Oleh: Savitry âIchaâ Chairunnisa, Muslimah tinggal di Norwegia
ALKISAH di negeri Antah Berantah, tersebutlah dua orang pangeran gagah nan tampan bernama Ernest dan Gallant. Kedua pangeran ini pergi berjuang untuk menyelamatkan seorang putri. Namun apa yang terjadi? Alih-alih menyelamatkan sang putri, kedua pangeran ini malah saling jatuh cinta. Dongeng pun ditutup dengan pernikahan kedua pangeran yang diberkati di gereja. Mereka hidup bahagia selamanya.
Kabarnya film berjudul âThe Princesâ ini akan dirilis musim gugur 2015 (dengan catatan: film dengan muatan kontroversial ini bisa lolos sensor di Indonesia). Kalau terlalu lama menanti filmnya, bisa disimak di buku berjudul âThe Princes and The Treasureâ besutan penulis Amerika Serikat, Jeffrey A. Miles. Film âThe Princesâ diangkat dari buku ini. Silakan dicari di google, Amazon.com dan sumber lainnya.
Mengapa Disney mengambil langkah seberani (atau senekad) itu? Sebetulnya bukan hal baru. Perusahaan raksasa ini memang sudah lama mengampanyekan hak-hak âminoritasâ para gay, lesbian, biseksual dan transeksual (LGBT), baik melalui berbagai kebijakan perusahaan, dukungan terhadap organisasi LGBT internasional, bahkan melalui selipan pesan di beberapa film mereka, yang notabene adalah film-film keluarga.
Siapa sangka dalam film sesukses âFrozenâ terkandung pesan rahasia bahwa Putri Elsa adalah seorang lesbian? Mungkin banyak yang tak sadar, banyak yang tak tahu. Metafora bahwa sang putri bersembunyi di istana es, bahkan lagu yang kini jadi legenda, âLet It Goâ, merupakan deklarasi âcoming out of the closetâ sang putri tentang orientasi seksualnya. Silakan disimak kembali filmnya.
***
Kalau yang ini pengalaman pribadi. Beberapa waktu lalu saya berkunjung ke perpustakaan kota. Di lantai dua yang merupakan bagian khusus anak dan remaja, mata saya tertumbuk pada satu buku yang dipajang di tempat buku baru. Judulnya âFars Nye Venâ. Terjemahan Bahasa Indonesianya: Teman Baru Ayah. Buku yang ditulis dalam bahasa Denmark ini merupakan terjemahan dari versi aslinya yang terbit pertamakali diâ"lagi-lagiâ"Amerika Serikat.
Sampul depan buku ini tampak polos dan normal. Ilustrasinya seorang petugas pasar malam sedang menerangkan sesuatu pada seorang anak yang datang bersama dua orang lelaki dewasa. Bacalah isinya, baru bisa tahu bahwa dua orang dewasa itu adalah ayah si anak dan pasangan gay si ayah. Garis besar ceritanya, orangtua si anak (ayah ibu) bercerai. Kemudian si anak tinggal bersama ayahnya. Si anak sedih dengan perceraian orangtuanya. Kemudian datanglah âteman baru Ayahâ, yang baik hati, suka mengajak jalan-jalan, memancing, dan menghibur si anak. Teman baru ini tinggal bersama mereka, dan tidur bersama si Ayah. Si anak bingung, tapi ia mulai bisa merasakan kebahagiaan karena kerukunan dan kedamaian âorangtuaâ barunya. Si Ibu pun ikut menjelaskan bahwa cinta sesama jenis sama saja dengan cinta lain, yang nilainya universal. Bisa dirasakan oleh siapa saja. Yang penting cinta itu bisa membawa kebahagiaan.
Sumber: http://www.islampos.com/orang-orang-bebal-the-princes-disney-dan-lgbt-149746/