Cinta yang Berguna (2-Habis)

Cinta yang Berguna (2-Habis)

cinta

Oleh: Chandra Khoirunnas, Fakultas Hukum, Universitas Islam Indonesia

DENGAN berlandaskan cinta, Allah mengutus seluruh rasul dan menurunkan  semua kitab suci-Nya. Dakwah seluruh Rasul dari awal hingga akhir berasaskan cinta dan untuk itulah langit, bumi, surga, serta neraka diciptakan. Allah menjadikan surge untuk penghuninya (yang berhak) dan neraka untuk orang-orang yang musyrik.

Semua hal yang dicintai maupun tidak disukai oleh seseorang merupakan pemberian-Nya. Apa yang ditolak oleh Allah merupakan kekuasaan yang Dia pegang, yang merupakan keadilan-Nya. Baik mematikan maupun menghidupkan, kehalusan, kebaikan, ihsan, menutupi dosa, ampunan dan kesabaran-Nya atas hamba-Nya, serta mengabulkan do’a para hamba-Nya, melepaskan penderitaan, dan memberikan pertolongan. Semua merupakan karunia Allah tanpa pamrih.

Semua fasilitas rahmat dan karunia itu menyeru kepada hati manusia untuk mengabdi dan mencintai Allah, Rabb yang harus disembah. Bahkan, sifat-sifat pengasih Allah diberikan pula kepada hamba-Nya yang berbuat maksiat, dengan menutupi dosa-dosa mereka hingga tercapai keinginan mereka atas perbuatan maksiat dan pelanggarannya kepada Allah.

Maka bagaimanakah seorang hamba tidak mencintai-Nya dengan segenap hati dan jiwa raganya? bagaimanakah seorang hamba tidak merasa malu terhadap Tuhannya yang telah member kedudukan dan derajad yang tinggi ini dengan menjauh dari-Nya, dengan mencintai yang lain, dan hatinya tenggelam dalam kecintaan yang lain?

Demikian pula orang yang berhubungan dengan kita. Bila tidak menguntungkan bagi dirinya, tentu tidak akan berhubungan dengan kita. Keadaan ini tentulah berbeda dengan hubungan kita dengan Allah, sebab satu dirham didepan Allah akan mendapatkan gantinya senilai sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. Sedang kejahatan yang dilakukan akan diganjar hanya satu kali lipat. Dosa kejahatan itu pun lebih cepat dihapus.

Allah banyak memberi ampun kepada manusia atas segala dosa-dosa lalu menghapuskannya. Siapa saja yang di langit dan di bumi bermohon kepada-Nya. Setiap hari Dia berada dalam keadaan yang tidak disibukkan dengan pendengarann yang Dia dengarkan. Dia tidak pernah berbuat salah karena banyaknya permohonan. Dia tidak terpengaruh oleh paksaan orang yang memaksa untuk berdoa dengan sabar.

Maka, Allah senang jika kita meminta pada-Nya, dan marah kepada orang yang tidak meminta kepada-Nya. Dia yang menutupi dosa manusia saat manusia tidak mampu menutupi dosanya sendiri. Dia menyayangi hamba di saat hamba tersebut tidak mampu menyayangi dirinya sendiri.

Allah mengajak dengan rahmat-Nya , dengan kebaikkan-Nya, memanggil hamba-Nya menuju kepada kemuliaan dan keridhaan. Tetapi manusia itu menolak. Lalu utusan-utusan-Nya mencari mereka dan membawa janji Allah kepada manusia. Lalu Allah sendiri turun tangan, mengatakan kepada mereka, “Barang siapa meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya, dan barang siapa yang memohon ampun kepada-Ku pasti aku akan mengampuni.”

Allah adalah Raja, Penguasa yang tidak mempunyai sekutu ataupun mitra. Yang Maha Tunggal dan tidak ada yang menyamainya. Semua benda akan musnah kecuali Allah. Allah juga sebagai saksi terdekat, penjaga paling agung, paling menepati janji, hakim paling adil, dan pemegang ujung kepala manusia.

Maka, hati secara keseluruhan dilimpahkan kepada-Nya. Yang rahasia tampak nyata dihadapan Allah, yang ghoib tampak terbuka bagi Allah. Setiap orang adalah fakir dan menjadi cemerlang karena Allah. Akal tidak dapat mampu mencapai kerahasiaan Allah. Allah tidak tidur dan tidak perlu tidur.

Dia merendahkan dan menaikkan timbangan. Naik kepada-Nya amal-amal yang dilakukan pada malam hari sebelum amal siang hari, dan amal siang hari sebelum amal malam hari. Hijabnya adalah nur, sekiranya dibuka pasti terbakar wajah-wajah orang yang memandangnya. []

islampos mobile :

Redaktur: Fatmah Hasan