SEBAGIANÂ benih memang memiliki kulit (sepatut benih) yang keras dan tidak tembus air secara sempurna (yaitu benih pohon jarak). Tetapi, Allah yang menciptakan segala sesuatu dengan baik itu membekali benih ini dengan lobang di bagian atas benih. Lobang ini dikelilingi dengan unsur spon yang menyerap air, yang disebut Caruncle, sehingga air dapat tembus melalui lobang tersebut dan sampai ke janin.
Apakah unsur spon ini tercipta secara kebetulan, bukan ciptaan Khaliq yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal? Ataukah ia diciptakan tanpa kekuatan dan kesadaran seperti klaim para pengatur teori Darwin dan orang-orang muslim Artikelalis yang tidak menyembah Allah dengan sebenar-benarnya penyembahan: âMereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.â (TQS al-Hajj: 74)
Ketika air masuk ke benih atau biji, maka terjadilah perubahan-perubahan fisika dimana biji mengembang dan bertambah ukurannya akibat daya serap tersebut, sehingga ia merobek selaputnya. Dan pada waktu yang sama terjadi proses-proses kimiawi yang besar, dimana janin mulai mengeluarkan enzim-enzim pengurai Artikel-Artikel nutrisi yang tersimpan di dalam benih dan biji tersebut. Lalu ia mengubahnyaâ"dari Artikel-Artikel yang kompleks susunannya, besar volumenya, tidak bisa menembus sel-sel janin, dan janin tidak bisa mendayagunakannyaâ"menjadi Artikel yang sederhana susunannya, kecil partikel-partikelnya, bisa menembus melalui selaput dan dinding sel, sehingga janin bisa menyerap makanannya.
Yang mengagumkan adalah jenis enzim itu sesuai dengan jenis nutrisi yang tersimpan di dalamnya. Enzim-enzim ini mengurai sebagian Artikel yang sangat keras, seperti yang ada pada buah pohon doum yang sebagian dari kita mengolahnya menjadi pakaian yang keras. Enzim-enzim itu mengubahnya menjadi Artikel-Artikel yang lunak dan lembut seperti susu, manis rasanya, mudah dicerna dan diserap.
Proses-proses tersebut berlangsung dalam suhu 25-35 derajat celcius. Apabila kita ingin melakukan proses yang sama di laboratorium, maka kita membutuhkan beberapa bak air panas, asam pembakar dan pengurai. Kita juga membutuhkan beberapa alat pendingin, alat konsentrat, dan alat pengukur suhu yang tepat, serta para arsitek, ilmuwan, dan seniman yang jumlahnya lebih dari ratusan orang. Kita juga membutuhkan pabrik-pabrik yang sangat bising, mengeluarkan asap yang tinggi, dan mengakibatkan pencemaran lingkungan, serta membutuhkan modal yang sangat besar.
Proses ini terjadi dengan sangat tenang, di dalam benih yang diletakkan anak kecil di atas sepotong kapas yang dibasahi. Proses-proses yang rumit ini berlangsung di kebun yang sederhana, yang tidak mengenal equasi kimia, laboratorium, dan penelitian.
Siapakah yang berbuat demikian? Adakah tuhan selain Allah? Apakah itu alam, seperti pernyataan kaum Artikelalis sekuler. Sesungguhnya orang yang meyakini dan menyatakan hal demikian itu tidak berbeda pemikirannya dari mereka yang naif dan bodoh.
Mereka tidak berbeda dari orang yang mengatakan saat terjadi gempa, âKerbau yang memikul bumi di atas salah satu tanduknya memindahkan beban ke tanduk yang satu karena capek.â
Proses kehidupan yang mengagumkan itu memulai pembelahan sel dan kromosom, menganyam jaringan dan membangun dinding. Keluar suhu panas, kehidupan berdenyut, hormon terbentuk, vitamin bekerja, organ tumbuh keluar, akar menghujam ke tanah, batang tumbuh ke atas, tangkai, daun, bunga, dan buah bermunculan, serta jutaan proses kehidupan lain yang sarat mukjizat.
Proses kehidupan yang mengagumkan itu memulai pembelahan sel dan kromosom, menganyam jaringan dan membangun dinding. Suhu panas terpancar, kehidupan berdenyut, hormon terbentuk, vitamin bekerja, organ tumbuh keluar, akar menghujam ke tanah, batang tumbuh ke atas, tangkai, daun, bunga, dan buah bermunculan, serta jutaan proses kehidupan lain yang sarat mukjizat.
Siapakah yang membimbing benih-benih kepada perjalanan yang menakjubkan ini? Adakah tuhan selain Allah? Apakah alam yang tidak berkesadaran dan bisa berpikir itu mampu menciptakannya? Maha Benar Allah dalam firman-Nya, âYang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya?â (TQS an-Naml: 60) [irma/islampos/eramuslim]
Redaktur: Irma MuslihatSumber: http://www.islampos.com/beginilah-al-quran-menjelaskan-proses-tumbuhnya-benih-2-habis-149827/