Di Balik Poligami Rasulullah (1)

Di Balik Poligami Rasulullah (1)

cinta buku love hati

KITA mungkin cenderung akan merasa risih dengan istilah kata yang satu ini. Ya, khususnya bagi kaum wanita yang pada dasarnya tidak ingin dimadu atau dengan kata lain dipoligami. Namun, Rasulullah SAW melakukan hal tersebut pada semasa hidupnya. Nah, hal inilah yang menjadi kontroversi di kalangan kita saat ini, terutama bagi orang-orang yang memang tidak menyukai Islam dan adanya poligami.

Salman Rushdie, penulis buku kontroversial “The Satanic Verses” menyebutkan dalam tulisannya bahwa Muhammad itu tipe laki-laki maniak. Hal ini, menurutnya, bisa dibuktikan dengan jumlah perempuan (istri) dia nikahi yang mencapai 11 orang.

Salman Rushdie mewakili suara orang-orang yang melihat dengan ‘sebelah mata’ tentang dienul Islam. Buku The Satanic Verses yang laris di kalangan masyarakat Eropa dan Amerika, itu semakin menambah semangat kebencian mereka terhadap Islam, terutama yang menyangkut masalah pernikahan seorang laki-laki terhadap beberapa orang perempuan (poligami).

Ironisnya, dikalangan internal kaum Muslimin sendiri masih terdapat orang-orang yang tidak atau belum memahami hikmah dan latar belakang dibolehkannya poligami. Opini publik yang berkembang kerap menyudutkan pelaku poligami dan mengancam perilaku yang disebut-sebut “tidak pernah mendatangkan keadilan” ini. Lebih-lebih peran media massa, elektronik dan cetak, yang ‘memprovokasi’ jahatnya poligami. Cerita-cerita diungkap lewat film/ sinetron, pengalaman pahit, hingga lagu-lagu sendu menolak poligami.

Poligami Rasulullah SAW

Rasulullah sepanjang kenabiannya menikah dengan 11 istri. Dari 11 istri tersebut hanya satu perempuan yang ketika dilamar oleh beliau berstatus gadis. Dia adalah ‘Aisyah binti Abu Bakar. Selain ‘Aisyah semuanya berstatus janda.

Khadijah binti Khuwailid, misalnya, adalah istri pertama Rasulullah yang ketika mnikah dengannya yang berusia 25 tahun, sedangkan Khadijah berusia 40 tahun. Khadjah sebelumnya menikah dengan ‘Atiq bin ‘A’idz kemudian Abu Halah (keduanya meninggalkan seorang dan dua orang anak).