7 Cara Tepat Mendidik Anak (2-Habis)

7 Cara Tepat Mendidik Anak (2-Habis)

anak ibu muslimah bicara

4. Keteladanan

Orang tua merupakan pribadi yang sering ditiru oleh anak-anaknya. Kalau prilaku orang tua baik, maka anaknya meniru hal-hal yang baik dan kalau prilaku orang tuanya buruk, maka anaknya meniru hal-hal yang buruk. Dengan demikian, memberikan keteladanan yang baik merupakan salah satu kiat yang harus diterapkan dalam upaya mendidik anak.

Kalau orang tua menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang shaleh, ini artinya yang lebih dulu shaleh adalah orang tuanya, sebab dari keshalehan mereka itulah anak-anak akan meniru, dan meniru itu sendiri merupakan gharizab (naluri) dari setiap orang, maka dalam islam pribadi Nabi Muhammad SAW merupakan panutan bagi ummatnya dan pribadinya menjadi standar pelaksanaan ajaran islam yang harus dilaksanakan oleh ummat. Hal ini dikemukakan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya: “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat,” (HR. Bukhari).

5. Latihan dan pengamatan

Anak yang s haleh bukanlah anak yang sekedar berdo’a untuk ampunan dan kesejahteraan kedua orang tuanya, tapi anak yang shaleh adalah anak yang berusaha secara maksimal melaksanakan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. Untuk bisa melaksanakan ajaran islam itulah seorang anak harus dilatih sejak kecil dalam praktik pelaksanaan ajaran islam, seperti puasa, shalat, berjilbab bagi yang puteri dan sebagainya.

Tanpa latihan dan pengamalan yang dibiasakan, akan sulit bagi seseorang melaksanakan ajaran islam, meskipun dia telah memahaminya. Dan berkaitan dengan orang tua harus menanamkan kebiasaan yang baik terhadap anak-anaknya dan melakukan pengontrolan agar sang anak tetap disiplin dalam melaksanakan ajaran islam.

6. Ibrah dan Mauizhah

Setiap sesuatu yang terjadi disekitar manusia pasti ada hikmahnya yang bisa diambil darinya, bahkan kejadian-kejadian yang lama berlalu. Karena itu, ibrah (mengambil pelajaran)dari sesuatu bisa dijadikan sebagai metode untuk mendidik anak.
Dari kisah-kisah sejarah, orang tua bisa mengambil pelajaran untuk anak-anaknya. Begitu pula dengan kejadian-kejadian yang actual, bahkan dari kehidupan makhluk Allah lainnya. Hal itu difirmankan Allah dalam surat An-Nahl ayat 66-67.

“Dan sesungguhya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kalian, kami memberi kalian minum dari apa yang ada di dalam perutnya (berupa) susu yang bersih dari antara kotoran dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya. “Dan dari sebuah kurma dan anggur, kalian buat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sesungguhnya yang demikian itu terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan.”

7. Taghib dan Tarhib

Taghib adalah janji-janji yang menyenangkan bila seseorang melakukan sesuatu yang baik, sedangkan Tarhib adalah ancaman yang mengerikan bagi orang yang melakukan keburukan. Di dalam islam Targhib dan Tarhib tidak sekedar itu, tapi yang lebih penting adalah dikaitkan dengan persoalan akhirat, yaitu dengan syurga dan neraka. Sehingga, sikap yang lahir dari sang anak melalui metode ini lebih kokoh karena memang berkaitan dengan iman kepada Allah dan hari akhir.

Dengan demikian, metode ini dimaksudkan untuk menggugah dan mendidik manusia agar memiliki perasaan Rabbaniyah, seperti khauf (takut kepada Allah), khusyu’ (merendahkan diri) dihadapkan Allah dan Rasul-Nya. Dari gambaran di atas mendidik anak agar menjadi anak yang shaleh memang memerlukan keseriusan dari semua pihak. []

Sumber: Disarikan oleh Nida Khairiyah

islampos mobile :

Redaktur: Saad Saefullah