Oleh: Ary Herawan, ST., M.Pd. Guru SMP Terpadu Fajrul Islam Kota Tasikmalaya
PENOLAKANÂ terhadap suatu ide atau gagasan tidaklah dapat dinilai dari lokal ataukah importnya ide tersebut. Tetapi dari kebenaran ide pokok yang menjadi ideologi atau aqidahnya. Karena ideologi adalah jawaban atas pertanyaan mendasar manusia. Yakni pertanyaan mengenai dari manakah semua kehidupan ini berasal, untuk apakah kita hidup dan akan kemanakah kita setelah semua kehidupan ini berakhir.
Jawaban atas pertanyaan mendasar tersebut harus selaras dengan fithrah manusia, menenteramkan hati dan memuaskan akal. Bila jawaban atas pertanyaan mendasar ini selaras dengan fithrah manusia, maka pastilah ideologi tersebut benar dan layak kita terima. Tetapi bila sebaliknya, maka pasti salah dan tentu wajib kita tolak. Penerimaan dan penolakan ini tentu berdampak pula pada semua ide-ide yang disandarkan pada ideologi yang salah tersebut.
Ada tiga ideologi yang diyakini dan dipropagandakan oleh negara-negara pemimpin di dunia. Ideologi tersebut memiliki konsep yang lengkap untuk diterapkan dalam kehidupan. Layaknya sebuah ideologi, ia pun memiliki sifat ofensif dan defensif. Yakni, ofensif mempropagandakan ide-idenya agar dianut oleh umat lain, pun defensif mempertahankan ide-idenya dari serangan ide lain. Ketiga ideologi tersebut adalah Islam, sekulerisme dan komunisme. Semuanya masuk dan memberikan pengaruh pada tatanan kehidupan bangsa Indonesia.
Islam bukanlah berasal dari Indonesia. Ia berasal dari Jazirah Arab. Dalam pandangan Islam, Allah swt menurunkan wahyu kepada utusan-Nya, Muhammad saw. Melalui beliau saw, dua sumber ajaran Islam, yaitu Al Quran dan As Sunnah tersampaikan kepada umat manusia. Islam telah menjawab pertanyaan mendasar manusia dengan tegas. Islam menjawab bahwa semua kehidupan ini diciptakan oleh Allah swt, manusia hidup hanya untuk beribadah (tunduk patuh) kepada-Nya dan semua manusia akan dikembalikan kepada-Nya untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatannya di dunia.
Berdasarkan pandangan dasar inilah Islam membangun ide-ide turunannya yang lain. Sistem politik, ekonomi, pendidikan, pergaulan, pidana dan sebagainya terlahir dari aqidah Islam. Dalam aplikasinya, semua sistem tersebut terangkum dalam ide penerapan Syariah melalui penegakan Khilafah. Ideologi Islam pernah memimpin dan disegani dalam percaturan politik dunia selama lebih dari 13 abad, mulai pertengahan abad ke-7 sampai awal abad ke-20 M.
Sekulerisme pun bukan berasal dari Indonesia. Sekulerisme terlahir dari barisan sakit hati kaum intelektual Eropa. Mereka kecewa dengan pemaksaan doktrin-doktrin gereja yang dipaksakan penerapannya oleh para raja dan pendeta. Doktrin-doktrin tersebut banyak yang bertentangan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, bahkan cenderung diperalat untuk memeras dan menindas rakyat. Kekecewaan mereka akhirnya melahirkan kesepakatan untuk memisahkan agama dari kehidupan, agama mereka tempatkan hanya dalam masalah private semata.
Menurut sekulerisme, semua kehidupan ini diciptakan oleh tuhan, manusia diciptakan tuhan untuk menikmati kehidupan, lalu semua manusia akan kembali kepada tuhan. Karena itu, dalam pandangan sekulerisme, manusialah penentu semua aturan yang diterapkan untuk mereka. Tidak ada pertanggungjawaban manusia kepada Tuhan setelah semua kehidupan ini berakhir. Sehingga, ide demokrasi (kedaulatan di tangan rakyat) dan Hak Asasi Manusia (HAM) sangat diagungkan oleh para penganutnya. Namun, dikarenakan sistem ekonominya yang sangat berpihak kepada para kapitalis, ideologi ini pun dikenal dengan nama ideologi kapitalisme. Ideologi ini muncul sejak abad pertengahan, eksis hingga kini dengan AS sebagai negara pemimpinnya.
BERSAMBUNG
islampos mobile :
Sumber: https://www.islampos.com/indonesia-di-antara-pusaran-ideologi-dunia-1-156373/