Mengapa Calon Polwan Mesti Test Keperawanan? (2-Habis)

Mengapa Calon Polwan Mesti Test Keperawanan? (2-Habis)

Opini

Mengapa Calon Polwan Mesti Test Keperawanan? (2-Habis)

Jumat 5 Safar 1436 / 28 November 2014 22:20

polwan berjilbab Mengapa Calon Polwan Mesti Test Keperawanan? (2 Habis)

Oleh: Lilis Holisah, Pendidik Generasi di HSG SD Khoiru Ummah Ma’had al-Abqary Serang â€" Banten

KONTEN pornografi pun merebak bak jamur di musim penghujan. Bagi yang penasaran dengan hal tersebut, saat ini dimudahkan dengan kecanggihan teknologi untuk mengaksesnya. Negara tidak melakukan proteksi terhadap warganya dari pornografi. Alhasil kehidupan bebas menjadi hal yang biasa. Keperawanan menjadi tidak berharga di alam demokrasi, diobral secara murah.

Perempuan dijadikan layaknya barang komoditi yang bisa menghasilkan keuntungan materi. Lantas bagaimana bisa demokrasi memuliakan dan menjaga kehormatan perempuan? Pengaturan kehidupan dalam alam demokrasi bukan disandarkan kepada asas penghambaan dan penyerahan diri secara total kepada Sang Pencipta (ibadah), namun lebih kepada pemuasan hasrat duniawi demi kebahagiaan jasadiyah yang sesaat.

Islam Solusi Kemuliaan Perempuan

Islam memandang bahwa perempuan adalah kehormatan yang harus dijaga. Penjagaan terhadap kehormatan perempuan dilakukan karena ia adalah perintah Sang Pencipta alam semesta, manusia dan kehidupan. Hal-hal yang bisa merusak kehormatan perempuan akan dieliminir secara optimal. Tuduhan keji terhadap perempuan baik-baik akan dihukum berat. Termasuk juga pelecehan seksual yang merusak kehormatan perempuan seperti tes keperawanan calon anggota polwan. Tidak masuk akal dan tidak ada korelasinya antara tes keperawanan dengan tugas menjadi anggota polwan.

Penjagaan terhadap kehormataan perempuan juga dilakukan dengan mengeliminasi hal-hal yang bisa merangsang syahwat, seperti konten pornografi. Kebanyakan pelecehan seksual seperti perkosaan dikarenakan adanya rangsangan yang diakses dari media-media yang menyajikan konten kepornoan. Islam pun memerintahkan kaum perempuan untuk menjaga auratnya sehingga tidak menjadi fitnah dan menjadi kambing hitam munculnya syahwat laki-laki.

Kehidupan perempuan juga terpisah dari laki-laki kecuali ada keperluan yang diijinkan secara syar’i, misalnya kebolehan berinteraksi dalam hal jual beli/perdagangan, pendidikan, kesehatan. Bukan kehidupan yang campur baur antara laki-laki dan perempuan tanpa ada batas-batasnya. Kehidupan seperti ini akan menjaga kemuliaan perempuan. Kehidupan campur baur seperti saat ini mengakibatkan kehancuran keluarga, karena kehidupan campur baur membuat manusia bebas berinteraksi sehingga terjadilah aoa yang disebut dengan perelingkuhan. Dari sinilah angka perceraian meningkat, anak-anak menjadi korban.

Untuk mewujudkan kehidupan yang tentram dan harmonis dibutuhkan satu sistem yang sesuai dengan fitrah manusia dan menentramkan jiwa. Sistem tersebut pastilah sistem yang berasal dari Pencipta manusia, karena hanya Dia yang mengetahui yang terbaik bagi manusia dan mengetahui kebutuhan manusia. Sistem Islam akan mewujudkan tatanan kehidupan yang tentram dan harmonis. Namun penerqpan sistem Islam ini membutuhkan negara, negara yang dimaksud adalah negara Khilafah Islamiyah. Insya Allah tegaknya Islam dalam bingkai negara Khilafah tidak akan lama lagi. Wa Allahu ‘alam. []

HABIS

Redaktur: Saad Saefullah

« Mengapa Calon Polwan Mesti Test Keperawanan? (1)



Sumber: http://www.islampos.com/mengapa-calon-polwan-mesti-test-keperawanan-2-habis-148879/