WAKIL Ketua MUI Pusat, KH Maâruf Amin, menyayangkan lolosnya ulama Syiah asa Iran ceramah di Masjid Istiqlal. Sikap MUI, lanjutnya, jelas memandang syiah sebagai aliran yang menyimpang.
âKalau ulama Syiah berceramah di Masjid Istiqlal, ia dapat menyampaikan ajarannya, menimbulkan pro kontra dan pertentangan,â tegasnya kepada Islampos, lewat sambungan telepon, Jumâat (28/11).
Menurutnya, sebaiknya ceramah di Masjid Istiqlal diisi oleh satu model saja, yakni ahlussunnah wal jamaah. Sedangkan memberikan izin tokoh Syiah berceramah, hanya akan membuat aliran lainnya melakukan hal serupa.
âKalau Syiah diizinkan, aliran lain akan minta ceramah dan masjid istiqlal menjadi gaduh,â terangnya. MUI sendiri sudah mengeluarkan buku Mewaspadai Penyimpangan Syiah pada tahun 2013.
Sebelumnya, Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal, H Mubarak menegaskan, ceramah tokoh Syiah di Istiqlal datang atas permintaan Sekolah Tinggi Filsafat Islam Sadra. âCeramah ini inisiatif mereka,â ujarnya kepada Islampos.
Sekolah Tinggi Filsafat Islam Sadra sendiri didirikan pada tahun 2012 di Jakarta Selatan. Saat didirikan ketua Prodi dipegang tokoh-tokoh Syiah antara lain Dr Umar Shahab, MA dan Dr. Haidar Bagir MA.
Beberapa pengajar dalam sekolah tinggi filsafat ini adalah lulusan Iran. Di antaranya, Dr. Khalid Walid, alumnus dari Qom dengan desertasinya âPandangan Eskatologi Mulla Shadraâ. Walid juga Wakil Ketua Yayasan Hikmat Al-Mustofa Jakarta. Kini Walid dipercaya sebagai Ketua STFI Sadra. Pengajar lain juga ada Abdullah Beik, MA, lulusan Qom tahun 1991 dan Dr. Muhsin Labib.
Sampai berita ini diturunkan, pihak Sekolah Tinggi Filsafat islam Sadra yang disebut sebagai inisiator ceramah, belum memberikan keterangan. Islampos sudah berusaha menghubungi, tapi pihak kampus masih enggan berkomentar. [andi/islampos]
Redaktur: RayhanSumber: http://www.islampos.com/mui-jika-syiah-diizinkan-ceramah-di-istiqlal-aliran-lain-minta-ikut-148949/