5. Jimaâ di tempat tertutup
ISLAM mengatur kehidupan umat manusia agar kehormatan dan kemuliaannya terjaga. Demikian pula dengan jimaâ. Ia harus dilakukan di tempat tertutup, tidak diketahui oleh orang lain meskipun ia adalah anak atau keluarga sendiri. Karenanya saat anak berumur 10 tahun, Islam mensyariatkan untuk memisahkan kamar anak-anak. Kamar anak laki-laki terpisah dari kamar anak perempuan.
Bagaimana jika anak masih kecil dan tidurnya bersama orang tua? Pastikan ia tidak melihat aktifitas suami istri tersebut. Caranya bisa Anda berdua yang pindah kamar.
6. Berdoa sebelum jimaâ
Yakni membaca doa:
Ø¨ÙØ³Ù'٠٠اÙÙÙ'ÙÙ٠اÙÙÙ'ÙÙÙÙ Ù'٠جÙÙÙ'ÙØ¨Ù'ÙÙØ§ Ø§ÙØ´Ù'ÙÙÙ'Ø·ÙØ§ÙÙ ÙÙØ¬ÙÙÙ'ÙØ¨Ù Ø§ÙØ´Ù'ÙÙÙ'Ø·ÙØ§ÙÙ Ù ÙØ§ Ø±ÙØ²ÙÙÙ'تÙÙÙØ§
âDengan Nama Allah, Ya Allah! Jauhkan kami dari syetan, dan jauhkan syetan agar tidak mengganggu apa (anak) yang Engkau rezekikan kepada kamiâ (HR. Bukhari dan Muslim)
7. Melakukan mubasharah, ar rasuul, foreplay, atau pemanasan
Hendaknya suami tidak langsung ke inti, tetapi ada mubasharah/ar rasuul/ foreplay terlebih dulu.
âJanganlah salah seorang di antara kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendaklah ia terlebih dahulu memberikan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu,â (HR. Tirmidzi).
8. Membawa ke puncak, saling memberi hak
âApabila salah seorang diantara kamu menjimaâ istrinya, hendaklah ia menyempurnakan hajat istrinya. Jika ia mendahului istrinya, maka janganlah ia tergesa meninggalkannya,â (HR. Abu Yaâla).
9. Mencuci kemaluan dan berwudhu jika mau mengulangi
âJika salah seorang di antara kalian mendatangi istrinya, lalu ia ingin mengulanginya, maka hendaklah ia berwudhu,â (HR. Muslim).
10. Mandi besar (janabat) setelah jimaâ
Jimaâ mewajibkan suami dan istri untuk mandi junub (mandi besar). Jika karena suatu alasan -semisal sangat dingin- mandi junub bisa dilakukan setelah bangun tidur, dengan syarat setelah jimaâ mengambil wudhuâ terlebih dahulu baru beristirahat/tidur. Penjelasannya bisa dibaca di sini. [Sumber: Bahagianya Merayakan Cinta karya Salim A. Fillah /Sutra Ungu karya Abu Umar Baasyir]
Redaktur: Saad SaefullahSumber: http://www.islampos.com/ini-dia-adab-adab-jima-dalam-islam-2-habis-148614/