Mengingat Kembali Ibu Een, Sosok Guru Teladan

Mengingat Kembali Ibu Een, Sosok Guru Teladan

bu een

MASIH ingatkah Anda dengan salah satu sosok guru teladan ini? Ya, dialah ibu Een, yang memiliki keterbatasan fisik tapi tetap semangat untuk mengajar. Ia rela menyampaikan ilmu yang dimilikinya tanpa pamrih.

Nama lengkapnya Een Sukaesih, guru yang beralamat di dusun Katukarut RT. 01/06, Desa Cibeureum Wetan, Cimalaka Sumedang Jawa Barat. Een Sukaesih sudah mengidap penyakit Rheumathoid Artitis sejak ia duduk di bangku sekolah SPG (Sekolah Pendidikan Guru). Dan ia mengalami kelumpuhan sejak kelas 3 SPG. Sehingga ia hampir putus asa untuk menjadi guru sebagai cita-citanya sejak dulu, akan tetapi dengan semangatnya yang tinggi, ia mendaftar di IKIP Diploma 3 Bandung jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

Pada 1985 Een lulus dengan nilai cukup baik, dan diangkat jadi guru di SMA Sindang Laut, Cirebon, Jawa Barat. Sebulan di sana, sebelum sempat prajabatan, ia sudah tak kuasa menahan sakit. Ia pun pulang ke Sumedang. Sejak saat itu ia menjadi lumpuh total. Meski begitu, ia tetap berusaha ikhlas menerima penyakitnya dan kondisinya.

Bangkit dari keterpurukan dan memberi lebih pada masyarakat di tengah kekurangan bukanlah hal yang mudah. Hal itulah yang dilakukan oleh perempuan asal Sumedang ini. Awal mula bu Een memberikan bimbingan belajar adalah ketika ada seorang anak tetangga yang betanya kepadanya tentang soal PR yang tidak bisa dikerjakan. Lama-lama, makin banyak anak-anak yang datang berkonsultasi materi pelajaran sekolah. Akhirnya kamar tidurnya menjadi tempat bimbingan belajar. Ia menerangkan pelajaran sambil berbaring di atas dipan. Tangannya tidak bisa digerakkan, jadi dia menjelaskan secara lisan. Dari belajar otodidak melalui berbagai buku, hampir semua pelajaran SD hingga SMA mampu dijelaskan olehnya, termasuk pelajaran Fisika yang dulu tidak dia sukai.

Keterbatasan fisiknya tidak menyulutkan semangatnya untuk mengajar, terbukti sudah hampir 26 tahun ia mengabdikan dirinya di dunia pendidikan, untuk mengajar dan menaburkan benih-benih ilmu kepada anak didiknya dan mulai tahun 1986 ia sudah tergolek di tempat tidurnya sambil mengajar. Berkat dedikasinya menghantarkan dirinya sebagai sosok guru teladan untuk ke Jakarta, menerima penghargaan khusus Special Achievement Liputan6 Award untuk kategori Inovasi, Kemanusian, Pendidikan, Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan. Penghargaan secara khusus diserahkan langsung oleh mantan Wakil Presiden Yusuf Kalla yang juga menjadi dewan juru kepada ibu Een Sukaesih.

Sungguh sosok yang sangat menginspirasi bagi kita, khusunya bagi para penerus bangsa ini. Ibu Een telah mengajarkan kita tentang pentingnya pendidikan. Karena bila tanpa adanya pendidikan, maka bangsa ini tidak akan maju akibat pengetahuan yang lemah. Walau dalam kondisi apa pun, sebagai seorang guru yang diberi amanah untuk menyampaikan ilmu kepada penerus bangsa, kita harus tetap memiliki semangat yang tinggi. Nasib penerus bangsa ini ada di tangan pendidik. Bila pendidik itu baik, maka baik pula lah penerusnya. Tapi sebaliknya, bila pendidik itu kurang baik, maka penerusnya pun demikian. [rika/islampos/marsinahfm/rinaldimunir/asikjos]

Redaktur: Rika Rahmawati

Sumber: http://www.islampos.com/mengingat-kembali-ibu-een-sosok-guru-teladan-148155/