Tips & Trik
Agar Disiplin Menjadi Sebuah Karakter dan Tradisi, Begini
Rabu 27 Jamadilawal 1436 / 18 Maret 2015 16:30
SASARAN utama ibadah adalah menjadi insan yang bertakwa. beragam amal yang wajib dan sunnah yang dilakukan seseorang guna meraih sasaran tersebut, salah satunya membangun sikap dan mengendalikan diri da tradisi disiplin hidup.
Manusia memiliki dua potensi, yakni potensi positif (takwa) dan potensi negatif (fujur). Manakala potensi positif yang dominan dan dapat mengendalikan potensi negatifnya maka manusia akan menjadi manusia yang shaleh. Sebaliknya, jika potensi negatifnya yang dominan dan mampu mengendalikan potensi positifnya maka ia akan menjadi manusia jahat.
Manusia, sejak lahir juga memiliki naluri makan dan minum untuk memelihara keberlangsungan hidupnya untuk itu, manusia tidak perlu melakukan eliminasi terhadap naluri tersebut, tetapi mengendalikannya agar tidak terjerumus ke dalam jurang kemaksiatan dan kenistaan.
Mengawali dan membentuk dasar kedisiplinan bagi seseorang sehingga menjadi karakter dalam diri memanglah sulit sehingga kita harus menghadirkan waktu-waktu untuk menciptakan kedisiplinan.
Menurut para psikolog Barat, untuk membangun sebuah kebiasaan dibutuhkan tindakan berulang-ulang selama minimal 30 hari.
Dengan begitu syarat kedisiplinan tetap ada dalam sebuah waktu, sebagaimana yang dikatakan sebelumnya. Dan islam sebetulnya sudah lebih dulu mengajari kedisiplinan dengan metode dan cara jadwal waktu yang harus dilaksanakan oleh seorang Muslim misalnya waktu shalat wajib maupun sunnah, dan dari situlah karakter disiplin akan tumbuh dari seorang Muslim, namun lagi-lagi keyakinan dan kesunggguhan membuat diri kita melakukannya secara berangsur-angsur.
Karena dengan kita mengikuti tahap demi tahap kebiasaan disiplin tersebut, insyaAllah segalanya akan diraih. [Sumber: Majalah Ummi/Edisi Ramadhan tahun 2011]
islampos mobile :
