Oleh: Eka Sugeng Ariadi, Mahasiswa Pascasarjana Unisma Malang
Negara ramah ibu (termasuk pada calon ibu) artinya negara yang benar-benar mampu melindungi, mengayomi, menciptakan rasa aman-nyaman, dan memposisikan kaum hawa ini lebih mulia dan bermartabat. Pemerintah selaku penyelenggara negara ini wajib (bahkan harus) menghentikan program-program resmi pemerintah maupun swasta yang tak lebih dari sekedar mengekploitasi keindahan fisik kaum hawa demi kepentingan materi, keingingan segelintir orang borju dan pejuang hedonisme, semacam Kontes Putri Indonesia, Miss World, Miss Universe, dan lain-lain.
Pemerintah harusnya mampu dan mau mengingatkan sekaligus mencekal media-media cetak maupun elektronik yang dengan seenaknya menyuguhkan tayangan-tayangan yang mengusung budaya kebarat-baratan, misal: tontonan-tontonan yang menjadikan kaum hawa semakin berani berpakaian seronok/porno/mengekploitasi kemolekan tubuhnya.
Pemerintah harus âbertangan besiâ untuk urusan pembelaan terhadap kemuliaan warga negara yang satu ini. Karena sudah jelas pepatahnya, âDibelakang laki-laki yang hebat ada wanita yang lebih hebatâ. Bukankah berlaku pemahaman kebalikannya, bahwa tidak akan ada laki-laki yang hebat bila wanita dibelakangnya hancur-hancuran. Maka, jangan harap laki-laki memiliki perilaku yang baik, bila wanita-wanita di sekelilingnya tidak baik.
Bak pungguk merindukan bulan, jika ingin tingkat KDRT/pelecehan seksual yang dilakukan kaum Adam itu menurun drastis, bila kaum Hawanya suka pamer aurat di depan umum. Atau kaum Hawa sekarang lebih mementingkan urusan karir, kerja keras berangkat pagi pulang malam, daripada urusan rumah tangganya (merawat dan mmeberi kasih sayang anak-anaknya di rumah).
Maka, tidak ada cara lain bagi pemerintah kecuali menjadikan seluruh kaum Hawa di negeri ini taat pada norma-norma agama, norma negara, norma masyarakat dan norma dalam lingkungan keluarganya.
Oleh karenanya, yang saat ini menjadi pemimpin negara/kepala daerah, pemimpin lembaga/institusi, hingga pemimpin rumah tangga, jadikan negeri ini ramah terhadap kaum Hawa sehingga mereka benar-benar akan menjadi kaum yang mulia dan bermartabat. Sudah nampak di depan mata, generasi mudi di negeri ini justru semakin berani bila bergaya ala kebarat-baratan (seksi dan terbuka bagian tubuhnya disana-sini) dan malu berpenampilan ketimuran (berpegang teguh prinsip norma agama/negara). []
Redaktur: EvaSumber: http://www.islampos.com/sudahkah-negara-ini-ramah-pada-kaum-ibu-2-habis-153919/