Oleh: Umma Azura
CEMBURU, bertengkar lalu menembak pacarnya dan menjadi seorang buronan. Itu inti lagu Man Down milik Rihanna.
Bagaimana menurut Anda lagu itu? Hanya sebuah lagu? Meski hanya sebuah lagu, liriknya âmenyeramkanâ. Di luar itu, sosok kontroversi Rihanna sendiri cukuplah melengkapi âkengerianâ lagu tersebut.
Sekarang, mari berpikir sejenak! Seorang muslimah berhijab tanpa merasa berdosa menyanyikan lagu-lagu yang sangat jauh dari syiar Islam di hadapan seluruh umat Islam di tanah air. Salah satunya lagu Man Down itu.
Apa yang ada di kepala kita? :
1. Hijab tak menghalangi wanita berkarir
2. Kesenian milik semua orang
3. Seorang muslimah sah-sah saja melakukan apapun, meski hal itu jauh dari norma-norma Islam.
4. Islam tidak selalu soal syariat
Kemarin, sebuah ajang pencarian bakat kembali menghasilkan seorang juara muslimah berhijab. Otomatis, sosoknya berubah menjadi public figure, yang secara tak langsung memberi gambaran pada masyarakat awam, seperti itulah Islam.
Menjadi juara sama sama dengan punya banyak pendukung. Perlahan opini masyarakat Indonesia digiring : si penyanyi jilbaber inilah tolok ukur muslimah Indonesia.
Maka, dimulailah perang ideologi. Dengan jilbabnya, sosok idola menjadi kesayangan. Penampilannya menjadi inspirasi para jilbaber untuk tampil. Tak perlu lagi bersembunyi di balik hijabnya. Tak perlu malu menunjukkan seorang jilbaber mampu tampil memakau di hadapan banyak pasang mata.
Muslimah-muslimah berjilbab kemudian mulai menirunya step by step. Membebek dari model jilbab dan pakaian hingga semua yang dilakukan sang idola tercinta.
Apa syiar yang akhirnya sampai pada masyarakat? Islam itu bebas. Tak ada bedanya dengan agama kuffar.
Jaman ini, orang kafir memilih cara yang âcantikâ memerangi kita. Tak ada ayunan pedang. Tak terasa namun mematikan. Mereka memerangi kita dengan perusakan akidah.
Slowly but sure!
Ajang pencarian bakat, berhasil menjauhkan pemuda-pemudi muslim dari menerapkan syariat Islam dalam kesehariannya. Semakin hari pikiran kita semakin liberal. Jilbab bukan halangan untuk melakukan apapun : pacaran ataukah perbuatan dosa lainnya.
Akhirnya, tanpa sadar kaum muda muslim berIslam hanya sekadar status saja. Hati dan kelakuan berkiblat pada kaum kuffar.
Bukankah itu harapan mereka?
Allah Taâala berfirman :
ÙÙÙÙÙ ØªÙØ±Ù'ضÙ٠عÙÙÙ٠اÙÙ'ÙÙÙÙÙØ¯Ù ÙÙÙØ§Ù اÙÙÙ'ÙØµÙارÙÙ ØÙتÙ'ÙÙ ØªÙØªÙ'ÙØ¨Ùع٠٠ÙÙÙ'ÙØªÙÙÙÙ Ù' ⦠(Ø§ÙØ¨Ùرة: ١٢٠)
âOrang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. â¦â (QS Al-Baqarah [2]: 120). []
Redaktur: Saad SaefullahSumber: http://www.islampos.com/kontestan-jilbaber-mengubah-makna-hijab-jadi-abu-abu-153390/