BEGAL sekarang meraja lela dimana-mana. Tidak hanya malam hari, siang hari bolong pun begal melakukan aksinya. Nah, bagaimana kita mempertahankan diri terhadap begal ini?
Ternyata orang yang membela diri dari tukang bekal atau perampok, lantas ia mati, maka ia bisa dicatat syahid. Adapun jika ia membela diri dan ia berhasil membunuh tukang begal tersebut, tukang begal itulah yang masuk neraka. Karena orang yang masih hidup itu cuma membela diri, sedangkan yang mati punya niatan untuk membunuh.
Di antaranya ada tiga hadits tentang masalah ini yang membahas bolehnya membela diri ketika berhadapan dengan tukang rampas, tukang rampok atau tukang begal yang ingin merampas harta kita.
Hadits Pertama
عÙÙÙ' Ø£ÙØ¨ÙÙ ÙÙØ±ÙÙÙ'Ø±ÙØ©Ù ÙÙØ§ÙÙ Ø¬ÙØ§Ø¡Ù Ø±ÙØ¬ÙÙ٠إÙÙÙÙ Ø±ÙØ³ÙÙÙ٠اÙÙÙ'ÙÙÙ -صÙ٠اÙÙ٠عÙÙÙ ÙØ³ÙÙ - ÙÙÙÙØ§ÙÙ ÙÙØ§ Ø±ÙØ³ÙÙÙ٠اÙÙÙ'ÙÙÙ Ø£ÙØ±ÙØ£ÙÙÙ'ت٠إÙÙÙ' Ø¬ÙØ§Ø¡Ù Ø±ÙØ¬ÙÙÙ ÙÙØ±ÙÙØ¯Ù Ø£ÙØ®Ù'Ø°Ù Ù ÙØ§ÙÙÙ ÙÙØ§Ù٠« ÙÙÙØ§Ù ØªÙØ¹Ù'Ø·ÙÙÙ Ù ÙØ§ÙÙÙ٠». ÙÙØ§ÙÙ Ø£ÙØ±ÙØ£ÙÙÙ'ت٠إÙÙÙ' ÙÙØ§ØªÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ§Ù٠« ÙÙØ§ØªÙÙÙ'Ù٠». ÙÙØ§ÙÙ Ø£ÙØ±ÙØ£ÙÙÙ'ت٠إÙÙÙ' ÙÙØªÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ§Ù٠« ÙÙØ£ÙÙÙ'ت٠شÙÙÙÙØ¯Ù ». ÙÙØ§ÙÙ Ø£ÙØ±ÙØ£ÙÙÙ'ت٠إÙÙÙ' ÙÙØªÙÙÙ'تÙÙÙ ÙÙØ§Ù٠« ÙÙÙÙ ÙÙ٠اÙÙÙ'ÙØ§Ø±Ù »
Dari Abu Hurairah radhiyallahu âanhu, ia berkata bahwa ada seseorang yang menghadap Rasulullah shallallahu âalaihi wa sallam, ia berkata, âWahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika ada seseorang yang mendatangiku dan ingin merampas hartaku?â
Beliau bersabda, âJangan kauberi padanya.â
Ia bertanya lagi, âBagaimana pendapatmu jika ia ingin membunuhku?â
Beliau bersabda, âBunuhlah dia.â
âBagaimana jika ia malah membunuhku?â, ia balik bertanya.
âEngkau dicatat syahidâ, jawab Nabi shallallahu âalaihi wa sallam.
âBagaimana jika aku yang membunuhnya?â, ia bertanya kembali.
âIa yang di nerakaâ, jawab Nabi shallallahu âalaihi wa sallam. (HR. Muslim no. 140).
Hadits Kedua
عÙÙÙ' ÙÙØ§Ø¨ÙÙØ³Ù بÙ'ÙÙ Ù ÙØ®ÙارÙÙ٠عÙÙÙ' Ø£ÙØ¨ÙÙÙÙ ÙÙØ§ÙÙ ÙÙØ³ÙÙ ÙØ¹Ù'ت٠سÙÙÙ'ÙÙØ§ÙÙ Ø§ÙØ«Ù'ÙÙÙ'رÙÙÙ'Ù ÙÙØÙØ¯Ù'ÙØ«Ù بÙÙÙØ°Ùا اÙÙ'ØÙدÙÙØ«Ù ÙÙØ§ÙÙ Ø¬ÙØ§Ø¡Ù Ø±ÙØ¬ÙÙ٠إÙÙÙ٠اÙÙÙ'ÙØ¨ÙÙÙ'٠صÙÙÙ'Ù٠اÙÙÙ'ÙÙ٠عÙÙÙÙÙ'ÙÙ ÙÙØ³ÙÙÙ'ÙÙ Ù ÙÙÙÙØ§ÙÙ Ø§ÙØ±Ù'ÙØ¬ÙÙÙ ÙÙØ£Ù'تÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙØ±ÙÙØ¯Ù اÙÙÙ ÙÙØ§Ù٠ذÙÙÙ'ÙØ±Ù'ÙÙ Ø¨ÙØ§ÙÙÙ'ÙÙÙ ÙÙØ§ÙÙ ÙÙØ¥ÙÙÙ' ÙÙÙ Ù' ÙÙØ°Ù'ÙÙÙ'ÙØ±Ù' ÙÙØ§ÙÙ ÙÙØ§Ø³Ù'ØªÙØ¹ÙÙÙ' عÙÙÙÙÙ'ÙÙ Ù ÙÙÙ' ØÙÙÙ'ÙÙÙÙ Ù ÙÙÙ' اÙÙ'Ù ÙØ³Ù'ÙÙÙ ÙÙÙÙ ÙÙØ§ÙÙ ÙÙØ¥ÙÙÙ' ÙÙÙ Ù' ÙÙÙÙÙÙ' ØÙÙÙ'ÙÙÙ Ø£ÙØÙØ¯Ù Ù ÙÙÙ' اÙÙ'Ù ÙØ³Ù'ÙÙÙ ÙÙÙÙ ÙÙØ§ÙÙ ÙÙØ§Ø³Ù'ØªÙØ¹ÙÙÙ' عÙÙÙÙÙ'ÙÙ Ø¨ÙØ§ÙسÙ'ÙÙÙ'Ø·ÙØ§ÙÙ ÙÙØ§ÙÙ ÙÙØ¥ÙÙÙ' ÙÙØ£ÙÙ Ø§ÙØ³Ù'ÙÙÙ'Ø·ÙØ§Ù٠عÙÙÙ'ÙÙ ÙÙØ§ÙÙ ÙÙØ§ØªÙÙÙ' دÙÙÙÙ Ù ÙØ§ÙÙÙÙ ØÙتÙ'Ù٠تÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙÙ' Ø´ÙÙÙØ¯Ùاء٠اÙÙ'Ø¢Ø®ÙØ±Ùة٠أÙÙÙ' تÙÙ Ù'ÙÙØ¹Ù Ù ÙØ§ÙÙÙÙ
Dari Qabus bin Mukhariq, dari bapaknya, dari ayahnya, ia berkata bahwa ia mendengar Sufyan Ats Tsauri mengatakan hadits berikut ini,
Ada seorang laki-laki mendatangi Rasulullah shallallahu âalaihi wa sallam dan berkata, âAda seseorang datang kepadaku dan ingin merampas hartaku.â
Beliau bersabda, âNasihatilah dia supaya mengingat Allah.â
Orang itu berkata, âBagaimana kalau ia tak ingat?â
Beliau bersabda, âMintalah bantuan kepada orang-orang muslim di sekitarmu.â
Orang itu menjawab, âBagaimana kalau tak ada orang muslim di sekitarku yang bisa menolong?â
Beliau bersabda, âMintalah bantuan penguasa (aparat berwajib).â
Orang itu berkata, âKalau aparat berwajib tersebut jauh dariku?â
Beliau bersabda, âBertarunglah demi hartamu sampai kau tercatat syahid di akhirat atau berhasil mempertahankan hartamu.â (HR. An Nasaâi no. 4086 dan Ahmad 5: 294. Hadits ini shahih menurut Al Hafizh Abu Thohir)
Hadits Ketiga
عÙÙÙ' Ø³ÙØ¹ÙÙØ¯Ù بÙ'Ù٠زÙÙÙ'د٠عÙÙ٠اÙÙÙ'ÙØ¨ÙÙÙ'Ù -صÙ٠اÙÙ٠عÙÙÙ ÙØ³ÙÙ - ÙÙØ§ÙÙ : « Ù ÙÙÙ' ÙÙØªÙÙ٠دÙÙÙÙ Ù ÙØ§ÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙ Ø´ÙÙÙÙØ¯Ù ÙÙÙ ÙÙÙ' ÙÙØªÙÙ٠دÙÙÙ٠أÙÙÙ'ÙÙÙ٠أÙÙÙ' دÙÙÙ٠دÙÙ ÙÙ٠أÙÙÙ' دÙÙÙ٠دÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙ Ø´ÙÙÙÙØ¯Ù »
Dari Saâid bin Zaid, dari Nabi shallallahu âalaihi wa sallam, beliau bersabda, âSiapa yang dibunuh karena membela hartanya maka ia syahid. Siapa yang dibunuh karena membela keluarganya maka ia syahid. Siapa yang dibunuh karena membela darahnya atau karena membela agamanya, ia syahid.â (HR. Abu Daud no. 4772 dan An Nasaâi no. 4099. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Maksud Syahid dan Macamnya
Di antara maksud syahid sebagaimana dikatakan oleh Ibnul Ambari,
ÙÙØ£ÙÙÙ'٠اÙÙÙ'ÙÙ ØªÙØ¹ÙاÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙÙØ§Ø¦ÙÙÙØªÙ عÙÙÙÙÙ'ÙÙÙ Ù' Ø§ÙØ³Ù'ÙÙÙØ§Ù ÙÙØ´Ù'ÙÙØ¯ÙÙÙÙ ÙÙÙÙ Ø¨ÙØ§ÙÙ'جÙÙÙ'ÙØ©Ù . ÙÙÙ ÙØ¹Ù'ÙÙÙ Ø´ÙÙÙÙØ¯ Ù ÙØ´Ù'ÙÙÙØ¯ ÙÙÙÙ
âKarena Allah Taâala dan malaikatnya âalaihimus salam menyaksikan orang tersebut dengan surga. Makna syahid di sini adalah disaksikan untuknya.â (Syarh Shahih Muslim, 2: 142).
Imam Nawawi menjelaskan bahwa syahid itu ada tiga macam:
1. Syahid yang mati ketika berperang melawan kafir harbi (yang berhak untuk diperangi). Orang ini dihukumi syahid di dunia dan mendapat pahala di akhirat. Syahid seperti ini tidak dimandikan dan tidak dishalatkan.
2. Syahid dalam hal pahala namun tidak disikapi dengan hukum syahid di dunia. Contoh syahid jenis ini adalah mati karena melahirkan, mati karena wabah penyakit, mati karena reruntuhan, dan mati karena membela hartanya dari rampasan, begitu pula penyebutan syahid lainnya yang disebutkan dalam hadits shahih. Mereka tetap dimandikan, dishalatkan, namun di akhirat mendapatkan pahala syahid. Namun pahalanya tidak harus seperti syahid jenis pertama.
3. Orang yang khianat dalam harta ghanimah (harta rampasan perang), dalam dalil pun menafikan syahid pada dirinya ketika berperang melawan orang kafir. Namun hukumnya di dunia tetap dihukumi sebagai syahid, yaitu tidak dimandikan dan tidak dishalatkan. Sedangkan di akhirat, ia tidak mendapatkan pahala syahid yang sempurna. Wallahu aâlam. (Syarh Shahih Muslim, 2: 142-143).
Kesimpulan
Boleh membela diri ketika berhadapan dengan tukang begal atau tukang rampok saat tidak ada di sekitar kita yang menolong dan tidak ada aparat juga yang bisa menyelamatkan. Membela diri dari tukang begal atau tukang rampok saat itu hingga mati dicatat sebagai syahid di akhirat. Sedangkan untuk hukum di dunia, ia tetap dimandikan dan dishalatkan. []
Sumber: http://rumaysho.com/umum/membela-diri-dari-tukang-begal-hingga-syahid-10453
islampos mobile :