BULIR-bulir bening menetes dari mata seorang Ibu yang sedang duduk di atas trotoar seberang bangkai Pasar Klewer. Namanya Bu Weni (65), seorang pedagang seprei, sajadah, dan bahan-bahan halus di Pasar warisan Pakubuwono X itu.
Bu weni ternyata sedang pilu pasca tiga kiosnya dilalap si jago merah. âKios dan isinya ludes semua Mas, hilang 2 M,â tuturnya diiringi isak tangis histeris kepada Islampos, Kamis (1/1/2015).
Suasana hening sejenak. Air mata wanita yang 13 tahun hidup tanpa didampingi sang suami ini, masih pasang. Tak lama, air matanya surut, dia lalu kembali bercerita dengan lirih. Bu Weni mengungkapkan ingin tetap berdagang di Pasar Klewer. Agar bisa menyambung hidup,tidak menyusahkan orang lain, saudara, dan anak-anak, serta menghidupi karyawan.
âJuga agar bisa berderma dan ibadah,â ingin wanita berjilbab ini.
Baginya, berdagang kembali di Pasar Klewer munculkan optimisme. Sebab tokonya punya nama baik. Modalnya nanti dari pinjaman. âInsya Allah toko kami masih dipercaya oleh agen dan pabrik,â yakinnya mantap.
Wanita yang sudah berdagang sejak 1970 ini, berharap Pasar Klewer dibangun kembali. Lebih dari itu, dia memohon kepada pemerintah agar kepemilikan kios gratis sebab modalnya sudah habis. âKapan Pasar Klewer dibangun kembali? Ndak tahu,â tanyanya menunggu kepastian menyongsong masa depan.
Kini bangkai Pasar Klewer tampak gosong. Baunya menusuk hidung sampai batuk-batuk. Hawanya masih hangat. Bara api masih menyala di besi pasar yang bengkok. Temboknya berurat. Puing-puingnya berserakan. Atapnya langit dan awan. [ar/Islampos]
islampos mobile :
Sumber: https://www.islampos.com/isak-tangis-pedagang-muslimah-pasca-kebakaran-pasar-klewer-156185/