
KOMISI VII DPR RI melakukan Kunjungan Spesifik ke Unit Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Koperasi Perikanan Laut (KPL) Mina Sumitra di Pantai Song, Kabupaten Indramayu Senin (1/12). Komisi yang membidangi energi dan sumber daya mineral ini ingin mengetahui secara langsung kondisi nelayan setelah kenaikan harga BahanBakarMinyak (BBM).
Menurut Ketua Komisi VII Kardaya Warnika, apapun kebijakan yang dilakukan oleh negara adalah untuk rakyat, termasuk para nelayan.âKami dari Komisi VII ingin melihat secara pasti dampak kenaikan BBM pada nelayan,â jelasnya, saat memimpin kunjungan.
Dalam pertemuan dengan sejumlah nelayan, mereka mengeluhkan setelah harga solar naik, antrian ternyata masih panjang dan lama. Sudah sebulan masih juga belum mendapatkan solar sebagai bahan bakar kapalnya, sehingga mereka belum bisa melaut untuk mencari ikan.
Salah seorang nelayan, Taryono, mengharapkan antrian BBM bagi nelayan dapat dipercepat. Sebelumnya dalam tiga hari sudah dapat jatah BBM, tapi sekarang sudah sebulan belum juga mendapatkan giliran pengisian BBM.
âSaya rasa keberatan, jadi tolonglah bapak bijaksana bagaimana caranya nelayan jangan terhambat karena BBM, supaya ekonomi rakyat tidaktersendat-sendat,â keluhnya kepada para anggota dewan yang hadir.
Kasan, seorang nahkoda kapal nelayan juga menginginkan agar solar sebagai bahan bakar kapalnya agar mudah untuk memperolehnya, âSaya orang kecil, harga solar naik tidak dipermasalahkan tapi yang penting orang kecil jangan dipersulit untuk mendapatkannya ,â katanya seperti dikutip situs resmi DPR.
General Manager Marketing Pertamina Region III Afandi menjelaskan bahwa PT.Pertamina diberikan tugas untuk menyiapkan BBM bagi nelayan tapi dibatasi aturan dengan adanya kuota. âKuota dibatasi sehingga pada SPBN inijuga dibatasi volumenya per bulan,âpaparnya.
Pertamina sudah membicarakan hal ini kepada pengelola SPBN, bahwa kuota berlaku sebulan. Afandi menjelaskan kebijakan 4 bulan lalu kuota dibagi per minggu, hal itu mengakibatkan antrian.âMulai saat ini kita akan berlakukan lagi kouta per bulan. Nantinya SPBN yang akan mengatur supaya kapal yang GT kecil walaupun di akhir bulan akan tetap mendapatkan solar, tidak semua disedot kapal 30 GT keatas,â ungkapnya.
Dia mengkhawartirkan kuota diberikan seluruhnya, SPBN menjual lebih banyak kepada kapal 30 GT sehingga kapal dibawah 30 GT di akhir bulan kuota BBM sudah habis. Sekarang sudah ada kesepakatan dengan pengelola SPBN menjamin kapal di bawah 30 GT tetap akan disiapkan BBM sehingga terpenuhi kebutuhan BBM dan terlayani tanpa antrian yang panjang.
Dengan jaminan dari PT.Pertamina dan pengusaha SPBN, nantinya alokasi akan dilakukan dalam perhitungan per bulan, dan pengusaha SPBN akan mengatur nelayankecil di bawah 30 GT bisa terlayani hingga akhir bulan dengan catatan disediakan stoknya. [rn/Islampos]
Redaktur: RayhanSumber: http://www.islampos.com/hingga-kini-belum-bisa-melaut-ini-curhat-nelayan-indramayu-149944/