Ketika Tangan Amerika Mengoyak Somalia (2)

Ketika Tangan Amerika Mengoyak Somalia (2)

tentara amerika somalia 1

MENURUT sebuah analisis militer dan politik di Timur Tengah, campur tangan AS dan Ethiopia di Somalia, mempunyai dua tujuan yang strategis. Pertama, bagi Ethiopia kemenangan Menurut analis itu, Uni Syariah di Somalia akan menciptakan ancaman baru bagi Ethiopia. Terutama, Uni Syariah ini ditandai sebagai kekuatan fundamentalis yang akan mengancam wilayah tetangganya.

Di mana sebagian mayoritas penduduk seperti di Ethiopia adalah penganut animis dan Kristen. Presiden Ethiopia Melles Genawi menuduh kemenangan kelompok Uni Syariah akan membayakan stabilitas politik dan keamanan di wilayah Tanduk Afrika dan Negara-negara tetangganya. Apalagi, antara Ethiopia dan Somalia telah lama terlibat konflik memperebutkan sebuah wilayah Ogaden, yang berpenduduk l.5 jiwa, yang mestinya masuk ke wilayah Somalia. Kekawatiran Addis Ababa dengan kemenangan Uni Syariah ini akan memperluas konflik dengan Ethiopia untuk memperebutkan kembali Ogaden.

Sementara itu, bagi Amerika kemenangan Uni Syariah itu dapat menyebarkan ancaman baru di Tanduk Afrika, yaitu munculnya kekuatan teroris yang memperluas tantangan baru, khususnya bagi kepentingan Amerika di Afrika. Peristiwa pemboman yang terjadi ibukota Kenya, Nairobi, sampai hari ini belum diketahui, siapa yang menjadi dalang pemboman di hotel milik pengusaha Yahudi, yang banyak menewaskan orang Yahudi dan warga Amerika.

Langkah yang dilakukan Amerika ini sudah berulangkali untuk menghancurkan kekuatan Islam yang muncul di Somalia. Namun, Amerika mengalami kegagalan demi kegagalan. Sehingga, kemenangan kelompok Uni Syariah ini, sesunggunya merupakan refleksi keinginan rakyat Somalia untuk hidup dalam iklim politik baru, yang berada di bawah naungan Islam.

Dengan dukungan Amerika pemerintahan boneka yang dipimpin Presiden Abdullah Yusuf dan PM. Ali Mohamad Gedi, kembali menguasai Somalia. Namun, para pengamat masih sangat skeptis akan efektifnya pemerintahan dukungan Amerika ini. Karena, tak lama sesudah pasukan Ethiopia dan pasukan pemerintah Somalia, berhasil menguasai ibukota Mogadishu, muncul gerakan rakyat di wilayah ibukota, yang menolak kembali pemerintahan boneka Amerika serta pasukan Ethiopia.

Kini, berlangsung aksi demonstrasi di jalan-jalan ibukota Somalia, Mogadishu. Namun, pemerintahan PM.Ali Gedi telah menetapkan Somalia dalam keadaan darurat, dan melarang semua bentuk kegiatan demonstrasi. Bahkan, pemerintahan mengancam siapa saja yang melakukan aksi demonstrasi dan tidak mengindahkan larangan, maka akan ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara.

Pemerintah Ali Gedi mengumumkan amnesty kepada semua kelompok yang menentang pemerintah, dan mengumumkan memberikan pengampunan (grasi). Di bagian lain, pemerintah juga meminta agar segera kelompok-kelompok pemberontak menyerahkan senjata mereka. Kini pemerintah Somalia bersama pasukan Ethiopia telah resmi menguasai ibukota Somalia, Mogadishu, dan semua tempat strategis telah dijaga oleh tentara pemerintah dan Ethiopia. Dengan demikian, situasi di Mogadishu sementara ini, masih tetap tenang, meskipun terdapat aksi-aksi demonstrasi yang menentang kedatangan tentara Ethiopa yang sekarang nampak di jalan-jalan.

Pemerintah Amerika melalui Presiden Bush telah memerintahkan CIA bekerjasama dengan pasukan Ethiopia mengejar kelompok Uni Syariah yang lari mendekati wilayah perbatasan Kenya. Pasukan pemerintah dengan dukungan peralatan militer dari Ethiopia dan Amerika terus melakukan perburuan terhadap kelompok Uni Syariah, yang sekarang menurut informasi berada di kota perbatasan dengan Kenya, Kismayo.

Dengan menggunakan pesawat tempur dan helicopter, pihak pemeritah dan pasukan Ethiopia terus melakukan penyerangan terhadap posisi-posisi para pejuang Uni Syariah, yang menurut informasi masih bertahan di Kismyo.

Isu mengenai Uni Syariah sebuah gerakan fundamentalis dan mempunyai kaitan dengan al-Qaedah, mendorong Ethiopia melakukan langkah pembersihan dengan militer. Sebab, AS tidak ingin Somalia menjadi tempat seperti di Afghanistan, yang menjadi tempat persemaian lahirnya kelompok fundamentalis dan al-Qaedah, yang akan menjadi ancaman yang membahayakan bagi stabilitas keamanan yang bersifat menyeluruh. Somalia yang memiliki posisi sangat strategis yang berada di Tanduk Afrika dengan wilayah yang sangat luas, jika dibiarkan kelompok Gerakan Islam berkuasa, dan menciptakan jaringan politik dan militer di kawasan kering ini, pasti membahayakan bagi kepentingan AS.

Maka, sejak dini Amerika telah melakukan pencegahan, agar tidak muncul kekuatan Islam sebagai sebagai ‘entitas’ politik yang kuat dan kokoh.

BERSAMBUNG

Sumber: Majalah SAKSI, Jakarta, Edisi Januari 2006

islampos mobile :

Redaktur: Saad Saefullah