Oleh: Agung Pribadi
UMAT Muslim saat ini, terutama yang belum menikah sering sekali galau dan galaunya itu dijadikan status di facebook atau twitter. Urusannya gak jauh-jauh dari cinta terhadap lawan jenis yang belum halal. Beda sekali dengan sahabat Nabi.
âYa itu kan sahabat, jauhlah sama kitaâ biasanya ada yang komentar begitu kalau saya menulis tentang sahabat. Helooooo! Kalau tidak mau menyamai mereka Radiyallahu Anhu, mengapa menginginkan surga yang sama?
Sahabat Kaâab Bin Malik galau selama 50 hari, khawatir soal dosa. Khawatir soal dirinya diampuni Allah atau tidak. Bukan soal-soal remeh temeh.
Umar bin Khattab ketika menjadi khalifah, galau karena ada rakyatnya yang memasak batu saking miskinnya, lalu menaruh beban karung gandum di pundaknya sendiri.
Tsaâlabah bin Abdurrahman RA pernah secara tidak sengaja melihat wanita Anshar yang mandi. Ia merasa sangat berdosa, malu kepada Nabi dan mengasingkan diri ke gunung selama 40 hari. Ia terus menerus minta ampun kepada Allah. Sedangkan kita? Setiap hari, wanita di sekeliling kita mengumbar aurat ada di mana-mana. Di kantor, di Mall, di televisi, di mana-mana. Apakah kita meminta ampun kepada Allah?
Nabi Muhammad merasa kehilangan dia. Sampai Allah menunjukkan gunung tempat bersembunyinya. Nabi meminta Umar RA dan Salman RA untuk menjemputnya.
Tsaâlabah masih malu, dia mau ke Madinah kalau Nabi sedang sholat sehingga dianggap tidak menyadari kedatangannya. Iapun sampai sakit keras karena galau takut akan dosanya melihat wanita mandi, walupun tak sengaja.
Sebelum sakit Nabi SAW memberikan amalan buatnya supaya dosanya diampuni berupa bacaan Al Qurâan â â¦Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api nerakaâ. (al-Baqarah : 201). Sebuah doâa yang mudah dan sering kita ulang-ulang yaitu Robbana Atina Fid DUnya Hasanah wa fil akhiroti hasanah. Waqina adzaabannaar.â
Tsaâlabah sakit keras selama 8 hari, karena khawatir akan dosanya. Bagaimana dengan kita? tiap hari berbuat dosa apakah kita merasa bersalah. Kebanyakan tidak. Nabi Muhammad SAW saja yang dijamin masuk uorga istighfar 70 kali sehari dalam riwayat lain dikatakan 100 kali sehari. Kita berapa kali?
Begitulah seharusnya. Mestinya kita galau bukannya urusan duit, urusan lawan jenis, urusan dunia lah. Mestinya kita galau urusan dosa, urusan ibadah, urusan akherat, begitulah muslim yang baik.
Rasulullahpun menjenguknya. Rasulullah memangku Tsaâlabah di pangkuannya.
Tapi ia menggeser kepalanya, âKepalaku penuh dosa wahai Rasulullah. Aku tidak pantas!â
âApa yang kamu senangi?â
âAmpunan Allah.â
Jabir bin Abdullah RA meriwayatkan sebuah hadits tentang sahabat ini âKetika itu turunlah Jibril Alaihisallam, mengatakan, âWahai Muhammad, sesungguhnya Tuhanmu mengirimkan salam padamu, dan berfirman, âJIka hamba-Ku ini menemui-Ku dengan dosa sejengkal tanah, maka Aku akan menemui dengan sejengkal ampunanâ.â
Tsaâlabah langsung berteriak kegirangan karena mendapat ampunan Allah, tidak lama kemudian ia meninggal. Ketika Rasulullah SAW ke rumah Tsaâlabah, Rasulullah merangkak. Para shahabat keheranan. âMengapa Engkau merangkak wahai Rasulullah?â
Rasulullah SAW menjawab, âAku tidak bisa berdiri saking banyaknya malaikat yang turun, taâziyah kepada Tsaâlabah.â
Allahu Akbar. Ketika membaca kisah ini saya menangis. Wallahu Aâlam Bish SHawab. []
Redaktur: Saad SaefullahSumber: http://www.islampos.com/bedanya-galau-kita-dan-galaunya-sahabat-nabi-150244/