Utopisme Kebebasan Pers

Utopisme Kebebasan Pers

kantor charlie hebdo

Oleh: Nurul Fitri Annisa, [email protected]

SEPERTI yang dilansir salah satu portal berita nasional, 12 kartunis di Prancis tewas diserang oleh 3 orang tak dikenal di kantor majalah Charlie Hebdo pada Rabu (7/1/2015) lalu.

Majalah yang terbit sejak 1970 ini memang dikenal kerap menerbitkan kartun-kartun satir yang oleh umat Muslim dianggap sebagai bentuk pelecehan atau serangan. Inspirasi nama Charlie Hebdo berasal dari dari tokoh kartun Amerika, Charlie Brown. Sejak awal majalah ini diterbitkan untuk ‘meledek’ selebriti, politisi, bahkan agama.

Salah satu bentuk pelecehan yang dilakukan majalah Charlie Hebdo ini adalah dengan membuat salah satu kartun yang menampilkan sebuah bom yang ditempatkan dalam sebuah surban Nabi Muhammad SAW. Tentu hal ini memicu protes di negara-negara Muslim. Namun, redaksi majalah ini selalu berkilah bahwa apa yang mereka lakukan adalah bagian dari kebebasan berekspresi.

Kebebasan ekspresi atau kebebasan pers yang selalu mereka jadikan alasan dalam berekspresi merupakan hak yang diberikan oleh konstitusional atau perlindungan hukum yang berkaitan dengan media dan bahan-bahan yang dipublikasikan seperti menyebar luaskan, pencetakan dan penerbitkan surat kabar, majalah, buku atau dalam material lainnya tanpa adanya campur tangan atau perlakuan sensor dari pemerintah. Dalam kebebasan pers orang bisa berbicara apa saja.

Dalam pandangan Islam, semua perbuatan dan perkataan terikat dengan ketentuan hukum Syara’(Syariat Islam), sehingga tidak ada yang namanya kebebasan pers. Halal-haram menjadi tolak ukur dalam menentukan setiap perbuatan dan perkataan kita, apakah hal tersebut dibolehkan atau dilarang oleh syariat Islam.

Dengan adanya kebebasan pers hanya akan membuat sebagian pihak dengan mudahnya melecehkan agama lain, seperti yang terjadi pada kasus majalah Charlie Hebdo. Semestinya pemerintahlah yang mempunyai peran untuk mengawasi semua media dalam menyebarkan berita, sehingga tidak akan terulang kasus serupa.

islampos mobile :

Redaktur: Eva