Jemput Bidadarimu!

Jemput Bidadarimu!

Persiapan-Wanita-Muslimah-Sebelum-Menikah

KITA sudah tahu kan bahwa jodoh, mati, rezeki itu sudah ada dan terjamin. Namun, seperti apa sih kita menjemputnya? Dengan cara apa kita mendapatkannya? Kalau misalnya nih jodoh kita itu nilainya 8 dan kita sendiri nilainya baru 6 kira-kira bakalan ketemu gak? Pastinya tidak kan. Tidak akan pernah ketemu wong dia nilainya lebih besar daripada kita. Yang baik kan untuk yang baik lagi, yang keji untuk yang keji lagi. Kira-kira begitu. (Lihat: QS. 24: 26).

Oleh karena itu, ketika kita ingin mendapatkan jodoh jangan terlalu sibuk dan fokus untuk masalah materi, weedingnya, namun fokus saja pada memperbaiki diri. Suatu saat kita akan dipertemukan dengan jodoh kita. Jadi, ketika kita terus memperbaiki diri untuk mencapai nila 8, insya Allah jodohnya juga nilainya 8, sebab pasangan kita itu biasanya cerminan dari diri kita. Kalau kita baik pastinya jodoh kita baik dan sebaliknya. Paham kan?

Allah itu sejatinya sayang kepada kita, agar kita memperbaiki diri dan juga agar dapat yang terbaik juga. Bagi siapa saja yang belum dapat jodoh, Allah memberi kesempatan untuk terus berkembang dan menjadi yang terbaik lagi. Berpikir positif saja, nanti Allah kasih kok.

Semua ini berlaku pada kehidupan kita sehari-hari. Kalaukita ingin mengetahui seperti apa kita, gampang saja. Tinggal lihat lingkungan, teman, nah itulah cerminan diri kita. Kalau temannya pada baik, berarti kita pun bisa dikatakan baik, begitu pun sebaliknya. Jadi, semua itu tergantung diri kita sendiri.

Saya setuju dengan pernyataan Bambang Taruno yang diceritakan di buku “7 Keajaiban Rezeki”. Banyak orang yang menunda menikah hanya alasan tidak punya uang, belum punya pekerjaan tetap dan sebagainya, padahal semakin tambah umur makin banyak pertimbangan. Yang terpenting itu niatnya luruskan saja karena Allah karena Dia pasti mencukupkan rezeki kita.

Barangkali sebagian orang tidak sependapat dengan semua pernyataan ini. Namun pada faktanya, saya memerhatikan keajaiban orang yang sudah menikah. Meskipun penghasilannya kecil, namun cukup. Coba kita lihat deh, saudara-saudara kita yang sudah menikah, apakah sengsara? Apakah dengan menikah juga jadi berkurang reezekinya? Saya sangat yakin, tidak demikian.

Baiklah, saya sampaikan fakta. Kakak sepupu saya yang sudah menikah setahun lalu, sekarang dia sudah dikarniai seorang anak. Kakak saya itu kerja menjadi seorang guru tenaga honorer yang gajinya bisa dibilang tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari, namun aneh bin ajaib, setelah ia menikah ternyata bisa menutupi kebutuhannya, bisa menutupi semua keperluannya. Padahal, secara logika gajinya yang pas-pasan tidak mungkin cukup untuk memenuhi kebutuhan istri dan anaknya. Menakjubkan lagi, dia sekarang mempunyai motor bagus yang angsurannya itu hampir mendekati satu juta per bulan, belum ditambah bayinya yang harus diberikan susu formula, belum untuk kehidupan sehari-harinya. Coba bayangkan berapa pengeluarannya sehari, sebulan? Pasti sangat besar kan? Dan semuanya ternyata Allah yang menjamin dan bertanggung jawab atas rezekinya, Allah cukupkan dan tidak membuat dia merasakan sengsara setekah menikah, dan itu benar-benar janji Allah. Subhanallah.

Sumber: https://www.islampos.com/jemput-bidadarimu-155982/