Pembantaian Modern dan Arogansi Barat

Pembantaian Modern dan Arogansi Barat

pembantaian-israel-di-gaza-sabtu

Oleh: Umar Syarifudin, Lajnah Siyasiyah Hizbut Tahrir Kota Kediri

CIRI khas gaya politik hegemoni negara-negara Kapitalis Barat adalah rasa ‘ketidakbersalahan’ yang terus menerus. Tidak ada kamus retorika mereka disebut sebagai penyalahgunaan atau eksploitasi, meski bencana yang mereka hasilkan sangat besar, terutama korbannya adalah non Barat.

Amerika Serikat adalah contoh patron negara Barat yang kebal dari ‘cara pandang lain’ bahkan ‘otokritik’, arogan, dan jumawa. Hal tersebut memperkokoh fantasinya sebagai harapan terbesar dunia yang terakhir dari umat manusia, atau sebuah ‘Yerusalem baru’ dengan mengabaikan histori politiknya yang rasis, perbudakan dan keserakahan.

AS dan Eropa memerlukan pembenaran diri dengan menjadikan diri mereka pelupa, tingginya angka-angka pembunuhan dan penjajahan kepada non-Barat, sama halnya dengan kasus-kasus pembunuhan yag merundung kuat dalam masyarakat mereka, terutama AS. Wacana Barat tentang HAM tidak lebih slogan kosong, menguap bersama batasan-batasan yang kabur.

Argumentasi HAM tidak lebih dipakai untuk menjajah suatu negara, menangkap lalu membunuh yang dicap ‘teroris’ yang menjadi penghambat-penghambat tujuannya bersifat absolutis, tidak bisa digugat siapapun.

Dalam buku Rise to Globalism: American Foreign Policy Since 1938, Prof. Stephen E. Ambrose menekankan bahwa AS adalah sebuah negara yang “hadir karena perang”, memperoleh wilayah yang besar karena perang, mendirikan revolusi industrinya dan kesatuan nasionalnya lewat suatu perang sipil berdarah dan memenangkan suatu koloni perang.

Dia menambahkan bahwa pertumbuhan teknologi khususnya persenjataan militer memberikan daya pendorong bagi suatu ekspansionisme baru. Pandangan-pandangan politisi dan intelektual Amerika memudahkan kita menterjemahkan bahwa metode baku kapitalisme adalah penjajahan.

Orde Genosida

Kejahatan Barat saat ini memasuki “Orde Genosida” khususnya terhadap masyarakat muslim, setelah genosida terhadap pribumi asli: suku Indian dianggap tuntas. “orde penaklukan soft power” dianggap kurang berhasil untuk blok wilayah Timur Tengah dan Afrika, yang didapatkan Barat adalah perlawanan-perlawanan (walau masih sporadis) yang cukup merepotkan dan menguras APBN negaranya. Islam tetaplah menjadi musuh abadi dan paling berpotensi menumbangkan peradaban Barat secara efektif.