Menuju Indonesia Tandingan

Menuju Indonesia Tandingan

bendera indonesia

Oleh: Abdulloh Azzam., Mahasantri Ulil Albab, Universitas Ibnu Khaldun Bogor., [email protected]

INDONESIA adalah negara multikulturalisme. Anekah ragam kebudayaan sampai keagamaan menghiasi setiap belahan negeri ini. Semua keanekaragaman yang ada di negeri ini, banyak kelebihan dan juga kekurangannya.

Kelebihan yang nampak jelas adalah ketika Indonesia mendapat pujian dan sanjungan dari negara lain. Entah itu sanjungan atas ragam suku, budaya yang begitu banyak, atau bahkan pujian atas prestasi-prestasi keragaman lainnya. Disamping itu, kekurangan yang begitu nampak atas dasar kultur adalah banyaknya konflik di sana sini. Entah itu masalah sepele sampai masalah yang besar.

Dibalik keragaman suku, etnis sampai budaya di Indonesia, tercermin bahwa di antara pihak satu dengan pihak lainnya, banyak terjadi pertikaian. Entah itu atas dasar pembelaan satu suku atau karena merasa terdiskrimimasikan.
Akhir-akhir ini banyak kasus yang terjadi di negara ini. Mulai dari satu pihak yang tidak setuju dengan keputusan pihak lain, atau bahkan terjadinya dualisme di sana sini. Sampai muncul istilah yang lucu, bisa kita sebut “Tandingan”.

Diawali ketika terjadi pertikaian di gedung parlemen anggota DPR yang pada akhirnya melahirkan DPR tandingan, kemudian disusul lagi atas tidak terimanya Pihak Front Pembela Islam atas kepemimpinan Ahok. Yang pada akhirnya terbentuklah Gubernur Tandingan. Belum berakhir, istilah tandingan pun sempat mencuat kembali dengan adanya kesruh di dalam salah satu partai, sehingga terlahirlah munas tandingan. Dan semoga itu adalah yang terakhir.

Dualisme seperti ini, sebenarnya adalah sesuatu yang tidak diharapkan masyarakat pada umumnya. Yang pada akhirnya masalah seperti itu akan meluas dan ditiru oleh pihak-pihak lainnya. Sehingga keharmonisan di dalam masyarakat akan terancam bubar. Dikarenakan hanya mungkin ada salah satu pihak yang tidak terima dengan salah satu keputusan yang telah disepakati pihak lainnya.

Bahkan kalau menurut saya, istilah tandingan akan digemari oleh masyarakat pada umumnya. Dan ketika ada masalah lagi, maka jalan pintasnya adalah membuat “Tandingan”. Sehingga lama kelamaan akan menjadi satu kebiasaan dan pada akhirnya masuk ke UUD, dan terjadinya dualisme-dualisme yang lebih besar lagi. Sehingga yang ditakutkan adalah munculnya Indonesia tandingan.

Pemerintah pun dibingungkan dengan masalah dualisme yang terjadi di negeri ini. Bahkan pemerintah sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan masalah ini, katanya. Tapi apa hasilnya? Menurut saya sama saja, tidak ada perubahan, alias nihil! Malah menurut saya bertambah banyak masalah-masalah yang terjadi, alias bertambah kacau.
Masyarakat sendiri sebenarnya tidak begitu merasa dibingungkan, bahkan merasa acuh terhadap masalah yang kerap kali terjadi di pemerintahan. Tapi karena seringnya tayangan-tayangan televisi yang menyuguhkan masalah itu, lama kelamaan masyarakat menjadi geram dan pada akhirnya sebagaian masyarakat meniruh.

Redaktur: Rika Rahmawati

Sumber: http://www.islampos.com/menuju-indonesia-tandingan-152659/