadi khalifah juara di muka bumi. Artinya, manusia dapat menjadi pemimpin bagi makhluk lainnya yang dapat mengatur keberlangsungan kehidupan alam dengan sebaik mungkin.

Ketika terjadi bencana atau pun musibah, manusia sering beranggapan bahwa itu merupakan ujian yang diberikan oleh Allah SWT. Terkadang tidak menginteropeksi diri sendiri, bahwa ternyata itu akibat ulah kita sendiri. Mau sampai kapan kita melakukan ini? Apakah harus bumi ini hancur dahulu barulah kita sadar akan kesalahan yang kita perbuat?

Mari, kita sama-sama ubah perilaku buruk kita dengan senantiasa melakukan hal-hal yang baik. Jangan selalu mengikuti hawa nafsu yang cenderung menginginkan suatu hal di luar kendali, yang pada akhirnya akan merugikan diri sendiri. Kuasai dan kendalikan hawa nafsu dengan sebaik mungkin. Jadilah khalifah yang bermanfaat bagi makhluk lainnya. Buat Sang Pencipta bangga karena telah menciptakan makhluk yang dapat menjadi juara di muka bumi. [Sumber: Tuhan, Aku Selingkuh Dulu Ya/Karya: Rahmat Susanto/Penerbit: Zaga Media]

islampos mobile :

Redaktur: Rika Rahmawati