Oleh: Ridwan Hd.
TAHUN 1905 Agus Salim nampak kesal dengan orang tuanya. Ia kesal lantaran orang tua memaksa agar mau menerima tawaran bekerja di Jeddah. Agus Salim bersikeras menolak tawaran itu. Konflik pun terjadi. Orang tuanya, terutama sang ibu yang bernama Siti Zainab, ingin sang anak menerima pekerjaan itu agar bisa bertemu sang paman yang juga seorang ulama besar di Makkah, yaitu Syeikh Ahmad Khatib.
Sejak meninggalkan rumah menuju Batavia untuk menempuh pendidikan HBS (Hogere Burgerschool-setingkat SMA), Agus Salim sudah lepas pengawasan. Setelah lulus HBS, sang ibu tak melihat lagi anaknya menjalankan ibadah dalam Agama Islam. Inilah yang menjadi kecemasannya.
Mengetahui Agus Salim mendapat tawaran bekerja sebagai penterjemah kantor konsulat Belanda di Jeddah menjadi obat cemasnya. Berharap, sang paman dapat membimbingan pemahaman agama Agus Salim. Tapi, Agus Salim tak suka dengan tawaran ini. Ia tetap ingin fokus mengejar cita-citanya mendapat beasiswa pendidikan dokter di universitas yang ada di negeri Belanda.
Dalam catatan Kustiniyati Mochtar yang berjudul Agus Salim Manusia Bebas di buku Seratus Tahun Agus Salim, diceritakan bahwa Agus Salim pernah jauh dari Islam. Selama lima tahun menempuh pendidikan di HBS, Agus Salim merasa tak dapat berpegang pada suatu agama secara sungguh-sungguh. Pendidikan ilmu pengetahuan saat itu menjauhkan anak didik dari agama. Agus Salim sempat menjadi agnostik. Ia tak percaya pada agama satu pun, apalagi hal-hal yang tidak diterima secara akal.
Di depan para Mahasiswa Cornell University sebagai dosen tamu tahun 1953, Agus Salim berkisah, âKetika saya berumur 13 tahun, saya dikirim sekolah di Jakarta. Ketika itu saya telah menyelesaikan bagian pertama pendidikan agama sebagai orang Melayu dan Islam. Maka saya mulai sekolah sesuai aturan Barat. Saya mulai sekolah rendah Belanda pada usia tujuh tahun; boleh dikata ketika itu termasuk kelinci percobaan pertama orang-orang bumiputera yang diberi pendidikan Barat.â
Agus Salim lahir di Kota Gedang, Sumatera Barat, tahun 1884. Ia adalah anak seorang Jaksa tinggi di Pengadilan negeri Riau yang bernama Sutan Mohammad Salim. Karena kedudukan sang Ayah yang tinggi inilah ia mendapat kesempatan sekolah di Europeese Lagere School (ELS) yang biasanya hanya menerima anak-anak keturunan Eropa saja.
Selama bersekolah, Agus Salim menujukkan kecerdasannya. Seorang guru bernama Brouwer sampai meminta kepada ayah Agus Salim agar sang anak tinggal bersamanya. Guru itu ingin memberikan bimbingan langsung sambil memberikan gizi yang cukup bagi pertumbuhan. Ayah Agus Salim memenuhi permintaan itu, tapi hanya sampai waktu makan malam saja dan tidur tetap di rumah. Sang ayah tetap ingin bisa menjaga pertumbuhan Agus Salim kecil.
Lulus dari ELS, Agus Salim dikirim sang ayah ke Batavia untuk melanjutkan pendidikan ke Hogere Burgerschool (HBS). Sebuah sekolah yang jarang ditemui anak pribumi. Agus Salim tinggal in de kost pada keluarga Belanda. Selama sekolah di HBS inilah lagi-lagi Agus Salim mengesankan para gurunya. Hampir semua bidang pelajaran menonjol. Tahun 1903 ia menjadi lulusan terbaik siswa HBS se-Hindia Belanda.
Sebagai lulusan terbaik, Agus Salim berharap bisa mendapatkan beasiswa kuliah di Belanda dengan mengambil jurusan kedokteran. Menjadi dokter adalah cita-citanya. Sayang, saat itu kebijakan pemerintah kolonial masih belum bisa menempatkan warga pribumi mendapat pendidikan setingkat universitas.
Agus Salim tak patah semangat. Ayahnya sampai mengusahakan agar Agus Salim bisa mendapatkan kedudukan status kewarganegaraan yang sejajar dengan bangsa Eropa. Mengingat pada saat itu pemerintahan kolonial Hindia Belanda memberlakukan hukum strata kewarganegaraan. Orang Eropa berada di kelas satu, kelas dua adalah para timur asing. Sedangkan pribumi di kelas tiga. Status kewarganegaraanlah yang menjadi syarat utama agar bisa mendapat pendidikan setingkat Universitas. Atas usaha sang Ayah, status itu akhirnya juga didapat. Jarang-jarang warga pribumi apalagi muslim bisa mendapatkan status itu. Meski status sudah terpenuhi, tetap saja beasiswa tak kunjung turun.
BERSAMBUNG
islampos mobile :